Mendidik Anak dengan Kesabaran

Fika-Andriyani---UNMUH-MLGOleh:
Fika Andriyani
Staf dan Pengajar di Laboratorium Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Malang
Disadari atau tidak oleh para pendidik maupun orang tua, bahwa anak didik akan mengalami beberapa tingkatan fase. Inilah yang dimaksud dengan masa peralihan dan persiapan anak didik untuk menjalani fase-fase mereka sesuai dengan kapasitas kemampuannya. Anak didik satu dengan lainnya memiliki fase berbeda baik gaya ataupun masa waktunya. Sehingga dengan adanya perbedaan inilah akan menuntut pendidik atau orang tua memperlakukan dan memperhatikan mereka dengan cara yang berbeda sesuai dengan kondisi anak didik sesungguhnya.
Untuk dapat mengantarkan anak didik pada fase tumbuh kembangnya, diperlukan banyak perhatian dari pendidik atau orang tua. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan diantaranya aspek fisik, intelegensi, jenis kelamin, bakat dan kesehatan. Sebagai pendidik atau orang tua perlu menyadari bahwa setiap anak didik mempunyai sifat bawaan fisik yang hampir tidak dapat diubah, juga hampir tidak dapat dipengaruhi oleh gizi atau lainnya seperti bentuk tubuh dan warna kulit. Kondisi yang terlihat secara fisik tiap anak berbeda, ada yang memang sudah terbentuk alami baik elok maupun yang kurang nyaman dipandang. Ada juga yang mengalami keadaan kurang normal sebab kurang gizi ataupun karena persoalan lingkungan seperti cacat akibat kecelakaan dan lain sebagainya. Penanganan terhadap anak didik yang mempunyai bentuk fisik normal dan elok tentunya akan terasa lebih mudah bagi sebagian pendidik.
Sebaliknya dalam mengahadapi keadaan fisik anak didik yang kurang elok namun dalam bentuk sempurna, maka upaya yang harus dilakukan pendidik adalah memberikan arahan kepada anak didik tentang keberagaman fisik setiap individu. Serta memberikan motivasi agar senantiasa bersyukur pada Allah atas segala pemberian-Nya melalui bentuk tubuh yang lebih indah dari pada lainya. Sehingga pembandingnnya bukan kepada yang lebih tinggi darinya tetapi melihat kepada yang lebih bawah dari anak tersebut. Sebab dikhawatirkan anak didik yang mempunyai bawaan sifat pemalu dari orang tuanya, ia akan semakin minder terhadap teman-temannyayang lain.
Aspek kedua yakni jenis kelamin. Jika diperhatikan hak dan kewajiban dalam menyelesaiakan aktivitas antara anak laki-laki dan perempuan sama. Namun jenis kelamin yang merupakan identitas bawaan ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak didik dalam segala aspek. Seperti kemampuan kognitif, berbahasa, memilih permainan, pakaian serta keterampilan.  Oleh karena itu, pendidik harus konsisten untuk mengarahkan anak didiknya dengan tetap mempertimbangkan berbagai kemampuan yang dimilikinya tanpa harus memperhatikan jenis kelamin. Sebab terkadang karena fanatik degan perbedaan jenis kelamin, maka anak perempuan terkesan dididik menjadi lemah dan tidak terlalu berkembang dari pada anak laki-laki.
Selain jenis kelamin, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat intelejensi anak didik atau kecerdasan. Kecerdasan merupakan salah satu bagian yang mempengaruhi perkembangan anak didik. Sedangkan kecerdasan sendiri dapat dipengaruhi oleh keturunan dan keadaan lingkungan. Sehingga sebagai pendidik hendaknya menyadari bahwa ada anak yang secara keturunan memang cerdas, kurang cerdas, dan bahkan ada yang bodoh sekali. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban pendidik untuk mengembangkan setiap kecerdasan yang mereka miliki ke tingkat yang lebih maksimal.
Berpijak pada kisah ibnu Hajar, seseorang yang awalnya bodoh sekali, ketika melihat tetesan air yang jatuh di bebatuan sampai lubang, serentak ia berfikir dan merenung. Sebuah batu keras yang hanya ditetesi air ternyata bisa lubang. Dalam fikirnya, batu yang keras saja bisa, apalagi akal seorang manusia yang senyatanya dicitakan Allah dalam keadaan sempurna. Sejak saat itu ia semakin giat belajar tanpa putus asa dan saat inibeliau dikenal sebagai ulama ternama yang berhasil menulis beberapa karya besar.
Berdasarkan kisah inspiratif di atas, maka pendidik harus benar-benar membantu mengembangkan tingkat kecerdasan anak meski membutuhkan waktu yang sangat lama. Adapun yang perlu dipersiapkan oleh pendidik atau orang tua adalah menciptakan lingkungan yang kondusif, menyediakan sarana prasarana untuk pembelajaran anak didik, seluruh komponen keluarga atau siswa saling mendukung untuk belajar, selalu memberi motivasi agar belajar dengan rajin serta memberikan bimbingan agar anak mampu belajar efektif.
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah bakat anak didik. Bakat merupakan kemampuan anak didik untuk melakukan sesuatu tanpa banyak tergantung pada latihan. Seperti anak yang lebih cekatan dalam menggambar, menari, memainkan alat-alat musik, menulis artikel dari pada temannya yang lain. Dengan demikian setiap anak didik sudah pasti memiliki bakat, hanya saja setiap bakat yang dimiliki berbeda-beda. Hal ini merupakan cirri khas seseorang yang besar pengaruhnya terhadap tumbuh dan kembang anak. Sehingga yang perlu diperhatikan oleh pendidik adalah mengarahkan dan memupuk bakat yang telah dimiliki okleh masing-masing anak didik sesuai dengan kapasitas kemampuannya.
Selain beberapa aspek di atas, ada satu aspek yang nyatanya sering dilupakan oleh pendidik ataupun orang tua yakni perhatian akan kesehatan anak. Kesehatan juga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak yang sering diperhatikan kesehatannya oleh orang tua atau pendidik, maka akan merasa bahwa dirinya penting. Anak juga akan merasa ingin selalu berkembang menajdi lebih baik sebab diperhatikan dan dikhawatirkan oleh sekitarnya.

Rate this article!
Tags: