Mengelola Sekolah dengan 4M

Hj Sri Widiati SPd MM

Hj Sri Widiati SPd MM
Amanah yang diemban Hj Sri Widiati SPd MM sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Surabaya akan dijalankan sepenuh hati.  Dalam menjalankan amanah itu, kepala sekolah yang beralamat di Jalan Kusumabangsa 21, berpegang teguh pada empat pilar yakni mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan (4M). Dari situlah SMA Negeri 5 Surabaya dipandang masyarakat sebagai sekolah unggulan.
Widi sapaan akrab Sri Widiati ini menuturkan bahwa sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) yang bisa disebut manager atau pemimpin harus selalu berusaha bisa mengamalkan empat pilar tersebut. Seorang kepala sekolah harus bisa mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan seluruh komponen sekolah.
“Nah, bagaimana seorang kepala sekolah mampu mengelola sekolah ini agar bisa mencapai visi misi yang ditetapkan oleh sekolah. Kalau bisa mengamalkan 4 pilar tersebut pasti sekolah tersebut maju,” tuturnya saat ditemui Bhirawa, Senin (7/8) kemarin.
Menurut perempuan berpostur tinggi ini bahwa langkah memotivasi para guru untuk terus menjaga komitmennya harus tetap dijaga. Sebab, hal tersebut bakal meningkatkan kinerja seorang guru. Widi menjelaskan, sistem manajemen harus membuat perencanaan dengan jelas.
“Jadi di SMA Negeri 5 Surabaya itu setiap tahun di bulan Desember kami lakukan evaluasi diri. Karena dari evaluasi itu yang menghadirkan orangtua, guru, dan siswa ini untuk tahu apa yang kurang selama ini,” urainya.
Dari situlah, lanjut perempuan kelahiran Jombang 9 Nopember 1962,  sekolah melakukan pemetaan. Setelah itu baru menyusun Rencana Jangka Menengah (RJM) dan disusul Rencana Kerja Sekolah (RKS).
“Setelah itu, RKS itu kami paparkan kepada seluruh guru. Dari RKS kita larikan ke RKAS (Rencana kerja anggaran sekolah) itu juga kami paparkan agar transparan, tanpa perencanaan tidak akan bisa,” paparnya.
Mantan Kepala Sekolah SMA Negeri 19 Surabaya ini menekankan bahwa kunci keberhasilan sekolah itu ada adalah  trust atau kepercayaan. “Rasa percaya dari seluruh elemen sekolah sangatlah penting. Tidak hanya itu saja, bagaimana sekolah juga menerapkan 4 pilar tersebut,” tegasnya.
Widi yang mengomandoi 1.031 siswa ini yang dikenal cerdas dan pintar, ia terus mengembangkan ilmu dan wawasan seluruh guru melalui pelatihan mengasah kompetensi guru. Artinya, seorang guru harus diatas siswa dalam hal kemampuan.
“Kalau ada orang yang beranggapan guru-guru SMA Negeri 5 itu enak yang tidak perlu ngoyo mendidik siswanya karena sudah pinter-pinter, itu salah besar. Menghadapi siswa yang pintar tidaklah muda. justru kami disini kalau anak kami kemampuan 9, guru harus minimal harus 10. Nah, untuk bnisa mencapai kompetensi angka 10 ini kami melakukan pelatihan-pelatihan untuk mengasah kompetensi guru,” terangnya.
Pihaknya juga memastikan sangat peduli kepada siswa-siswa yang tidak mampu. Dari catatan, Widi mengkalkulasi ada 48 siswa yang tidak mampu dan pihak sekolah membebaskan semua biaya.
“Kami sangat peduli kepada siswa yang tidak mampu, kami tidak ingin ada anak putus sekolah. Anak-anak kami bebaskan SPP. kami juga menggerakkan alumni untuk bersama-sama menggerakkan program sekolah,” ujarnya. [geh]

Rate this article!
Tags: