Kota Malang, Bhirawa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr H Muhadjir Effendy, MAP, saat menjadi Keynotespeaker, uji publik tentang RUU Sistem Perbukuan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu 22/3 kemarin, menegaskan pihaknya akan menindak tegas terhadap para guru yang memberikan bocoran soal kepada siswanya.
“Kalau ada guru bocorkan soal akan saya proses. Saya tidak main-main, ini sangat penting untuk menghasilkan generasi yang baik dan jujur. Kebiasaan memberikan bocoran soal harus dihentikan sekarang juga,”tegasnya.
Ia menyatakan, untuk mencetak generasi yang jujur, harus dimulai dari sekolah. Makanya ia menegaskan untuk memotong generasi koruptor juga harus dimulai dari dunia pendidikan. Sebab munculnya kecurangan bermula dari guru yang berbudi budi dengan menolong siswanya, dalam mengerjakan soal.
“Menlolong siswa tidak boleh dilakukan, biarlah siswa mengerjakan soal-soal sendiri tanpa terpengaruh oleh nilai baik tapi menyesatkan. Menolong siswa awal bencana bagi generasi penerus bangsa,”imbuhnya.
Kementerian Pendidikan lanjutnya, bertugas menyiapkan generasi yang lebih baik, karena itu, tugas guru adalah membersihkan sekolah dari ketidak jujuran. Demikian halnya dengan tugas ilmiah guru, cukup action riset.
“Tugas ilmiyah guru mayoritas tidak dikerjakan sendiri. Kedepan tugas itu tidak usah, para guru cukup memberikan laporan penanganan siswa dengan baik, sebagai bukti riset actionnya,”tambahnya. Diakui Muhadjir, problem evaluasi siswa didik melalui ujian akhir sekolah atau UN masih saja jadi PR besar bagi Pemerintah. Sebab tidak jarang, siswa merasa kesulitan ketika harus menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Dengan alasan, mata pelajaran yang dimaksud belum disampaikan.
“Jangan sampai pada saat UAS atau UN ada alasan matapelajaran yang diujikan belum disampaikan, lucu dan gak masuk akal itu, kalau yang terjadi demkian maka yang salah adalah gurunnya bukan muridnya, ” tandasnya.
Dia juga menyampaikan, tugas utama Mendikbud adalah membuat guru agar memintarkan muridnya. Sehingga, setiap program yang digelontorkan kepada guru harus berbanding lurus dengan apa yang dibutuhkan siswa.
Menurutnya, kemahiran guru dengan standart nasional kependidikan harus ditingkatkan. Sehingga setiap proyeksi yang akan diturunkan kepada anak didik dapat lebih terstruktur. Tak hanya itu, dia juga menyampaikan, kebijakan yang sangat mendesak yang dirasakan saat ini adalah berkaitan dengan perbukuan. Sehingga dalam waktu dekat direncanakan akan dibangun perpustakaan di daerah pinggiran. Termasuk gerakan literasi di seluruh wilayah Indonesia.
“Saya meminta kepada seluruh masyarakat, yang memiliki buku yang tidak terpakai di rumah dikumpulkan dan di bagi ke masyarakat, sehingga ada nilai manfatnya,” tambah Muhadjir.
Terkait dengan uji publik perbukuan, pihaknya menyebut uji publik tentang RUU sistem perbukuan menjadi sebuah kebutuhan mendesak dalam dunia pendidikan. Sebab tidak dipungkiri, masalah perbukuan berhubungan erat dengan literasi masyarakat Indonesia. [mut]