Menengok Pojokrejo English Course di Jombang

Aktifitas anak-anak yang belajar di Pojokrejo English Course di Dusun Gongseng, Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. [arif yulianto]

Tempat Belajar Bahasa Inggris Bernuansa Alam, Lingkungan dan Kebangsaan
Kab Jombang, Bhirawa
Ada yang bilang, belajar bahasa asing itu sulit. Namun jika proses belajar itu dikemas dengan cara yang menyenangkan, akan bisa menarik anak-anak belajar bahasa asing seperti bahasa Inggris. Seperti yang dilakukan di Pojokrejo English Course di Jombang.
Pagi itu, sejumlah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) mendatangi Pojokrejo English Course. Kursus bahasa Inggris yang berada di Dusun Gongseng, Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesambene, Kabupaten Jombang ini menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Seperti pengukuran suhu badan, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak.
Sejurus kemudian, satu per satu mereka menyiapkan peralatan belajar. Tepat pukul 10.00 WIB, seorang instruktur dari Kampung Inggris, Pare, Kediri pun memberikan aba-aba kepada mereka bahwa, kegiatan belajar segera dimulai.
Pemberlakuan belajar mulai pukul 10.00 WIB ini disebut karena anak-anak ini rata-rata masih mengikuti proses belajar daring dari sekolahnya masing-masing yang biasanya dilakukan pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 09.30 WIB atau pukul 10.00 WIB.
Selain sesi belajar bagi anak-anak seusia SD yang dimulai pukul 10.00 WIB hingga sekitar pukul 12.00 WIB pada Senin hingga Jumat, pada hari-hari tersebut juga disediakan proses belajar bagi anak-anak seusia SMP dan SMA untuk belajar bahasa Inggris yang dimulai pada pukul 13.00 WIB.
Anak-anak itu kemudian berbaris dengan tetap menjaga jarak. Kemudian mereka bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Di beberapa tempat di area tersebut juga tampak dipasang Bendera Merah Putih.
Setelahnya, puluhan anak ini mengikuti proses belajar bahasa Inggris dengan dibagi menjadi beberapa tempat. Ada yang berada di sebuah dengan kursi-kursi di ruangan terbuka, ada pula yang belajar di 2 tempat di tepi sungai. Tentunya, di setiap kelompok, terdapat instruktur yang membimbing mereka belajar bahasa Inggris.
Setelah berdoa bersama, proses belajar pun dimulai. Instruktur terlihat memberikan materi bahasa Inggris untuk kemudian dikerjakan oleh anak-anak. Setelah selesai, instruktur kemudian memberikan kesempatan bagi mereka untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan.
Setelah itu, mereka kemudian di ajak berjalan-jalan dari tempat semula menuju ke sawah. Sembari berjalan, mereka juga diajari mengenali benda-benda dan diterjemahkan dengan bahasa Inggris, semisal pohon Pepaya, daun, padi, dan benda-benda lain yang dilihat mereka selama berjalan-jalan. Kurang lebih, dari awal proses belajar hingga akhir, memakan waktu sekitar 1, 5 jam. Mereka mengakiri proses belajar dengan berdoa bersama dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Pembina Pojokrejo English Course yang juga salah satu instruktrur di tempat tersebut, Ari Hakim (40) mengungkapkan, kepada anak-anak ini, pihaknya memberikan materi tentang kegiatan sehari-hari. Pemberian materi ini bertujuan agar anak-anak mengetahui apa yang mereka lakukan sehari-hari.
“Kemudian juga pembelajaran alam dan lingkungan. Kita kenalkan dengan sawah, sungai, dan juga kegiatan yang ada di Desa Pojokrejo,” ungkap Ari Hakim.
Ari Hakim menambahkan, semua yang diajarkan kepada anak-anak ini menggunakan pendekatan bahasa Inggris. Termasuk tema-tema alam dan lingkungan di area Pojokrejo juga dibuat dengan tema bahasa Inggris.
Selain itu menurut Ari Hakim, materi kebangsaan juga diberikan kepada anak-anak dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya pada awal proses belajar dan menyanyikan lagu Bagimu Negeri pada akhir proses belajar. “Agar mereka cinta Indonesia. Kemudian kita jelaskan, mengapa harus (menyanyikan lagu) Bagimu Negeri, mengapa harus menyanyi Indonesia Raya,” jelas Ari Hakim.
Masih menurut Ari Hakim, tema besar dari Pojokrejo English Course ini yakni, agar warga desa khususnya di Desa Pojokrejo mencintai Indonesia, serta memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan.
“Dan harapannya mereka tumbuh menjadi anak bangsa yang tidak hanya cerdas secara pikir, tetapi juga cerdas rasa, peduli lingkungan dan sosial, harapannya seperti itu,” tutur Ari Hakim.
Pada kesempatan tertentu seperti pada musim tanam padi, anak-anak juga diajarkan bagaimana cara menanam padi. Tentunya, proses belajar pada sesi ini juga menggunakan pendekatan dengan bahasa Inggris.
Kegiatan Pojokrejo English Course inipun mendapatkan dukungan dari Pemerintah Desa (Pemdes) setempat. Kepala Desa (Kades) Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Haji Nursan mengatakan, kegiatan belajar di Pojokrejo English Course ini sebenarnya direncakan dimulai pada bulan Oktober 2020 yang lalu. Karena pertimbangan kondisi pandemi dan sebagainya, maka, kegiatannya pun akhirnya diundur.
“Namun banyak wali murid yang tanya terus, akhirnya diusahakan segera bisa masuk, akhirnya Januari 2021 masuk,” ungkap Kepala Desa Pojokrejo.
Nursan mengungkapkan, dengan adanya keluhan dari para ibu yang pada masa pandemi ini anak-anak mereka tidak bisa konsentrasi pada pendidikan. Waktu yang dimiliki anak-anak juga banyak dihabiskan menggunakan gadget (hand phone). Dengan kondisi ini, ia pun kemudian berfikir dan menemukan gagasan, sehingga berdirilah Pojokrejo English Course tersebut.
“Bekerjasama dengan Kampung Inggris (Pare, Kediri). Istilahnya membuat anak-anak ini tahu bagaimana menghadapi situasi pandemi. Tujuan saya, pertama, memberi wawasan kepada anak-anak kita, anak cucu kita, biar menambah ilmu, menambah wawasan,” beber Kades Nursan.
Selain itu sambung Kades Nursan, dirinya mengatakan, jangan sampai anak-anak juga tidak mengetahui tentang alam dan lingkungan.
“Jangan sampai ke sawah saja ‘nggak’ tahu, tapi sekarang anak-anak ini Insya Allah diberitahu. Jadi belajar di sini bukan di ruangan, namun langsung di alam. Jadi tahu, pinggir kali, tanaman Lombok, dan lain-lain akhirnya tahu semua,” beber Kades Nursan.
Dengan menjabat sebagai Kepala Desa Pojokrejo, Nursan pun berfikir apa yang bisa ia tinggalkan nantinya kepada warga desa dan generasi penerus di desanya. “Kalau saya memberi uang kan ‘nggak’ bisa, paling ya untuk beli es, tapi kalau ilmu, kalau kita kasih ilmu, itu nanti (bisa) turun temurun,” ucap Nursan.
Selain itu, sambung Nursan, dengan didirikannya Pojokrejo English Course ini, ia berharap Desa Pojokrejo yanga dipimpinnya saat ini bisa menjadi desa wisata di Kabupaten Jombang dan mampu memberikan motivasi kepada pihak-pihak lain. “Saya ingin Kabupaten Jombang ini tambah maju,” tandas Kades Nursan.
Beberapa orang tua dari anak-anak yang belajar di Pojokrejo English Course ini pun memberikan tanggapan.
Yuniar (40) misalnya, orang tua salah seorang anak yang belajar di tempat inipun mengungkapkan jika kegiatan di Pojokrejo English Course ini sangat positif bagi anak-anak.
“Selain bisa belajar bahasa Inggris, di masa pandemi ini juga anak-anak kangen sama sekolah. Dengan adanya ini, bisa mengobati kangennya anak-anak. Terus anak-anak juga ada kegiatan positif, semoga bermanfaat,” ucap Yuniar.
Orang tua lainnya, Aliyah (51) berharap, agar Pojokrejo English Course ini bisa berjalan terus menerus. Ia menyebutkan, tempat tersebut mampu menambah wawasan bagi anaknya. Aliyah pun merasa senang anaknya bisa belajar di tempat tersebut. “Anak-anak giat belajar, bisa bahasa asing. Supaya ‘pinter’ semua ‘gitu’. Harapannya ya biar maju terus, biar makin banyak muridnya,” pungkas Aliyah. [arif yulianto]

Tags: