Mendiknas Motivasi Siswa Menjaga Lingkungan

Mendikbud RI, Muhadjir meninjau beberapa sekolah di Kabupaten Madiun yang terdampak banjir di Kecamatan Balerejo Kab Madiun, Senin, (11/3). Pada kesempatan itu ia juga memberikan motivasi kepada para siswa untuk menjaga lingkungan. Pada kesempatan itu Mendikbud juga sempat selfi dengan bersama para siswa. [sudarno]

Tinjau Daerah Terdampak Banjir di Kabupaten Madiun
Kabupaten Madiun, Bhirawa
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy meninjau beberapa sekolah di Kabupaten Madiun yang terdampak banjir, Senin, (11/3). Pada peninjauannya, rombongan Kementerian Pendidikan Nasional, RI didampingi Bupati Madiun H. Ahmad Dawami dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun.
Bupati Ahmad Dawami berkesempatan memaparkan secara detail tentang kejadian bencana banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Madiun serta kerugian total yang dialami masyarakat dan bahwa kondisi sekarang kondisi mulai normal dan penanganan pasca banjir terus dilakukan.
Bupati Ahmad Dawami mengatakan penyebab banjir di Kabupaten Madiun akibat kurangnya kesadaran manusia dalam menjaga lingkungan. Di antaranya, perilaku membuang sampah sembarangan.
“Penyebabnya kita sendiri, yakni permasalahan sampah, rasa memiliki terhadap aset kabupatend dan aset nasional yang masih kurang. Jadi ketika tidak ada rasa memiliki, ketika ada tanggul bocor sedikit, dibiarkan, akhirnya jebol,” kata Dawami, Senin (11/3).
Usai mendengarkan pemaparan Bupati Madiun, Mendikbud RI, Muhadjir Effendy meminta sekolah-sekolah meningkatkan pelajaran ekstrakurikuler tentang lingkungan agar siswa memiliki kedasaran untuk menjaganya.
“Selama ini memang sudah ada pelajaran ekstrakurikuler dan praktik yang tujuannya untuk menanamkan kesadaran menjaga lingkungan, namun akan lebih baik lagi jika ditingkatkan,” kata Muhadjir saat meninjau sekolah yang terdampak bencana banjir di wilayah Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Ia mengatakan dari Kementerian Kehutanan juga memberikan penghargaan kepada sekolah-sekolah yang peduli terhadap lingkungan melalui Penghargaan Adiwiyata.
Ia juga sependapat dengan Bupati Ahmad Dawami yang menilai bencana banjir yang baru saja melanda wilayah Kabupaten Madiun merupakan akibat ulah manusia yang tidak ramah dan kurang menjaga lingkungan hidupnya.
“Saya menggarisbawahi yang disampaikan Pak Bupati, bahwa banjir ini akibat ulah tangan manusia. Saya juga setuju sekali, semestinya minimal sebulan sekali, secara periodik, siswa dikerahkan untuk melakukan gerakan kebersihan di lingkungan sekolah masing-masing, sungai-sungai, bahkan kalau perlu diadakan lomba kebersihan antar sekolah,” kata dia.
Ia menjelaskan, masalah lingkungan, terutama soal sampah bukan hanya problem di Madiun, namun juga menjadi masalah nasional dan internasional. Tidak hanya menjadi penyebab banjir, sampah juga berdampak bagi kesehatan manusia, terutama sampah plastik
“Sampah ini bukan hanya problem di Madiun, ini problem nasional. Terlebih sampah mikro plastik yang sangat berbahaya. Sekarang ikan-ikan makan plastik, yang kemudian plastiknya dimakan manusia. Jadi badan kita ini penuh dengan mikro plastik, karena kita makan ikan yang memakan mikro plastik. Dan ini problem nasional bahkan internasional, yang kita harus betul-betul peduli, kalau tidak ini sangat berbahaya,” katanya.
Saat melihat lokasi sekolah terdampak banjir, Mendikbud Muhadjir Effendy melihat banyak buku-buku perpustakaan yang dijemur dihalaman sekolah. Ia juga menyempatkan bencengkrama bersama siswa-siswi dan memberikan motivasi agar selalu giat belajar dan selalu menjaga kebersihan lingkungan baik itu disekolah maupun dirumahnya.
“Dalam hal ini, saya melihat fasilitas yang tersedia dan menurut saya masih banyak yang harus dibenahi untuk seluruh sekolah di Madiun, dan Insyallah nanti akan saya berikan bantuan langsung untuk meningkatkan anggaran yang ada di daerah,”katanya.
Menurut Menteri, APBD pendidikan 22% lebih, berarti sudah memenuhi amanat konstitusi sesuai aturan pemerintah pusat. Untuk menumbuhkan kesadaran terhadap peduli lingkungan secara periodik siswa-siswi agar diadakan gerakan kebersihan untuk menumbuhkan kesadaran. Dan ini bukan hanya problem di Madiun saja, melainkan sudah merupakan problem Nasional.
Kedepan diberlakukan program medikasi bencana didalam kurikulum pendidikan walaupun bukan mapel, tetapi menjadi bagian dari pendidikan karakter atau PPPK dan sudah dicanangkan oleh presiden. “Untuk itu, akan terus kita galakkan secara nasional. Nanti masing-masing sekolah akan diberikan materi tentang medikasi bencana. Nanti juga akan ada relawan yang akan menjadi pengajar intrakulikuler tentang tanggap bencana. Namanya relawan tagana yang nanti akan siap untuk membantu bekerja sama dengan BNBP,”pungkas Menteri. [dar]

Tags: