Mengajak Siswa Lebih Enjoy Pelajari Fisika

Tim dari SMP Sekolah Alam Insan Mulia mencoba kemampuan robot hidrolik yang berhasil mereka ciptakan dalam waktu dua jam.

Tim dari SMP Sekolah Alam Insan Mulia mencoba kemampuan robot hidrolik yang berhasil mereka ciptakan dalam waktu dua jam.

Kota Surabaya, Bhirawa
Teliti, sabar dan saling bekerjasama merakit karton atau stik es krim. Dari bahan baku yang tampak begitu sederhana, para pelajar mulai jenjang SD, SMP hingga SMA berusaha membuat karya yang tak sederhana, yaitu robot hidrolik. Mereka saling berpacu menjadi yang terbaik di antara 37 tim dari berbagai sekolah di Surabaya.
Salah satu siswa yang ikut dalam kontes itu adalah Fahri Almaharani asal SMP Sekolah Alam Insan Mulia. Dua jam sudah dia berkutat dengan kertas karton berukuran tebal untuk dijadikan robot hidrolik. Untuk membuatnya tak hanya sekadar merangkai. Ada teori dalam ilmu fisika yang menjadi pondasinya, yaitu hukum pascal. Hukum tentang tekanan zat cair dalam ruang tertutup dan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
“Untuk membuat tekanan itu kita menggunakan enam buah spuit 5 CC. Tiga dipasang pada tubuh robot hidrolik dan tiga lainnya digunakan sebagai alat kontrol,” tutur siswi kelas IX yang akrab dipanggil Hani saat mengikuti kontes robot hidrolik yang digelar Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Jatim belum lama ini.
Untuk membuatnya robot hidrolik sampai melekat pada mobil pengangkut, butuh waktu selama dua jam. Hani bersama dua teman lainnya, Solihudin Alayyubi dan Musa Baril tak menemui kesulitan. Namun tantangan cukup berat saat dia tampil untuk menguji ketangkasan robot bikinannya. Dalam waktu tujuh menit, dia harus bisa menyelesaikan misi yang diberikan oleh panitia. Misinya adalah memindahkan barang dari satu ke lokasi ke lokasi yang sudah ditentukan panitia.
“Bentuk dan fungsinya seperti mobil backhoe. Misinya memindahkan lima kertas ke posisi yang ditentukan panitia. Sayang, dari lima misi hanya empat yang bisa dikerjakan hingga tuntas,” kata dia. Kesulitan itu dia alami lantaran robot yang dia buat kurang kokoh. Selain itu, bentuknya tidak dapat menjangkau benda yang posisinya berada di sudut ruang.  “Jadi saat menggapitnya yang sulit,” kata dia.
Meski belum sempurna menyelesaikan misi, Hani yakin bisa terpilih menjadi lima terbaik dan tampil saat grand final.
Ketua Panitia Kontes Robot Hidrolik Ary Dwi Jatmiko mengatakan, ada dua kategori dalam kontes tersebut. Di antaranya ialah kelas beginner dan advance. Di kelas beginner diikuti oleh pelajar SMP dan SD. Sedangkan di kelas advance diikuti oleh pelajar jenjang SMA. “Yang kami tekankan di sini adalah bagaimana memanfaatkan barang-barang yang murah untuk belajar membuat robot,” kata dia.
Menurut Ary, banyak orang berasumsi untuk membuat robot butuh biaya yang besar. Padahal untuk robot sejenis hidrolik ini justru sangat murah. Biayanya hanya butuh sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu. Jadi semua sekolah bisa ikut membuatnya, karena ini berbeda dengan robot elektro yang memang butuh biaya mahal.  “Pada dasarnya kita ingin mengajak siswa suka dengan sains dalam pelajaran fisika. Dengan aplikasi membuat robot hidrolik, mereka akan senang,” kata dia.
Dari 37 tim yang ikut dalam kontes ini, lanjut Ary, akan dipilih lima terbaik untuk diadu kembali dalam puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Agustus mendatang. [tam]

Tags: