Menciptakan Budaya Disiplin saat Mudik

Perayaan Hari Raya Idulfitri memiliki makna holisme yang identik dengan mudik bagi masyarakat Indonesia. Mudik bukan sekadar pulang ke kampung halaman. Tetapi memiliki makna yang luas, yakni mengunjungi keluarga, sahabat, hingga berziarah.

Disebut memiliki makna holisme lantaran dampak dari mudik cukup kompleks. Yakni menciptakan distribusi uang di daerah guna mendorong perekonomian. Mudik kerap dibarengi dengan bagi-bagi angpao, belanja oleh-oleh, hingga berwisata untuk mengisi hari libur. Ini efek perekonomian di daerah.

Pada dasarnya mudik bisa dilakukan bersama keluarga atau sendirian. Pemandangan yang lazim terpantau adalah mudik membawa barang bawaan yang bisa mereduksi aspek kenyamanan dan keselamatan. Masalah ini kerap dilakukan pemudik motor maupun mobil.

Tahun ini Presiden Joko Widodo telah melonggarkan aturan mudik. Yakni mewajibkan pemudik sudah menerima vaksin booster. Minimal vaksin dua kali, sebagai upaya menekan penyebaran virus corona yang mulai melandai. Kelonggaran ini diberikan setelah dua tahun bergelut dengan virus Sars-Cov-2 yang melumpuhkan semua aspek kehidupan.

Tapi itu belum cukup aman untuk mudik. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat mengendarai kendaraan. Potensi bahaya dan risiko bisa mengancam siapa saja dan di mana saja. Pendek kata, kecelakaan menjadi momok legendaris selama perjalanan. Dengan kata lain, mudik berpotensi menimbulkan kecelakaan.

Kepolisian RI telah menerbitkan data kecelakaan pada arus mudik tahun 2019 yang mencapai 336 kejadian. Angka itu turun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 831 kejadian. Sedangkan korban meninggal pada 2019 tercatat 74 jiwa, sementara tahun sebelumnya 178.

Adapun kecelakaan lalu lintas pada tahun 2020 tercatat 566 kasus, setahun kemudian menjadi 1.291. Polri juga menindak pelanggar lalu lintas sebanyak 113.088 pata tahun 2020, sedangkan pada tahun berikutnya sebanyak 149.353.

Dalam dunia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dikenal dua jenis penyebab kecelakaan kerja, yakni tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition).

Kondisi tidak aman menyangkut perilaku manusianya. Bisa disebabkan pengendara yang ceroboh, ngebut, dan umumnya melanggar rambu lalu lintas. Adapun kondisi tidak aman bisa disebabkan fasilitas jalan dan rambu lalu lintas yang tidak memadai, serta kendaraan yang digunakan tidak berfungsi dengan baik.

Sebut saja kelengkapan kendaraan tidak standar. Masalah ini bisa disebabkan rem blong, lampu mati, dan persoalan ban yang tidak optimal, sehingga menyebabkan kecelakaan. Masalah lain bisa disebabkan dukungan infrastruktur yang minim, seperti jalan berlubang, rusak, tidak dilengkapi rambu-rambu, dan masalah lain.

Kecelakaan di jalan raya tidak hanya dipicu kelalaian pengendara. Bisa saja akibat kelalaian orang lain. Sebetulnya kecelakaan bisa dihindari dengan menerapkan budaya disiplin. Ini faktor penting yang harus dimulai dari diri sendiri untuk berperilaku aman di jalan raya. Harapannya sama-sama menghindari kecelakaan saat mudik.

Banyak jenis transportasi yang bisa dipilih saat mudik. Misalnya mobil atau sepeda motor. Bisa juga transportasi umum seperti kereta api, bus, kapal atau pesawat. Dalam memilih transportasi perlu menyesuaikan dengan ketersediaan dan kebutuhan. Pastinya tidak meninggalkan keamanan dan kenyamanan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil persiapkan diri dengan baik.

Catatan penting bagi driver atau pengemudi wajib mengetahui kondisi kesehatan fisik. Pengemudi wajib mengonsumsi makanan bergizi, perbanyak unsur karbohidrat dan protein sebagai sumber tenaga. Bila perlu cek kesehatan ke puskesmas atau klinik. Hal yang tidak kalah penting adalah beristirahat dengan cukup sebelum mudik.

Apabila membawa barang bawaan, tempatkanlah sesuai dengan posisi dan tidak melebihi kapasitas. Membawa barang bawaan berlebihan tidak hanya memberi dampak pada kenyamanan dan keselamatan saat mudik. Namun juga memberi risiko terjadinya kecelakaan.

Menata barang bawaan dengan baik sangat penting agar tidak mengganggu selama berkendara. Pastikan pula ikatan barang bawaan sudah rapat, agar tidak ada barang yang terjatuh selama perjalanan. Pastikan pula posisi barang bawaan di dalam mobil tidak mengganggu sudut pandang pengemudi.

Kondisi dan perlengkapan kendaraan harus dipastikan dalam kondisi yang sesuai. Periksalah seluruh fisik kendaraan yang meliputi ban, rem, lampu, stang, kaca spion, dan lainnya.

Pastikan tekanan angin ban dan fisiknya masih laik jalan. Demikian juga dengan kondisi rem masih berfungsi dengan normal. Bila diperlukan, bawalah kendaraan ke bengkel sebelum digunakan mudik.

Untuk penerangan, pastikan lampu sign, lampu depan, dan lampu rem masih berfungsi. Juga perlu memastikan fungsi stang masih layak. Begitu juga dengan kedua kaca spion harus berada pada posisi yang benar, agar mendapatkan view yang luas.

Terakhir pakailah alat pelindung diri (APD) seperti helm, sarung tangan, jaket, sepatu, termasuk jas hujan. Lengkapi pula dengan beberapa surat penting, seperti STNK dan SIM.

Seperti roda dua, roda empat juga hampir sama dalam hal administrasi. SIM dan STNK wajib dibawa. Adapun hal-hal yang diperhatikan sebelum mudik meliputi kondisi sabuk pengaman harus tersedia dan layak digunakan.
Tak kalah penting adalah memastikan kondisi mesin mobil berfungsi dengan baik untuk menempuh perjalanan jauh. Kelengkapan lain seperti wiper dan sistem kelistrikan harus berfungsi normal.

Pastikan air accu, radiator, oli mesin dan minyak rem telah terisi. Tekanan angin ban harus dalam kondisi yang standar dan dalam keadaan baik. Masalah ban kerap menjadi salah satu pemicu kecelakaan paling besar.
Hal lain yang tak kalah penting adalah menyiapkan peralatan darurat, seperti ban cadangan, dongkrak, perkakas, segitiga pengaman, senter, APAR, perlengkapan P3K dan peralatan cadangan lainnya.

Dalam berlalu lintas, pengendara perlu memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu. Jangan memaksakan diri apabila telah merasakan lelah atau mengantuk. Akan lebih baik beristirahat di tempat aman atau rest area terdekat.

Masalah lain yang perlu diperhatikan di antaranya menjaga jarak aman antar-kendaraan. Begitu juga tidak mendahului kendaraan di tikungan atau tanjakan. Waspada dalam mengemudi saat hujan atau pada malam hari. Catatan penting adalah tidak menggunakan alat komunikasi saat mengemudikan kendaraan.

Di era digital seperti saat ini dimudahkan dalam melakukan pencarian. Manfaatkan teknologi untuk mencari bengkel melalui google map, di setiap jalan yang hendak dilalui, sebagai antisipasi apabila terjadi masalah pada kendaraan.

Selain peduli dan disiplin menjalankan keselamatan dalam berlalu lintas, sebaiknya kita juga ikut serta menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan di jalan selama mudik.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah kecelakaan lalu lintas tidak hanya terjadi karena kelalaian pengemudi. Kecelakaan bisa terjadi karena kecerobohan orang lain. Budaya disiplin menjadi faktor penting yang harus dimulai dari diri sendiri untuk berperilaku aman di jalan raya. Harapannya semua orang akan bertindak aman sehingga semua bisa terhindar dari kecelakaan di jalan raya.

Selamat Mudik !

Penulis : Edi Priyanto, Pengurus Asosiasi Ahli K3 (A2K3) Jawa Timur.

Tags: