Mengenal Lebih Dekat Waroeng Kopi Kayu Mas Situbondo

Didik Suryadi, owner Waroeng Kopi Kayu Mas Situbondo saat meracik kopi arabika di salah stand kegiatan Pemkab Situbondo. [sawawi]

Tonjolkan Rasa Khas Arabica, Juara Satu Nasional Festival Kopi Indonesia
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Situbondo meski wilayahnya didominasi hamparan lautan yang memanjang 150 km, namun masih memiliki kawasan perkebunan kopi yang terkenal hingga mancanegara. Namanya kawasan perkebunan kopi Kayu Mas, Kecamatan Arjasa, Situbondo.
Dikawasan yang terletak dipegunungan ini memiliki hamparan ribuan hektar lahan ditanami kopi, utamanya kopi jenis arabica. Disana, juga ada salah satu pemilik Waroeng Kopi Kayu Mas, namanya Didik Suryadi. Waroeng Kopi Kayu Mas ini tidak seperti PKL pada umumnya, tetapi didesain sangat lincah karena kedainya dipajang dalam mobil.
Didik Suryadi, di Kabupaten Situbondo sudah sangat kesohor. Terutama dikalangan pecinta dan penikmat kopi. Gayanya yang unik dengan rambut panjang diikat, serta jenggot yang panjang, sangat melekat dalam profil Didik Suryadi saat meracik kopi. Tangan Didik Suryadi meski sudah berusia diatas 50 tahun, tetap lincah saat meramu kopi khas arabika.
Kelihaian Didik bisa dilihat saat mangkal disebuah acara resmi, terutama acara yang digagas oleh OPD-OPD Pemkab Situbondo. “Saya sudah cukup lama menekuni dunia perkopian ini,” sahut Didik saat ditemui pada acara kontes ternak baru baru ini.
Didik setiap manggung berjualan, selalu dibarengi oleh barista barista handal asal Kota Situbondo. Selain untuk membantu usaha Didik, para remaja itu juga dilatih untuk mandiri dalam berwira usaha. Didik tidak hanya membawa satu barista, jika arena kegiatan ramai, ia mengikutsertakan lebih dari satu barista. “Ya mereka kami latih dahulu sebelum ikut dalam meracik kopi disebuah acara. Mereka rata rata sangat antusias dalam meracik kopi,” tegas Didik Suryadi.
Didik menceritakan awal kisah membuat Waroeng Kopi Kayu Mas Situbondo. Sejak tahun 2008 silam, Didik terlibat dalam kegiatan tanaman kopi mulai dari hulu hingga ke hilir dengan melibatkan kelompok tani dan budidaya kopi di Kayu Mas. Bahkan mulai dari menanam hingga panen serta produksi sampai industri hingga diolah di kedainya, Didik terjun langsung bersama petani kopi Kayu Mas. “Ya termasuk barista kami juga ada semua. Kegiatan ini tidak hanya asal menjual kopi saja melainkan juga mengedukasi petani serta menginformasikan kebun tanaman kepada masyarakat,” ulas Didik.
Agar kopi yang diracik memiliki pelanggan fanatis, Didik selalu menjaga kualitas serta kuatitas sehingga tak heran kopi racikan Didik behasil meraih juara 1 nasional dalam festival kopi Indonesia belum lama ini. Sebenarnya, aku Didik, kedainya memperoleh referensi dari Profesor di Malang, bahwa Kopi Kayu Mas layak mendapatkan Muri. “Biasanya begini, disuatu tempat itu bervariasi. Kalau kopi arabika yang menonjol maka kopi robusta sebaliknya. Tetapi disini kopi arabica, robusta serta kopi loak, semua menjadi juara pertama. Kami selalu menjadi juara karena menjadi percontohan tingkat nasional,” tutur Didik.
Untuk merangsang petani lebih gigih menanam kopi, memproduksi kopi serta menjadi kopi sebagai bagian dari ikon usaha maka petani di Kayu Mas saat ini diberi fasilitas yang serba gratis. Mulai dari lahan, bibit, pupuk serta modal, semua disiapkan. “Tinggal kami melihat SDM petani. Mau apa tidak mereka untuk bekerja dengan serius. Semua fasilitas sudah ada dilapangan,” ulas Didik. Kapasitas Didik yang kini mulai dikenal di sektor kopi bukan karena tumbuh dengan sendirian, melainkan ia merupakan bagian dari kelompok tani (poktan) setempat. Dengan bersama petani, Didik bisa memberikan dan menularkan motivasi kepada petani dan remaja milenial untuk terus berkembang menata wirausaha kopi. “Kami sadar ini merupakan tugas yang berat. Saya sebelumnya seorang bankir dan lebih memilih keluar dari zona nyaman hanya untuk menekuni kopi di kawasan pegunungan ini. Ini kami lakukan bersama kaum petani kopi. Alhamdulillah sekarang sudah mulai dikenal,” terang Didik.
Di komunitas petani kopi ada filsofinya yakni harus mampu mengendalikan bahan baku serta memiliki SDM yang bagus sehingga memiliki hasil dengan nilai jual yang bagus. Kata Didik, di Kayu Mas saat ini tersedia lahan tanaman kopi seluas 1.500 hektar. Luas sebanyak itu, akunya, dikelola bersama dengan 15 poktan. Saat ini, jelas Didik, per hektar lahan mampu memproduksi 2,5 ton dan kopi Kayu Mas dijamin selalu laku. “Petani disini sudaha ada SOP-nya. Mulai dari menam, memanen hingga menjual sampai ke tingkat akhir dijamin akan memiliki nilai harga yang tinggi,” papar Didik.
Kesuksesan petani kopi Kayu Mas Situbondo, imbuh Didik, karena semua elemen memiliki kekompakan untuk memajukan potensi kopi yang sudah dikenal sampai ke mancanegara. Didik mengakui, keberadaan petani yang tangguh dengan pendamping yang bagus akan meningkatkan taraf ekonomi petani kopi di Kayu Mas Situbondo kedepan. “Untuk mencapai kesuksesan itu kami didukung oleh banyak motivator serta kemudahan untuk memiliki sertifikasi. Intinya kami disini saling bersinergi,” pungkas pria asli Probolinggo itu.
Heru Hartanto, seorang penyuka kopi arabica Kayu Mas, sudah cukup lama mengenal kiprah Didik Suryadi sebagai pelaku wirausaha dan tanaman kopi. Dalam pandangan Heru, racikan kopi Didik Suryadi dikenal memiliki rasa yang berbeda dengan peracik kopi yang lain. “Silahkan dicoba hasil racikan Didik Suryadi. Rasanya selain khas juga paling nikmat kalau disedu. Kami sudah lama menjadi pelanggan tetap Waroung Kopi Kayu Mas milik Didik Suryadi ini,” terang Heru. [sawawi]

Tags: