Mendikbud Targetkan 7 Ribu Beasiswa Guru

Prof Muhadjir Efendy

Dianggap Mampu Tingkatkan Kualitas Guru
Surabaya, Bhirawa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy targetkan 7 ribu beasiswa bagi guru di jenjang PAUD hingga SMK untuk melakukan benchmarking (pembandingan) ke luar negeri tahun ini.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas guru. Sebab, nantinya melalui kegiatan tersebut para guru bisa mengetahui dan membandingkan pola penerapan pendidikan yang sudah dilakukan.
“Dengan kegiatan itu, mereka (guru) bisa mengukur sejauh mana level guru di Indonesia. Ini mereka bisa membandingkan,” ungkap dia di konfirmasi usai silaturrahmi nasional BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) seluruh Indonesia 2019 di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Selasa (9/4) kemarin.
Sementara negara tujuan, sambung Muhadjir, dipilih dengan latar belakang reputasi cukup baik di masing-masing bidang dalam pendidikan. Misalnya di Jepang, yang unggul dengan pendidikan karakter dan sistem zonasi. Untuk guru SMK di bidang permesinan ditempatkan di Jerman, sementara untuk tataboga dan kepariwisataan keunggulan ini berada di Swiss. Terakhir di Negara Korea yang unggul di bidang Manufacture.
“Untuk guru-guru SMK ini kita sebar merata. kita lihat reputasi negara yang berkaitan dengan keunggulan dibidang yang diampu, jadi tidak Eropa dan Amerika saja,”kata dia.
Selain itu untuk keahlian Matematika, pihaknya juga bekerjasama dengan Malaysia. Para guru yang mendapatkan beasiswa dengan bidang Matematika, bisa melakukan pelatihan dengan SEAMEO (Southeast Asian Minister of Education Organization).
“Kita punya pusat pengembangan (SEAMEO,red) disana. Jadi ada pusat-pusat pelatihan untuk guru yang sifatnya international,”jelas dia.
Adapun guru yang dikirim atau layak mendapatkan beasiswa adalah guru berprestasi baik disekolah negeri maupun swasta. pemilihan guru juga didasarkan pada data rekam jejak atau catatan prestasi guru yang dimiliki Kemendikbud.
“Nanti guru yang dikirim bergilir. Saya mohon bersabar untuk tidak protes. Pasti akan diberangkatkan,”tutur dia.
Muhadjir juga menambahkan jika saat ini (Januari-April) pihaknya baru mengirimkan 1.100 guru dari seluruh jenjang satuan pendidikan baik negeri maupun swasta. Untuk masa pelatihan akan dilakukan antara seminggu hingga tiga bulan, dengan artian khursus kilat.
“Saya tidak tahu pasti diantara jumlah 1100 guru itu daerah mana yang mendominasi atau yang sangat sedikit kontribusinya. Tapi mesti ada afirmasi terutama dari provinsi atau daera yang pendidikannya tertingga harus kita afirmasi. Kalau tida, ya mereka tidak akan dapat bagian,”kata dia. Selain itu, Dalam kesempatan Silaturrahmi Nasional BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) seluruh Indonesia 2019, Muhadjir juga menyinggung peluang karir lulusan perguruan tinggi. Menurut dia, para mahasiswa harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, prioritas yang harus tertanam bukanlah sebagai orang yang mencari pekerjaan. “Mereka (mahasiswa) harus melepaskan diri dari stigma orang terdidik pencari kerja,”ungkap dia.
Pasalnya, para mahasiswa khususnya yang tergabung dalam BEM akan menjadi kelompok minoritas terpilih, diharapkan mereka akan menjadi cendekiawan dan ilmuan. Ia menambahkan peluang lulusan di bidang akademik dan wirausaha sangat luas. Sehingga ia berharap mahasiswa BEM tidak hanya berhenti dengan menjadi aktivis.
“BEM ini jangan cukup hanya sampai jadi aktivis apa lagi hanya jadi caleg. Jangan nambahi orang stress.Lebih baik bersaing di akademik dan sektor wirausaha,”urainya.
Sementara itu, Rektor UM Surabaya, Sukadiono mengatakan UM Surabaya dipilih sebagai tuan rumah pertemuan BEM PTM Se-Indonesia karena hubungan baik antara rektorat dengan BEM.
“Makanya BEM PTM lain percaya pada kami untuk mengadakan pertemuan ini ini selama lima hari,”ujar pria yang akrab dipanggil Suko ini.
Ia mengungkapkan setidaknya 300 peserta dari 75 PTM hadir dalam kegiatan ini. Harapannya, dengan adanya silaturahmi ini akan ada pembelajaran softskill dalam kepemimpinan yang akan datang.
“Makanya kami mengundang pemateri yang memang kompeten dalam hal kepemimpinan. Sebagai acuan para calon pemimpin yang saat ini berada di BEM,”pungkasnya. [ina]

Tags: