Meneropong Ekonomi Nasional 2021

Novi Puji Lestari

Oleh :
Novi Puji Lestari
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Sepanjang tahun 2020, bisa dibilang perekonomian nasional dalam kondisi kontraksi dan terpukul karena dampak pandemi Covid-19. Bahkan, pada tahun 2021 pun perekonomian masih dibayangi ketidakpastian. Logis adanya, jika berbagai langkah solusi pun berusaha dicari dan dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan pemulihan ekonomi untuk tahun 2021 yang tinggal menghitung hari.

Optimisme pemulihan ekonomi

Sinyal pemulihan mulai terlihat, ekspor mulai pulih pada akhir 2020 dan tren ini diharapkan terus terjaga pada tahun 2021. Indonesia telah mendapatkan kembali fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang tentunya akan mendorong ekspor Indonesia. Sejumlah reformasi struktural yang telah disiapkan pemerintah di tahun ini diperkirakan akan mulai terlihat hasilnya di tahun 2021.

Realitas tersebut, mulai bisa terbuktikan dengan adanya transaksi berjalan Indonesia, kini pertama kalinya surplus sebesar USD 964 juta atau 0,36 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sejak 10 tahun terakhir. Kondisi ini juga didukung oleh Neraca Perdagangan Indonesia yang sampai dengan Oktober 2020 surplus sebesar USD 17,07 miliar, serta Cadangan Devisa yang cukup tinggi sebesar USD 135,2 miliar pada Triwulan III/2020. Berdasarkan data PDB pada Triwulan III tahun 2020 yang telah menunjukkan tren perbaikan, pemerintah optimistis akan terus berlanjut di Triwulan IV 2020 dan sepanjang tahun 2021, (Kontan, 27/12)

Selain itu, tren perbaikan juga terlihat dari kinerja pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. IHSG berada pada kisaran 6.100 dan Rupiah pada posisi 14.100 per dolar Amerika, posisi yang relatif stabil dan mulai kembali atau bahkan lebih baik dari sebelum kondisi Covid-19.Selajutnya, diikuti dengan implementasi UU Cipta Kerja, melalui sejumlah Peraturan Pelaksanaan akan mulai diberlakukan pada Februari 2021 dan diharapkan akan mendorong aktivitas ekonomi-sosial masyarakat, mendukung masuknya investasi dan juga capital inflow. Apalagi, pemerintah akan segera memberikan vaksin gratis ke seluruh masyarakat di awal 2021. Program vaksinasi ini diharapkan akan memberikan kepercayaan publik terhadap penanganan Covid-19 dan menimbulkan rasa aman di masyarakat. Dengan demikian, pemulihan ekonomi nasional diharapkan dapat berjalan dengan lebih cepat,

Berangkat dari realitas tersebut, logis adanya jika pemerintah telah mempersiapkan langkah mendasar dengan melakukan reformasi struktural yang akan dimulai pada awal tahun 2021 dan diharapkan hasilnya sudah mulai terlihat di sepanjang tahun 2021. Pemerintah menggunakan momentum ini untuk meraih peluang dalam mendorong pemulihan ekonomi, dengan melakukan reformasi struktural melalui kemudahan berusaha, pemberian insentif usaha, dan dukungan UMKM, untuk memberikan kepastian usaha dan menciptakan iklim usaha dan investasi yang lebih baik, sehingga penciptaan lapangan kerja dapat terealisasi.

Termasuk sejumlah strategi lainnya turut disiapkan, yaitu dengan melanjutkan Program Komite PC-PEN (Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) di tahun 2021. Indonesia telah melewati posisi rock bottom, posisi terendah ekonomi pada Triwulan II. Itu artinya, kita patut optimistis bahwa tren perbaikan dan pemulihan ekonomi akan terus berlanjut pada tahun mendatang.

Solusi pemulihan ekonomi 2021

Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap penurunan perekonomian nasional maupun global. Menjadi logis adanya jika berbgai terobosan perlu dilakukan untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional. Sejatinya, dalam pemulihan ekonomi 2021 dapat terwujud dengan penguatan sinergi melalui satu prasyarat dan lima strategi. Prasyaratnya yaitu vaksinasi & disiplin protokol COVID-19 dan 5 dari strategi respons kebijakan sebagai berikut adalah: Pertama, pembukaan sektor produktif dan aman. Kedua, percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran). Ketiga, peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran. Keempat, stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial. Kelima, digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

Selebihnya, berikut ini penulis berusaha memberikan beberapa solusi alternatif lainnya yang sekiranya bisa dilakukan secara konsisten untuk melakukan pemulihan perekonomian di negeri ini dan besar kemungkinan jika alternative solusi yang tertawarkan akan memberikan kontribusi pada perbaikan ekonomi nasional di tahun 2021.

Pertama, melakukan pemulihan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dinilai menjadi kunci sukses dalam rangka pemulihan serta memulai kembali (restart) perekonomian nasional dengan membuka akses pasar bagi produk-produk UMKM termasuk membuka akses pasar internasional bagi pelaku UMKM melalui kerjasama dengan perusahaan ritel bebas cukai.

Kedua, melakukan edukasi dan implementasi digitalisasi transaksi kepada pelaku bisnis UMKM yang bertujuan untuk memberikan kemudahan untuk memasarkan produknya melalui platform belanja daring. Melalui platform yang ada disesuaikan dengan preferensi pelanggan dari masing – masing UMKM dan tentunya memberikan pengalaman baru bagi pelanggan dalam berbelanja produk UMKM dengan tetap menerapkan social distancing.

Ketiga, target penerimaan pajak. Beberapa kali pemerintah mengubah outlook penerimaan pajak tahun ini, sebelum merevisinya dengan menerbitkan Perpres 72/2020 yang mengatur ulang postur APBN 2020 akibat dampak virus corona. Rupanya, saat ini pemerintah terus berlanjut melakukan berbagai upaya reformasi perpajakan yang kembali digalakkan. Baik berupa intensifikasi maupun ekstensifikasi basis pajak. Salah satu, bentuk ekstensifikasinya yakni pemungut pajak transaksi elektronik (PTE) atas perusahaan digital asing, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2020 yang melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 yang bertujuan memberikan stimulus fiskal dalam rangka penangan dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19.

Keempat, mengurai permasalahan fundamental ekonomi nasional, yakni menyeimbangkan demand dan supply yang masih sangat turun. Jadi, stabilisasi antara demand dan supply idealnya bisa terjaga keseimbangannya. Sebab, bagaimanapun juga pertumbuhan ekonomi kita di 2021 itu akan tumbuh positif, apabila kita mampu mengendalikan pertumbuhan ekonomi sebaik mungkin.

Prospek ekonomi yang positif dapat kita tempuh dengan sinergi. Melalui empat alternatif solusi yang tertawarkan tersebut di atas besar kemungkinan jika terterapkan dengan sinergisitas secara menyeluruh dari pemerintah dan seluruh pelaku ekonomi maka besar kemungkinan akan memberikan kontribusi pada perbaikan ekonomi nasional di tahun 2021.

—————– *** ——————-

Rate this article!
Tags: