Mengenal Calon Istri Pembawa Kebahagiaan

calon-istriJudul Buku    : Inilah Calon Istri Pembawa Kekayaan dan Kebahagiaan
Penulis    : Sagita Anita
Penerbit    : Laksana
Tahun Terbit  : Cetakan 1, 2016
Jumlah Halaman  : 152 halaman
ISBN      : 978-602-279-211-6
Peresensi    : Khairul Amin
Penikmat Buku Tinggal di Sumenep.

Selalu ada sosok perempuan tangguh dibalik kesuksesan pria, Istilah umum dimana diyakini oleh sebagian besar orang yang telah meraih kesuksesan. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup harus penuh pertimbangan matang. Mulai kecakapan dalam agama, kemampuan menjalani peran sebagai seorang istri dan ibu dalam secara bersamaan. Mampu menjalani kedua peran ini secara maksimal merupakan kunci utama. Pasangan hidup yang tepat akan membawa pada kebahagaiaan baik di dunia, maupun di akhirat.
Maka, melalui buku Inilah Calon Istri Pembawa Kekayaan dan Kebahagiaan (Laksana, 2016) Sagita Anita mendedah cermat cara mengenali calon Istri membawa pada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Istri yang membawa pada kebahagiaan bisa dikenali dari sisi sikap. Ia memiliki sikap dewasa, hal ini ditunjukkan dengan berpikir bijak dalam menghadapi ujian hidup, mandiri, tegar atau ulet dalam berusaha, serta berpenampilan menarik.
Selanjutnya penuh semangat. Penuh semangat ditunjukkan dengan tidak pelit memuji untuk memberi rasa percaya diri, dia akan selalu mendukung aktivitas pasangannya sehingga akan menjadikan kita fokus pada ambisi hidup. Kerakter penuh semangat juga akan tetap mendukung apapun yang terjadi, tidak pernah minta perhatian saat kita bekerja atau dalam kesibukan, memiliki ambisi besar dalam maraih cita-cita, namun tetap menjadikan kita sebagai pribadi sederhana dan rendah hati (hal 20). Selain itu, memiliki tujuan hidup jelas dan terarah, fokus pada peluang, serta hemat dan tidak boros. Sikap-sikap ini manjadi cerminan perempuan yag tepat dijadikan pendamping hidup. Praktis, perempuan dengan sikap tersebut akan mendorong pada kebahagiaan hidup.
Namun, hal yang paling pentinga dan utama adalah taat pada agama. Istri taat pada agama, baik perbuatan maupun perkataan akan menjaga diri agar tidak terjerumus pada penyimpangan nilai-nilai agama, sehingga pandai menjaga kehormatan, pandai bergaul. Kehormatan adalah simbol yang mengandung banyak makna. Secantik apapun perempuan jika sudah tidak mampu menjaga kehormatannya, maka pesona yang ada pada dirinya akan pudar.
Kehormatan adalah lambang kesucian yang tidak ternilai harganya, lambang kepribadian, lambang pengabdian terbaik kepada kedua orangtua. Menjaga kehormatan adalah harta terbesar, baik bagi diri sendiri, maupun bagi pasangan hidup (hal 45).
Istri pembawa pada kebahagiaan, selalu sabar. Meskipun pada dasarnya pemarah, dalam jiwa wanita ada titik kelembutan. Sabar adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas batah hati), tabah, tenang (tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu). Sabar dalam arti luas adalah menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diinginkan maupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi (hal 47).
Kemudian, perhatian. Perhatian menjadi permata yang siap membawa kedamaian dalam hidup, perhatian menjadi titian menuju keluarga bahagia. Tanpa perhatian, keadaan keluarga sulit menjadi keluarga yang nyaman. Selain perhatian, hal lain yang tidak kalah penting adalah rasa dimengerti. Maka, setiap pasangan saling mendengar keluh kesahnya tanpa menghakimi satu sama lain.
Rendah hati dan sederhana. Sifat ini menjadi pengendali akan sikap sombong. Perempuan yang memiliki sifat ini bersikap tenang, damai, dan memberikan kenyamanan serta ketentraman, sehingga akan mudah menerima kekuarangan dan kelebihan pasangan. Sikap ini memberikan penyadaran bahwa dirinya juga tidak luput dari kekurangan. Tanamkan dalam diri keikhlasan, terus bersabar dan bersyukur.
Diluar ciri tersebut, perempuan dengan naluri keibuan tinggi berpeluang meraih kebahagiaan. Ciri naluri keibuan bisa dilihat dari cara memperlakukan anak kecil, lihai dalam melaksanakan tugas seorang istri (memasak, mencuci, dan kegiatan rumah lainnya), santun dalam bertutur kata, serta bisa memposisikan diri sebagai ibu dan teman bagi setiap anggota keluarga (hal 65).
Karakter terakhir adalah Humoris. Perempuan humoris lebih enak dipandang daripada perempuan cantik, tapi cuek. Perempuan humoris lebih suka menjadi diri sendiri dan percaya diri, sehingga tak jarang pria menganggapnya unik, menarik, dan hebat. Perempuan humoris cerdas dalam mencairkan suasana. Ciri perempuan humoris paling menonjol adalah murah senyum dan tidak suka marah-marah. Perempuan humoris akan menjadikan suasana keluarga nyaman dan jauh dari membosankan.
Dalam buku ini penulis juga memaparkan ciri dari perempuan yang kurang baik jika dijadikan pasangan, yaitu perempuan yang tidak suka berkomitmen, tidak bertanggung jawab, tidak pernah puas, suka memaksa, boros, pembohong, materialistik, dan suka tebar pesona pada lawan jenis (hal 85).
Sajian dalam buku ini menjadi lebih kompleks dengan sisipan kumpulan kisah peran dan perjuangan istri dibalik kesuksesan suami, tanpa menafikan peran utama suami. Di banyak penjelasan, penulis memilih memanfaatkan kehalusan bahasa agar bisa dinikmati semua kalangan. Penuturan lembut Anita dalam buku ini sebagai penanda bahwa karya pertamanya ini menyimpan etos literasi yang mencerahkan.

                                                                                                          ———— *** ————–

Tags: