Mengembalikan Pancasila Sebagai Filosofi Hidup Bangsa

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat membacakan teks pancasila sebagai Irup pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2016 di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat membacakan teks pancasila sebagai Irup pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2016 di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Hari Kesaktian Pancasila harus dimaknai sebagai momen refleksi mengembalikan filosofi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini penting sebagai dasar dan way of life Bangsa Indonesia yang multikultur dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan.
Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo usai memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (1/10).
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa Pancasila sebagai sesuatu yang luar biasa terhadap kondisi Bangsa Indonesia yang bhinneka. “Saya kira ini satu momen yang harus terus dilakukan karena ini akan menjadi refleksi filosofi bangsa yakni Pancasila. Dan hari ini menjadi sangat penting dalam rangka komitmen kita menjaga Pancasila,” katanya.
Menurutnya, empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI menjadi suatu kebutuhan yang penting dalam menjaga keragaman masyarakat Indonesia. “Fakta membuktikan kondisi kita ini multi ras, multi bahasa, multi teritori, maka dengan kondisi yang seperti itu harus kita syukuri dengan bersatu dan mewujudkan persatuan dan kesatuan,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa sebagai Bangsa Indonesia kita harus bersyukur memiliki Pancasila. Hal ini karena Pancasila mampu menjadi penengah ketika kondisi krisis dan kritis. “Ketika bangsa ini krusial karena krisis politik dan ekonomi, Pancasila dicari untuk menjadi pemersatu. Itulah kesaktian Pancasila,” ungkap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Ia mengatakan, Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sila pertama, diterapkan dengan seberapa jauh orang yang beragama bisa melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan agamanya, serta pembangunan yang melahirkan manusia berakhlak dan beretika. Sila kedua digambarkan dengan pembangunan itu harus memanusiakan manusia.
Sila ketiga, seluruh proses pemangunan ini harus membangkitkan kebersamaan, gotong royong, dan guyub rukun. Sila keempat, semua masalah yang ada harus diselesaikan dengan musyawarah. Dan yang terakhir, sila kelima harus digambarkan dengan mewujudkan keadilan dalam pembangunan. “Sebaiknya pancasila dijadikan indikator dalam mengukur suksesnya pembangunan,” katanya.
Tema Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2016 yakni ‘Kerja Nyata untuk Kemajuan Bangsa Sebagai Wujud Pengamalan Pancasila’. Upacara yang berjalan tertib dan khidmad diikuti anggota Korpri, Pelajar, Mahasiswa, TNI/Polri dengan Komandan Upacara, AKBP Budi Wardiman, SH, S.IK yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Detasemen Pelopor Satuan Brimob Polda Jatim. Sedangkan, sebagai Perwira Upacara adalah Mayor Sus Eko Budi Susanto, SH yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Protokol Gartap II Surabaya. Sebagai Inspektur Upacara (Irup) yakni Gubernur Jatim. [iib]

Tags: