Mendidik, Bukan Mengancam

Dra Umaisaroh

Dra Umaisaroh

Sejak menjadi guru pada 1999 silam, sosok wanita yang satu ini tampak beda dengan kebanyakan guru lainnya. Adalah Dra Umaisaroh, selain memiliki keahlian di bidang mata pelajaran Matematika, wanita yang akrab dipanggil Syahrini di tempat ia mengajar SMPN I Panji itu juga memiliki kelebihan di bidang ekstrakurikuler. Zsasa, demikian panggilan keseharian Umaisaroh, juga ahli dalam bidang menari dan cuap-cuap saat menjadi reporter radio di Kota Santri, Kabupaten Situbondo.
Zsasa juga banyak mengupas keberadaan seorang guru yang ideal di mata murid, orangtua dan masyarakat pada umumnya. Bahkan dia juga membedah konsep mendidik anak, yang kini  agak memprihatinkan  seiring dengan banyaknya guru yang memberlakukan teori balas dendam kepada anak didiknya. “Terbukti, kini banyak berita kekerasan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya. Itu merupakan indikasi buruk gagalnya seorang pendidik,” ujar Zsasa belum lama ini.
Dikatakannya kini teori mendidik semakin berkembang, namun masih menggunakan cara-cara lama untuk menjadi pendidik. Ini dilatarbelakangi oleh sekolah yang membuat mereka tidak nyaman dahulu. Dan kondisi ini bisa mematikan inisiatif serta mengendurkan semangat seorang guru.
“Sehingga perlakuan-perlakuan pendidik masa lalunya mengendap dalam memori mereka. Jika mereka mendapatkan perlakuan-perlakuan tidak nyaman berupa ancaman, hukuman, hinaan, bahkan juga perlakuan fisik, hal itu mereka gunakan untuk diterapkan pada generasi berikutnya,” ungkap wanita kelahiran Wonoayu, Sidoarjo itu.
Padahal sejatinya, lanjut Zsasa, filosofi mendidik bukan untuk menghukum melainkan untuk merangsang anak didik untuk maju. “Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut. Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman dan hukuman,” tegas wanita beranak dua itu.
Dia berharap kepada teman seprofesinya, agar memulai untuk mendorong kemajuan dan bukan menaburkan ancaman atau ketakutan pada anak didik di sekolah. “Seyogianya anak didik kita bantu untuk terus maju. Bukan malah sebaliknya kita menghina atau malah memberi ancaman kepada mereka,” pungkas wanita alumns IKIP Negeri Surabaya 1993 itu. [awi]

Rate this article!
Mendidik, Bukan Mengancam,5 / 5 ( 1votes )
Tags: