Mendesak Penambahan Personel Terlatih dan Alat Rescue

Suasana proses perbaikan rumah ambruk di Jl.Lesti serta penanaman pohon di kawasan Bumiaji

Kota Batu, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu tahun ini akan memperbanyak personel tanggap bencana yang terlatih. Termasuk melengkapi peralatan water rescue yang saat ini belum dimiliki. Hal ini sebagai tindak lanjut atas insiden meninggalnya seorang siswa SD yang tenggelam di sebuah coban Kota Batu.
Pengadaan kelengkapan rescue di Kota Batu ini memang sedikit unik. Karena sebagai daerah pegunungan, petugas siaga bencana ini membutuhkan alat selam dan kelengkapan water rescue yang lain.
“Alat selam dan water rescue ini kita butuhkan jika terjadi insiden ada korban tenggelam di coban dan hulu sungai yang ada di Kota Batu,”ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim, Minggu (13/1).
Diketahui, 11 Desember 2018 ada siswa SD dari Kota Malang yang terpeleset dan tenggelam di kawasan Coban Talun dan hulu sungainya. Dan korban baru ditemukan beberapa jam kemudian dalam kondisi sudah meninggal dunia. Diduga, dalamnya coban dan hulu sungai dimana airnya memiliki arus bawah yang deras, serta banyaknya bebatuan membuat badan korban tersangkut.
“Petugas dan warga yang menolong korban berusaha mencari korban dengan cara selulup (menyelam tanpa alat). Hal ini membuat proses pencarian tak bisa maksimal dan berlangsung lama,”jelas Rochim.
Dan kejadian ini menjadi pertimbangan bagi BPBD untuk mengadakan alat water rescue di tahun ini.
Selain itu, tahun ini BPBD Batu juga mulai fokus memberikan pelatihan kebencanaan bagi petugas eksternal atau masyarakat yang ingin menjadi relawan siaga bencana.
Hal ini selain untuk memperbanyak jumlah personel juga meningkatkan keahliannya dalam penanganan tanggap bencana.
Mereka akan diberikan edukasi penyelamatan saat terjadi bencana air seperti banjir dan korban tenggelam. Selain itu mereka juga dan diberikan bekal terkait vertical rescue yang merupakan bagian dari operasi SAR dengan Teknik Evakuasi. Relawan ini dididik untuk tangguh dalam memindahkan korban dan barang dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi yang lebih aman.
Untuk pelatihan ini, kata Rochim, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait lain seperti TNI/Polri, pengelola wisata dan relawan. Nantinya, akan ditegaskan tupoksi masing-masing relawan. Setelah itu ada pelatihan dan gladi desa dan gladi tempat wisata sehingga kemampuan petugas/ relawan bisa efektif sesuai skenario.
Selama ini, belum terlihat adanya safety briefing dilakukan di tempat wisata di Kota Batu. Dan idealnya, setiap tempat wisata memiliki satu tim Siaga Bencana yang beranggotakan 10 orang. “Tim ini harus memiliki kemampuan antisipasi bencana hingga upaya penanggulangannya termasuk pemberian safety brieffing kepada wisatawan,”pungkas Rochim.(nas)

Tags: