Meneladani Kearifan Ulama

Judul buku : Pendidikan Islam,Konsep Pemikiran Tokoh ( 3 Ulama, 4 Madzhab dan 9 Walisongo )
Penulis : Ikatan Guru Penulis Tuban
Penerbit : PT Zahra Publisher Group
Tebal buku : 324
ISBN : 978-623-236-190-4
Tahun : September 2021
Peresensi Alfian Dj
Pengajar Mad. Muallimin Muh Yogyakarta

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok serta kewajiban yang melekat pada setiap Manusia. pendidikan harus dijalani sepanjang hayat dikandung badan, pendidikan juga merupakan investasi yanga mat berharga.

Pendidikan merupakan proses humanisasi dalam upaya memanusiakan manusia dan meninggikan derajatnya sebagai makhluk yang paling sempurna dari makhluk makhluk makhluk ciptaan Allah lainnya.

Sebagai makhluk yang paling sempurna Allah membekali manusia dengan akal budi, dengan akal budi tersebut manusia dapat meninggikan derajatnya seperti yang diwahyukan Allah dalam surah al Mujadalah ” Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

Pendidikan yang dijalani dan ditempuh seorang mukmin harus berimplikasi, berdampak positif bagi pengembangan dan kemajuan islam serta mampu menampakkan islam yang Rahmatan lil’alamin, islam tengah islam yang mengedepankan nilai nilai kedamaian.

Buku setebal 324 halaman yanh kita ulas kali ini, membahas dan mengulas konsep pemikiran pendidikan serta medode dakwah yang mareka pakai, buku ii mengulas Empat Imam Madzhan terkemuka, terdiri dari imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Hambali serta 3 Ulama dan para Walisongo.

Walisongo sendiri mempunyai kontribusi besar terhadap umat islam baik dibumi Nusantara dengan lika likunya, walisongo dikenal dengansegala kearifan dan kecerdasannya yang mampu menampung berbagai kearifan lokal untuk dipadu dengan pondasi agama yang kuat.

Pokok pokok pikiran pendidikan serta metode dakwah mareka masih terpatri dan dijalankan oleh masyarakat di bumi nusantara, bahkan pola pendidikan dan metode yang mareka tanamkan masih diterima sampai dengan saat ini.

Apa yang di tanankan dan dijalankan oleh Wali Songo juga sejalan dengan apa yang dilakukan oleh para Imam Mazhab, mereka telah lebih dahulu memaknai arti pentingnya menuntut ilmu.

Imam Syafii menegaskan pendidikan pertama dan utama bagi anak adalah kewajiban orang tuanya, sebab dari orang tua lah anak belajar banyak hal terutama masaalah masalah pokok dalam agama.

Pandangan Imam Syafii terkait pentingnya menuntut termaktub dalam syair ad Diwannya sayafi’i yang menyebutkan ” Barangsiapa yang tidak merasakan pahitnya belajar, maka ia akan mengalami hinanya kebodohan sepanjang hayatnya. Barangsiapa putus belajarnya dimasa mudanya, maka takbirlah empat kali untuk shalat atas kematiannya.

Imam Abu Hanifah dalam ulasannya membagi tujuan pendidikan menjadi dua poin utama, Pertama, pengetahuan dan pemahaman, kedua, untuk meningkatkan kualitas perbuatan

Abu Hanifah menegaskan pentingnya memadukan antara ilmu dengan pengetahuan sehingga pendidikan diharapkan mampu mengintegrasikan aspek spritual dan intelektual dalam diri setiap manusia.

Imam Malik juga menegaskan bahwa ilmu yang didapat haruslah disampaikan kembali agar bisa bermanfaat dan berdampak luas disamping itu juga dibutuhkan logika akal sehat sehingga mamapu merencanaan dan merancang kurikulum agar mendapatkan capaian yang maksimal.

Para wali songo juga mempunyai keunggulan dan kekhasan dalam berdakwah, sebagaimana Sunan Kudus dengan konsep multikulturalnya yang mengedepankan teloransi dan seni, bahkan Sunan Kudus juga ikut memperkenalkan pertunjukan wayang klitik, atau disebut juga dengan wayang krucil karena terbuat dari kayu dalam berdakwah.

Metode dakwah lain juga dikembangkan oleh Sunan Muria yang banyak mengubah tembang-tembang dan mendalang dengan cara memasukkan unsur Islam dalam lakon yang dimainkannya.

Begitu juga halnya Sunan Kali jaga yang memperkenalkan tradisi wayang kulit, sejarah menyebutkan Sunan Kali jaga merupakan pelopor penggunaan kulit kambing sebagai bahan dasar wayang walaupun pada awalnya mendapat pertentangan dari pada wali lainnya, akan tetapi setelah di modifikasi bentuk dan tampilan serta dicari jalan tengah, gagasan Sunan Kalijaga dapat diterima dan dijadikan sarana untuk berdakwah kala itu.

Buku pendidikan Islam ini sangat kaya khasanah, terutama menyangkut nilai nilai keteladanan para ulama terdahulu dalam menyebarkan islam, keberhasilan para ulama khususnya walisongo dalam menyebarkan agama Islam di bumi Nusantara tidak bisa terlepas dari kepribadian dan kemampuan diri para wali dalam membawa diri, keluasan ilmu, keluasan ekonomi, keluasan jaringan perdagangan dan juga kekuasaan hal. 275

Pola dakwah dan pendidikan yang mareka ajarkan adalah pola yang mengedepankan kesantunan dan mengedepankan nilai nilai kedamaian sehingga dapat diterima oleh semua kalangan, sehingga islam yang hadir adalah islam yang saling menghargai dan kehadirannya benar benar menjadi rahmatan lil alamin.

———– *** ————–

Rate this article!
Meneladani Kearifan Ulama,5 / 5 ( 1votes )
Tags: