Menderita Hidrosefalus Bukan Halangan Hafal Alquran

Naqila Aufa Inasa bersama sang ibu. [wiwit agus pribadi]

Naqila Hafal Juz ke-30 Hanya dengan Mendengarkan Handphone
Probolinggo, Bhirawa
Selalu ada kelebihan dibalik sebuah kekurangan, itu yang dibuktikan seorang anak penderita hidrosefalus di Kabupaten Probolinggo. Kurang dari waktu tiga bulan Naqila Aufa Inasa (7), mampu menghafal Alquran Juz ke-30. Hebatnya, hafalan Alquran itu hanya dilakukan dengan mendengarkan murottal dari sebuah gawai
Naqila yang tinggal di rumah sederhana yang berlokasi di Desa Tandonsentul, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Putri semata wayang pasangan Tinasan (33) dan Sri Watini (34) ini mengisi waktu pagi dan sore hari dengan selalu mengikuti bacaan Alquran.
Selain bacaan Alquran, setiap nama surah pada juz ke-30 mampu dihafal Naqila dengan baik. Dengan kondisinya yang memiliki keterbatasannya itu, Naqila termasuk anak yang berbakat.
“Menghafalnya dari HP, saya downloadkan murottal Alquran itu. Biasanya (menghafal) pagi sama sore, kalau siang gitu dia sambil main HP. Saya pikir kalau sekolah formal kan sudah tak bisa, karena anaknya hafalannya bagus jadi mending menghafalkan Alquran agar jadi pedoman hidupnya nanti,” ungkap Sri Watini, ibu Naqila Aufa Inasa, Senin (27/9).
Bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo terhadap keluarga Naqila memang telah disalurkan. Sayangnya jaminan sosial kesehatan menjadi kendala keluarga ini, sebab keanggotaan BPJS Kesehatan Naqila terblokir lantaran orang tuanya tak sanggup membayar beban biaya bulanan.
Meski telah berupaya meminta perubahan status keanggotaan BPJS mandiri ke BPJS yang ditanggung pemerintah, namun upaya itu selalu gagal dengan alasan tidak dapat dialihkan, karena kondisi ini Naqila saat ini jarang melakukan terapi ke RS.
“BPJS sudah tak bisa digunakan lagi karena diblokir sebab saya sudah tak bisa bayar. Terapinya bayar kalau ada BPJS nya gitu gratis. Operasi pertama itu dari K3S (Dinsos), operasi kedua, ketiga, keempat dari BPJS mandiri itu,” terang Tinasan, ayah Naqila.
Pilihan memberikan perangkat gawai untuk mendengarkan bacaan Alquran bagi Naqila disarankan Pengasuh Ponpes Al-Haqiqy, Kiai Wildan Mahbubul Haq di mana Tinasan selalu mengabdikan dirinya untuk pesantren ini. Upaya ini untuk memberikan Naqila pendidikan agama dengan bacaan Alquran hingga kemampuannya itu akan berguna untuk Naqila di kemudian hari.
“Anaknya Sri Watini ini berkebutuhan khusus, saya perhatikan hafalannya kok luar biasa, apa yang didengar apa yang diobservasi selalu bisa dia ekspresikan lalu saya sarankan untuk digunakan kepada sesuatu yang positif,” jelasnya.
Keluarga Naqila berharap pemerintah Kabupaten Probolinggo memberikan akses layanan BPJS gratis yang ditanggung pemerintah, sehingga Naqila dapat terus melakukan terapi pengobatan untuk kesembuhannya. Selain itu biaya transportasi menuju RS terapi syaraf juga diharapkan ada relawan dan donatur yang dapat membantu.
“Dengan segala keterbatasannya, Naqila mampu menghafal Alquran Juz 30 dengan lancar tidak sampai tiga bulan. Hebatnya, hafalan Alquran itu hanya dilakukan dengan mendengarkan murottal dari sebuah gawai,” tutur sang kiai.
Tidak banyak yang dilakukan bocah seusianya, apalagi dengan keterbatasan seperti itu. Setiap pagi dan sore hari, bocah ini selalu diperdengarkan pengajian dari gawai orangtuanya. Selain bacaan Alquran, setiap nama surah pada juz ke-30 mampu dihafal Naqila dengan baik. Dengan kondisinya yang memiliki keterbatasan itu, Naqila termasuk anak yang berbakat.
Upaya ini untuk memberikan Naqila pendidikan agama dengan bacaan Alquran hingga kemampuannya itu akan berguna untuk Naqila di kemudian hari. ”Anaknya Sri Watini ini berkebutuhan khusus, saya perhatikan hafalannya kok luar biasa apa yang didengar apa yang diobservasi selalu bisa dia ekspresikan, lalu saya sarankan untuk digunakan kepada sesuatu yang positif,” paparnya. [wap]

Tags: