Mengajar dan Rintis LSP LH

Diah Susilowati

Diah Susilowati
Akhir Februari 2020, Diah Susilowati menanggalkan karirnya sebagai ASN dengan jabatan akhir sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jatim. Selanjutnya, ia akan kembali untuk mengajar di perguruan tinggi dan bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dibidang lingkungan hidup.
Diah mengaku, kalau dirinya tidak bisa jauh dari lingkungan hidup. Hal itu terbukti sejak dirinya masuk menjadi ASN sejak tahun 1986 lalu, dengan mengawali karirnya di Dinas Pengairan Kabupaten Gresik, lalu ditempatkan di Badan Perencanaan Pembangunan Jatim, dan terakhir di Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Jatim (saat itu masih belum menjadi Dinas LH Jatim).
“Waktu di Bappeda turut merintis terbentuknya Badan Pengendalian Dampak Lingkungan tahun 1989, kemudian pernah juga di Biro SDA dua tahun menjadi Kabag, dan hijrah kembali menjadi Kabid di DLH Jatim, dan kini terakhir menjabat Kepala DLH Jatim. Jadi benar-benar lahir di lingkungan hidup,” paparnya yang kelahiran Ngawi, 3 Februari 1968.
Begitupula dengan latar belakang pendidikannya diraihnya, dimulai dari lulusan S1 Teknik Sipil di Institut Teknik Surabaya Sepuluh November dan dilanjutkan dengan S2 Teknik Geomatika. Sedangkan lulusan S3, meraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Brawijaya. “Jadi memang saya dari dulu suka di bidang lingkungan hidup ini,” katanya.
Selama mengabdi menjadi ASN, Diah juga menceritakan kalau dirinya pernah juga membantu mengajar di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, di FKM Universitas Surabaya, juga di ITS. “Dan saat ini, saya masih mengajar sebagai dosen luar biasa di S2 Teknik Lingkungan di UPN. Berbagi pengalaman dan ilmu yang telah dimiliki,” katanya.
Saat mengakhiri jabatannya sebagai Kepala DLH Jatim, Diah mengaku banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pejabat yang baru. Seperti, 12 ribu lebih usaha kecil dan menengah di Jatim yang perlu diberikan sarana prasarana sebagai upaya pengendalian kualitas limbah cair ke sungai.
“Diantaranya dengan simbaling (sistem pengambilan limbah keliling) dan pembangunan limbah komunal yang sudah dimulai dari tahun 2019, dan diharapkan program kegiatan ini tetap berlanjut nantinya,” katanya.
PR berikutnya yaitu mengatasi dengan mengelola limbah sampah, khususnya kebijakan strategi pengurangan sampah termasuk plastik sekali pakai sebanyak 30 persen. Diantaranya pengurangan penggunaan tas kresek, dan pengurangan pemakaian gelas/botol plastik digantikan dengan tumbler.
PR selanjutnya, membangun kemitraan dengan LSM. Nantinya tidak hanya satu LSM yang dianggap berkiprah, namun juga melibatkan banyak LSM turut berkiprah dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik di Jatim. “Banyak LSM dan pemerhati lingkungan yang turut menyukseskan pembangunan lingkungan hidup di Jatim ini,” katanya.
Begitupula, lanjutnya, pembangunan lingkungan juga tidak akan berhasil jika pemerintah tanpa bantuan dunia usaha dan masyarakat. Apalagi dunia usaha juga masih ada yang merespon dengan memberikan CSR-nya. “Misal Semen Indonesia, membantu mengumpulkan limbah tercecer dari usaha kecil menengah,” ujarnya.
Disisi lain, PR yang lebih besar adalah mempersiapkan sarana prasana untuk pembangunan pusat pengelolaan limbah industri (PPLI) seperti crane keliling sudah dipersiapkan, perizinan yang menyangkut kawasan hutan masih berproses sampai dengan izin lingkungan diharapkan bisa terselesaikan pada Maret 2020.
“Selanjutnya bisa siap untuk memulai pembangunan fisik awal, yang sudah diserahkan Ibu Gubernur ke pihak BUMD. DLH menyiapkan proses prizinan clear and clean bisa diselesaikan pada Triwulan I ini. PR kedepan, PPLI ini bisa terselesaikan,” katanya.
Sebagai profesional lingkungan, Diah mengatakan, perlunya sumberdaya manusia yang kompeten dibidang lingkungan bekerjasama dengan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Menilik hal itu, Diah bersama tim juga tengah merintis Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dibidang Lingkungan Hidup di Jatim.
Dikatakannya, LSP ini sudah terbentuk dan kerjasama dengan tim yang diantaranya terdiri praktisi perguruan tinggi dan asesor yang handal, hingga juga beberapa pensiunan yang terkait lainnya. “LSP ini juga didukung ikatan ahli lingkungan di Jatim. Adanya LSP diharapkan menghasilkan SDM yang handal dan berkompetensi dibidangnya agar menjadikan lingkungan hidup semakin lebih baik ke depannya,” katanya. [rac]

Rate this article!
Tags: