Mengelilingi Indonesia Timur melalui Puisi dan Cerita

Judul : Dari Timur
Penulis : MIWF
Penerbit : Gramedia
Cetakan : I, Mei 2017
Tebal : 112 halaman
ISBN : 978-602-03-5536-8
Peresensi : M Ivan Aulia Rokhman
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. 

Buku ini menjadi bukti nyata kecintaan penulis pada sastra. Wujud nyata dari perayaan intelektual. Dari Timur mencerminkan semangat MIWF, memperkenalkan karya sastra dari Indonesia di bagian timur. Wilayah yang dalam indikator pencapaian pembangunan infrastruktur, ekonomi, dan kultural relatif tertinggal dibanding wilayah barat. Uniknya, selalu disebut-sebut sebagai wilayah yang mengandung potensi besar (hlm 6).
Buku yang diberi judul Dari Timur-mencoba mengenalkan karya sastra dari wilayah Indonesia di bagian timur, wilayah yang dalam indikator pencapaian pembangunan infrastuktur, ekonomi dan kultural, tertinggal dibandingkan wilayah barat-namun disebut sebagai wilayah yang mengandung potensi besar. Dan karya yang terpilih ini telah menunjukkan kekhasan dalam tema dan kematangan dalam pengungkapan. Beberapa di antaranya di antaranya bahkan sangat berhasil dalam estetika. Di mana kebanyakan ide tulisan ini mencoba mengungkap isu-isu sosial, identitas dan adat budaya.
Buku edisi pertama kumpulan karya penulis MIWF ini memuat berupa karya sastra puisi dan cerita pendek dari sebelas penulis yang pernah terpilih menjadi penulis undangan MIWF. Karya sastra kesebelas penulis sangat beragam, tidak melulu tentang cinta, maupun kisah kehidupan kelam. Ada juga harapan untuk kehidupan di masa yang akan datang, riak-riak yang ada di karya sastra dalam buku ini merupakan buah pikir dari kegelisahan yang dialami oleh penulis.
Karya dalam buku ini menunjukkan kekhasan dalam tema dan kematangan dalam pengungkapan. Beberapa di antaranya bahkan berhasil dalam pencapaian estetika dan mampu mengikat perasaan pembaca secara lekat. Ini adalah hasil nyata dari buah pikir penulis menempuh jalan sunyi kepengarangan dalam melahirkan karya demi karya. Karya ini tidak hanya menjadikan nama mereka dikenal luas. Namun, juga menjadikan ide dan persoalan yang mengusik mereka yang belum mereka suarakan hingga saat ini-termasuk tentang akar identitas, adat, dan isu sosial di daerah masing-masing-bisa sampai pada pembaca yang luas (hlm 7).
Seperti cerita pendek Air karya dari Erni Aladjai, yang menceritakan gejolak di masyarakat tentang privatisasi sumber mata air oleh kelompok kapitalis. Persoalan yang kerap dialami masyarakat di sekitar sumber mata air. Cerita ini dikemas melalui sosok Zon. Tokoh utama ini ditampilkan sebagai sosok yang muncul dari masa lalu, kemudian menyaksikan secara nyata kerusakan alam akibat dari tindakan dirinya sendiri yang mewakili instansi perusahaannya di masa depan. Zon menyaksikan air menjadi sangat berharga dibandingkan dengan apa pun, menguasai sumber mata air adalah menguasai kehidupan.
Cerita lain juga hadir dari Cicilia Oday dalam Anak Penjaga Sekolah. Cerita pendek yang kental dengan roman, perjuangan, juga kesetiaan. Sosok anak penjaga sekolah ditampilkan sebagai sosok yang memuja dalam diam dengan penuh kesetiaan. Dia mengagumi Windy, gadis siswa sekolah, tempat ayahnya bekerja sebagai penjaga.
Jalan kesetiaan anak penjaga sekolah terus tumbuh bahkan saat Windy meninggal. Dengan ketekunan, setiap hari anak penjaga sekolah meletakkan satu bunga sepatu di atas pusara Windy. Bunga dari tanaman yang Windy berikan pada anak penjaga sekolah untuk dirawat saat Windy memenuhi tugas penanaman saat di sekolah.
Ada pula cerpen karya Faisal Oddang berjudul “Orang-orang dari Selatan Harus Mati Malam Itu” dalam kisah ini kita akan diajak melihat isu perihal agama. Di mana masyarakat dipaksa menganut agama resmi, mencantumkannya di KTP dan dipaksa menjauhi Tuhan Dewata Sewwae. “Uwak harus memilih, atau hak sebagai warga negara tidak kalian dapatkan, bisa saja diusir, bisa saja ada yang bertindak di luar kendali, Uwak sudah tahu sendiri, bukan, apa yang akan terjadi?” (hal 103).
Dari Timur tidak hanya kaya dalam cerita. Muatan di dalamnya sarat akan makna. Menjadikan pembaca semakin mengenal daerah Indonesia Timur, mulai dari identitas, adat, kebudayaan yang dijalani, hingga isu sosial yang sangat beragam setiap daerah. Pada gilirannya, pembaca akan mengenal keindonesiaan yang sesungguhnya.

———– *** ————-

Tags: