Mendikbud Anugrahi Jatim Penghargaan Ki Hajar

Sekdaprov Jatim Dr H Ahmad Sukardi mewakili Gubernur Jatim menerima penghargaan Ki Hajar dari Mendikbud RI Prof Muhajir Effendy.

Komitmen Tinggi Penggunaan TIK dalam Pendidikan
Pemprov, Bhirawa

Era digital telah merambah seluruh aspek kehidupan manusia. Tak terkecuali di sektor pendidikan, proses belajar mengajar hingga pelayanan telah berubah wajah menjadi lebih instan. Sistem berjalan sesuai mekanisme yang tertanam dalam perangkat lunak. Hal itu dibangun atas komitmen yang kuat sehingga menghasilkan penghargaan yang membanggakan untuk Jawa Timur.
Penghargaan Ki Hajar (Kita Harus Belajar) dianugerahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhajir Effendy kepada Gubernur Jatim Dr H Soekarwo. Penghargaan tersebut menjadi salah satu simbol komitmen Gubernur Jatim atas pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan.
Sekdaprov Jatim Dr H Akhmad Sukardi, MM mewakili Gubernur Jatim menerima Anugerah Kihajar Khusus Tingkat Provinsi dari Mendikbud, Kamis (16/11) malam. Sukardi mengungkapkan, dengan adanya reward yang diberikan Kemendikbud ini menjadi pertanda bahwa Jatim memang luar biasa. Komitmen Gubernur Jatim untuk dunia pendidikan sangat tinggi.
“Selama ini proses belajar di Jatim sudah menggunakan IT, peningkatan pelayanan pendidikan juga bagian dari komitmen Pak Gubernur,” tutur Sukardi.
Gubernur, lanjut Sekda, ingin SDM di Jatim siap pakai dan menjadi SDM unggulan. Salah satunya melalui peningkatan kualitas pendidikan berbasis TIK. Di sisi lain, Jatim juga tengah memacu keterampilan di semua jenjang pendidikan. “Denganadanya bonus demografi nantinya, SDMkita berkualitas dan harus siap bersaing, generasi muda bisa bekerja di semua sektor karena punya kemampuan dan ketrampilan,” ujarnya.
Kepala Pustekkom Kemendikbud Gogot Suharwoto mengatakan, ada empat kriteria yang ditetapkan untuk meraih penghargaan Ki Hajar ini. Keempat kriteria tersebut ialah kebijakan, program, implementasi, dan dampak. Aspek dampak, kata Gogot, yang paling berpengaruh dalam penilaian akhir.
“Dampak itu berapa sih guru dan siswa yang sudah dilatih, dan memanfaatkan aplikasi yang sudah dikembangkan oleh provinsi, kabupaten/kota. Ada beberapa kabupaten, setelah kita lakukan verifikasi, malah tidak jadi kita putuskan, karena tidak ditemukan dampak yang siginifikan secara tertulis,” kata Gogot.

Terus Kembangkan TIK untuk Pembelajaran
Penghargaan bukan menjadi akhir dari pencapaian. Sebaliknya, anugerah Ki Hajar adalah pelecut bagi Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim semakin konsisten dalam memanfaatkan TIK bagi dunia pendidikan.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd menuturkan, komitmen Gubernur Jatim dalam pemanfaatan TIK bagi pendidikan telah terwujud di berbagai bidang. Dari segi pembelajaran misalnya, sekolah umumnya telah memiliki sistem pembelajaran secara virtual. Salah satu aplikasi yang baru dikembangkan adalah mobile learning. Selain itu, penggunaan TIK yang paling menonjol ialah keberhasilan Jatim dalam menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 100 persen untuk SMA/SMK. Selain itu, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di 38 kabupaten/kota juga telah berbasis online sejak dikelolanya SMA/SMK itu di provinsi.
“Orientasi kita fokus pada dua hal. Peningkatan mutu pendidikan dan peningkatan mutu layanan pendidikan. Keduanya berjalan by system, bukan orang ketemu orang. Tapi orang ketemu sistem,” tutur Saiful.
Dalam hal pelayanan pendidikan, serangkaian inovasi disebutnya sebagai alasan Jatim menerima penghargaan ini. Di antaranya ialah penilaian angka kredit guru online, analisis kebutuhan guru dan tenaga kependidikan yang juga secara online. “Sejak SMA/SMK itu dikelola provinsi, sistem pembayaran gaji guru juga sudah secara online,” tandas Saiful.
Dalam hal pembinaan prestasi siswa bidang teknologi, Saiful mengungkapkan setiap tahun Dindik Jatim menggelar olimpiade TIK. Melalui olimpiade tersebut, beragam inovasi pembelajaran berbasis TIK terus lahir. Di sisi lain, peserta didik juga memiliki kesadaran yang utuh dalam menerima informasi berbasis daring.
“Kita akan terus kembangkan keterampilan guru dan siswa dalam bidang TIK. Setidaknya, satu hari dalam satu minggu sekolah harus meluangkan waktu untuk sistem pembelajaran secara virtual,” terang Saiful. [tam]

Tags: