Meneguhkan Komitmen untuk Stay at Home

Uzlifatul Rusydiana

Oleh:
Uzlifatul Rusydiana
Guru SDN Magersari 2 Kota Mojokerto

Kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia pertama kali terdeteksi pada Senin (2/3). Pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif dan akhirnya sembuh.
Jumlah pasien positif Covid-19 masih terus bertambah. Berdasarkan data Senin (13/4) pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 316 kasus baru. Sehingga total ada 4.557 pasien Covid-19 di Tanah Air. Selain itu, terjadi penambahan pasien sembuh sebanyak 21 orang. Sehingga total sampai saat ini ada 380 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Kemudian, terdapat penambahan kasus meninggal dunia sebanyak 26 pasien. Total terdapat 399 kasus meninggal dunia. (Merdeka.com)
Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak masyarakat kita menganggap remeh pandemi Corona ini. Tidak menganggap sebagai wabah yang serius. Asumsi tersebut terlihat dengan adanya fakta di lapangan di mana masih banyak masyarakat yang tidak menghiraukan imbauan pemerintah atau para praktisi kesehatan. Di antaranya, selalu memakai masker saat keluar rumah. Parahnya, masih banyak warga yang berkeliaran keluar rumah dengan berbagai tujuan tertentu. Jika kenyataan ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin korban Corona akan terus bertambah secaa signifikan. Apalagi dipredikasikan bahwa puncak Covid-19 pada Akhir april 2020 mendatang.
Kebijakan yang diambil China sebagai negara asal Corona ini sepatutnya kita teladani. China melakukan pembatasan besar-besaran. Hal ini termasuk penangguhan transportasi, penguncian kota, memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek di seluruh negeri, jutaan warga dikarantina, dan dikenakan larangan perjalanan. Masyarakat China benar-benar mematuhi kebijakan pemerintah untuk tetap stay at home.
Layaknya kota mati, sepi, terisolasi, tak ada aktivitas di luar rumah, siang hari sekalipun. Akibatnya, jumlah penderita berangsur-angsur turun secara drastis, bahkan Wuhan telah menutup salah satu dari 16 rumah sakit darurat yang dibangun khusus untuk menangani pasien virus tersebut. Penutupan dilakukan seiring dengan penurunan drastis jumlah kasus baru di wilayah yang menjadi pusat wabah tersebut (kompas.com). Perubahan ini mengindikasikan adanya penguatan pencegahan dan kontrol secara nasional.
Kebijakan untuk stay at home semestinya dibarengi dengan kebijakan lain, misalnya dengan menutup akses publik yang sering dikunjungi masyarakat, pabrik, menghentikan seluruh kegiatan perkantoran untuk sementara waktu, menutup fasilitas umum, dan mengganti semua kegiatan di rumah. Kebijakan semacam ini memang merugikan banyak pihak. Namun, berkorban demi kemanusiaan adalah hal yang utama. Penyebaran Corona bisa terjadi melalui sarana apa saja, maka mengurangi intensitas pertemuan adalah solusi terbaik.
Stay at home memang solusi strategis dalam upaya penyebaran Corona. Namun, kebijakan ini menyisakan persoalan lain. Bahkan beredar meme, “Lebih baik mati di luar karena mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga daripada mati di dalam rumah karena tidak bisa makan”.
Imbauan untuk stay at home tentu memunculkan dilema tersendiri terutama bagi para pekerja yang mengandalkan penghasilan harian. Bagaimana mereka menafkahi keluarganya jika sehari saja tidak bekerja. PR besar bagi pemerintah. Jika memang masyarakat dituntut komitmennya untuk stay at home, maka pemerintah harus memikirkan subsidi yang mestinya mereka terima, setidaknya untuk kebutuhan bahan pokok. Data akurat yang dimiliki setiap kelurahan bisa dijadikan acuan dalam pendistribusian subsidi agar tepat sasaran dan menghindari upaya penyalahgunaan.
Saat ini, wabah Corona memang menjadi pusat perhatian dan menguras pikiran. Banyak agenda penting harus ditunda bahkan dibatalkan, adanya pengalihan penggunaan anggaran, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tentu tak ada pihak yang mau disalahkan. Musibah ini menyadarkan dan mengingatkan kita tentang pentingnya pola hidup sehat. Setidaknya untuk diri dan keluarga kita.
Berupaya untuk selalu hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan setelah berinteraksi dengan orang lain di luar rumah, olahraga, makan makanan bergizi, istirahat yang teratur, melakukan social distancing, dan tetap stay at home adalah beberapa upaya yang perlu kita lakukan di tengah pesatnya penyebaran Corona saat ini. Ingatlah, stay at home akan menyelamatkan diri Anda dan banyak nyawa di luar sana. So, dont be selfish. [*]

Tags: