Mengenal Prasetyo Suwignyo, Petugas Transfer Embrio Terbaik Nasional

Prasetyo Suwignyo, petugas transfer embrio terbaik Nasional. [wiwit agus pribadi]

Anak Sapi yang Lahir Melalui Perkawinan IB Kualitasnya Sangat Bagus
Kota Probolinggo, Bhirawa
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan penghargaan kepada pemenang Lomba Petugas Reproduksi Ternak Berprestasi, Petugas Transfer Embrio (TE) Terbaik dan Provinsi dengan penilaian TE Terbaik tahun 2022. Salah satunya, penghargaan itu diterima Kota Probolinggo.
Penghargaan tersebut diberikan, dengan tujuan untuk meningkatkan semangat petugas dan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk melaksanakan Inseminasi Buatan (IB) dan transfer embrio.
Adalah Prasetyo Suwignyo. Sosok non ASN berusia 40 tahun dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Kota Probolinggo, yang berhasil lolos menjadi juara 3 (tiga) petugas TE terbaik tingkat nasional, mewakili Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
“Ini adalah sebuah apresiasi terhadap instansi maupun petugas transfer embrio. Kebetulan saya mewakili untuk diikutsertakan,” ujar pria yang akrab disapa Pras itu, saat ditemui Kamis (1/12) pagi, di ruang Kepala DPKPP Kota Probolinggo.
Penghargaan bagi peraih juara itu, lanjutnya, diberikan pada malam Anugerah IB & TE Award 2022 di Bogor Jawa Barat, Kamis (24/11). Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan seluruh provinsi di Indonesia.
Pria kelahiran 20 Agustus 1982 itu juga mengatakan, penetapan juara ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor: 11793/KPTS/HK.160/F/11/2022 Tentang Penetapan Pemenang Lomba Petugas Reproduksi Ternak Berprestasi Tahun Anggaran 2022.
Sementara saat penyerahan berlangsung, Pras didampingi Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Kepala UPT. IB Provinsi Jawa Timur.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada para Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur dan DPKPP Kota Probolinggo, serta seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan saya, kegiatan vaksinasi, penandaan dan pendataan ternak di lapangan,” ucapnya.
Ia menyampaikan raihan prestasi ini diperoleh setelah melewati rangkaian proses seleksi oleh tim penilai pusat yang dilakukan sejak bulan September 2022. Dimana dalam penilaian, setiap provinsi mengirimkan satu orang nominator untuk mengikuti lomba inseminator.
Penilaian kinerja pelayanan petugas inseminator di ajang itu dilakukan berdasarkan usulan dari dinas provinsi dan data laporan yang masuk di dalam sistem iSIKHNAS serta dokumen pendukung lainnya.
“Penilaian berdasarkan jumlah pelayanan dan jumlah pelayanan terukur serta kontribusi terhadap capaian target. Tim juri dan tim verifikator terjun langsung ke lapangan untuk menilai petugas TE tersebut,” jelasnya.
Didampingi Sub Koordinator Produksi Peternakan pada Bidang Peternakan DPKPP Kota Probolinggo Veliana Ningrum, pria asal Wonosobo itu mengungkapkan sudah melakoni profesi sebagai inseminator sejak tahun 2013.
Ia menceritakan, kegiatan IB dengan menggunakan bibit sapi unggul merupakan salah satu kegiatan yang langsung menyentuh peternak dan manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh peternak.
Anak sapi yang lahir melalui perkawinan IB kualitasnya sangat bagus dengan pertambahan berat badan yang sangat cepat, sehingga memberikan keuntungan ekonomis yang cukup tinggi kepada peternak.
“Dengan adanya perkawinan melalui IB, diharapkan kualitas ternak di masyarakat menjadi lebih baik,” tuturnya.
Ke depan, tambahnya, pelayanan reproduksi diutamakan pada ternak yang telah dilakukan penandaan ternak atau eartag QR code. Dengan penandaan ini, diperoleh manfaat ternak beridentitas ternak berkualitas. Hal itu sesuai amanah yang disampaikan Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Agung Suganda pada acara malam penganugerahan tersebut.
Selain sudah mengantongi sertifikat inseminator, Pras mengaku memiliki sertifikat pemeriksaan kebuntingan, sertifikat sebagai asisten teknik reproduksi dan transfer embrio. Ia juga telah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) IB.
“Tahun 2017 lalu saya juga mendapat penghargaan juara satu atas Lomba IB Tingkat Provinsi Jawa Timur,” tuturnya.
Ia berharap, dengan adanya aplikasi transfer embrio bisa meningkatkan kualitas bibit unggul dan bisa diaplikasikan pada sapi-sapi petani ternak. Karena hasil keturunan sapi TE ini yang diharapkan adalah kemurnian dari turunan ini adalah seratus persen. “Jadi kelahiran dari hasil transfer embrio ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Karena harga jual dari TE lebih tinggi,” tandasnya.
Transfer Embrio (TE) adalah merupakan bioteknologi reproduksi kedua setelah Insseminasi Buatan (IB). kegiatan TE dimulai dari produksi, distribusi/penyebaran, dan transfer embrio. Embrio sebagai hasil pembuahan sel telur yang unggul dan dibuahi dengan sperma dari pejantan yang juga memiliki mutu genetic unggul, tandasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, yang dimaksudkan dengan transfer embrio adalah suatu metode buatan dalam perkawinan dengan cara membentuk embrio dari seekor betina induk unggul, yang disebut donor, kemudian dipindahkan dan dicangkokkan kedalam saluran reproduksi induk betina lainnya dalam spesies yang sama, yang disebut resipien.
Melalui teknologi TE bukan hanya potensi pejantan saja yang dioptimalkan, melaikan potesi dari betina berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal. Hasil dari betina unggul ini ternyata secara alamiah hanya menghasilkan satu atau dua bibit unggul dalam jangka waktu sembilan bulan kelahitan.
Tetapi dengan teknik TE bisa menghasilkan lebih dari dua embrio yang di panen. Melalui teknik TE, betina unggul tidak perlu bunting tetapi hayan menghasilkan embrio-embrio yang selanjutnya untuk dititpkan pada resipien yang tidak harus genetic unggul tetapi mempunyai alat reproduksi yang normal hingga dapat memelihara anak sampai tahap patus, ungkapnya.
“Untuk melakukan transfer embrio (TE) diperlukan hewan betina donor yang relatis unggul. Penentuan donor dengan menyeleksi hewan betina yang memiliki genetic unggul, sehat berumur empat sampai delapan tahun serta memperatikan siklus estrus yang normal,” pungkasnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: