Mendikbud Janji Benahi Regulasi PAUD

mendikbudJakarta, Bhirawa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh berjanji akan membenahi regulasi dan kurikulum pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar.
“Kami mengakui masih banyak problem pendidikan dini yang harus dibenahi,” kata Mendikbud saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat.
Ia menguraikan persoalan PAUD di Indonesia antara lain menyangkut kelembagaan, tenaga pengajar, dan kurikulum.
Menurut Nuh, saat ini?belum semua lembaga PAUD terdaftar di Kemdikbud sehingga belum bisa dibina sepenuhnya.
“Meski begitu kami tetap berterima kasih, meski hanya sepuluh dua puluh anak, itu upaya yang luar biasa dari masyarakat dalam mencerdaskan anak bangsa,” ujarnya.
Mendikbud juga mengaku kesulitan dalam menentukan standar pengajar PAUD. Ia menilai PAUD tak harus ditangani oleh guru dengan jenjang akademik sarjana strata satu (S1) atau diploma empat (D4), yang penting pengasuh mampu mengembangkan kreativitas dan motivasi anak.
“Kami sedang menyusun regulasi untuk merapikan, apakah di PAUD itu harus guru, pembina, atau pengasuh. Kalau guru terkena UU Guru dan Dosen, yakni harus S1 atau D4,” katanya.
Sementara terkait kurikulum, menurut Nuh yang harus dibenahi adalah paradigma pendidikan dasar, yang masih menuntut kemampuan anak-anak usia dini dalam hal baca tulis dan hitung. Padahal, yang harus dikembangkan bagi anak usia dini dan sekolah dasar adalah kreativitas dan pendidikan karakter serta pengenalan etika dan religiusitas.
“Kami melihat ada tuntutan-tuntutan yang ?tidak logis, misalnya SD harus begini-begitu. Akibatnya anak TK dipaksa bisa begini-begitu. Seharusnya yang diajarkan kreativitas dan karakter sambil dimasukkan nilai-nilai religius,” ujarnya.
Karena itu, ia mendukung langkah Muslimat NU dalam memanfaatkan tempat-tempat ibadah untuk lembaga pendidikan berbasis kemasyarakatan seperti PAUD dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) serta taman pendidikan Al Quran.
“Masjid pada pagi hari biasanya sepi, kalau bisa memanfaatkan masjid sebagai PAUD, dapat tiga hal tersebut, yang pertama mengoptimalkan wakaf atau jariyah para dermawan yang menyumbang masjid. Yang kedua kita mengajarkan cinta masjid sejak dini, yang ketiga bisa melayani anak-anak sekitar masjid,” katanya. [ant.ira]

Rate this article!
Tags: