Mendapati Air Limbah Berwarna Coklat, Tunggu Hasil Lab

Tim Patroli Air sedang memeriksa saluran air limbah yang keluar berwarna kecoklatan. Selanjutnya, dilakukan pengambilan sample uji lab dan menunggu hasil dari lab PJT.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Tim patroli air Jatim kembali melakukan sidak. Tim patroli yang dipimpin langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jatim ini menggunakan dua perahu motor milik Perum Jasa Tirta 1 (PJT I), Selasa (25/8/20).

Setelah melakukan evaluasi di halaman PJT I, tim patroli air langsung menyisir sepanjang sungai. Di outlet PT. Miwon di wilayah Driyorejo Gresik, tim patroli mendapati air limbah yang keluar berwarna kecoklatan.

Salah satu anggota tim patroli air dari lab PJT, Andi langsung mengambil sampling pada pukul 11.40 wib, tempat contoh uji air 35,8’c dengan pH=8,10. “Untuk bisa menjustifikasi (memberikan putusan/alasan) taat terhadap peraturan atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian lab dulu,” kata Bidang Analis Lingkungan Hidup DLH Provinsi Jatim, Anjarwati,.

Diakuinya, kondisi sungai saat ini masih terkategori lumayan bagus. Namun dijumpai di beberapa spot (area/tempat) seperti tumpukan sampah. ” Tetapi ini tidak terlalu berat. Air limbah itu beda dengan limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Air limbah punya aturan sendiri, B3 punya aturan sendiri,” ujarnya.

Dikatakannya, kalau air limbah pasti akan dikeluarkan oleh setiap kegiatan usaha yang menghasilkan limbah air limbah pasti keluar. “Jadi tidak mungkin, tidak keluar. Cuma masalahnya mereka punya kewajiban untuk mengolahnya terlebih dahulu sampai memenuhi baku mutu,” terangnya.

Sementara, Ketua LSM KLH (Konsorsium Lingkungan Hidup), Imam Rohani mengatakan hal yang sama. Pihaknya juga menunggu hasil dari laboratorium. “Kita tunggu nanti hasil uji labnya setelah Sebelas hari,” tandasnya.

Dikatakannya, banyaknya tumpukan sampah dibibir sungai semakin marak saja, dimasa pandemi ini banyak pihak terkonsentrasi melakukan perlawanan dengan covid 19. Misalkan saja, banyak bantuan sembako dikucurkan dan masyarakat bantaran yang menerima bungkusnya dibuang dibibir sungai, kemudian dibakar.

Untuk itu, dalam menjaga kelestarian sungai sangat dibutuhkan kesadaran peran serta dari masyarakat, agar banyak sampah disungai bisa dikendalikan. “Faktanya masih banyak sampah plastik, popok, bangkai hewan yang kita jumpai dalam inspeksi tadi. Disamping itu banyak Enceng gondok yang hampir menutupi permukaan sungai, serta sampah dan ranting pohon yang menyangkut dibawah jembatan karang pilang juga perlu kendalikan,” tandasnya. [rac]

Tags: