Mengenali Penyakit Pasca Lebaran

Oleh :
Oryz Setiawan
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (Public Health) Unair

Lebaran telah usai yang ditandai dengan tradisi maaf memaafkan antar saudara, tetangga, handai taulan yang dibingkai anjang sana. Momen lebaran begitu bermakna dalam suasana mudik masih terasa. Hampir tak lengkap memang bila belum diiringi dengan hidangan makanan khas lebaran hingga kue-kue lebaran yang beraneka ragam.
Pada umumnya banyak tersaji makanan dan minuman manis, bersantan dan berlemak. Bila selama berpuasa, tubuh akan berusaha menyesuaikan sehingga metabolisme akan diturunkan dibandingkan hari biasanya. Kondisi ini berlangsung selama sebulan atau 30 hari.
Memasuki lebaran, biasanya masyarakat cenderung makan sepuasnya tanpa batasan, sehingga tubuh yang sudah beradaptasi menjadi “kewalahan” atau (verfeeding). Kondisi overfeeding ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dalam waktu singkat. Di sisi lain tingkat prevalensi kejadian ini pada umumnya minggu-minggu pertama pasca lebaran.
Tersedianya hdangan atau menu makanan yang disajikan pada umumnya cenderung rentan menimbulkan masalah saluran pencernaan. Disamping itu, saat lebaran cenderung lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayur. Padahal, buah dan sayur penting untuk dikonsumsi setiap hari sebagai sumber vitamin dan mineral dimana termasuk antioksidan. Kekurangan buah dan sayur akan menyebabkan tubuh mudah (rentan) terserang penyakit. Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya aktivitas fisik olahraga dan istirahat yang cukup, hal ini penting untuk mengembalikan kondisi tubuh agar kembali bugar dan tidak mudah sakit, menjaga kesehatan jantung dan aliran darah tetap lancar ke seluruh tubuh, sekaligus mengurangi resiko timbulnya penyakit yang disebabkan oleh tingginya konsumsi gula, garam dan lemak sehingga dapat “terbakar” menjadi energi.
Sebenarnya memasuki hari raya kondisi kesehatan harus memperoleh perhatian lebih terutama bagi mereka yang berresiko terjangkit penyakit seperti kelompok usia lanjut serta balita dan anak-anak. Secara karakteristik penyakit yang paling sering mumcul ketika memasuk lebaran hingga pasca lebaran adalah penyakit tidak menular, penyakit gangguan pencernaan serta gangguan fisik akibat kelelahan atau kecapekan (fatique). Jenis penyakit yang tidak menular akibat pola makan yang tidak terkendali antara lain : munculnya rematik, tensi darah tinggi, potensi diabetes, asam urat, kolesterol hingga gangguan ginjal dan jantung.
Bagi orang yang menderita penyakit kronis, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol tinggi, diabetes, asam urat bahkan sampai serangan jantung dan stroke adalah musuh atau pantangan yang harus dihindari setidaknya seminimal mungkin. Sedangkan golongan penyakit gangguan pencernaan antara lain : diare, maag (gastritis), radang usus sangat rawan terjadi. Pada suasana lebaran, biasanya sampah makanan dan lalat ada dimana-mana, bila kondisi ini tidak dapat diatasi dengan benar maka akan sangat mempengaruhi kesehatan. Selain itu tingkat higienitas dan sanitasi makanan terkadang juga terabaikan.
Kondisi tersebut diperparah perilaku masyarakat terutama perkotaan yang cenderung memesan makan siap saji atau makanan jadi karena bisanya mereka sangat bergantung pada pembantu rumah tangga (PRT). Saat banyak para PRT mudik, orang-orang kota biasanya sulit mencari makanan sehat dan bersih. Sedangkan gangguan fisik akibat kelelahan atau kecapekan berpotensi timbul pada saat kegiatan mudik dan lebaran. Hal tersebut ditandai dengan perilaku orang kurang tidur dan kelelahan. Akibatnya, bila tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat, maka penyakit-penyakit seperti ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut), batuk, pilek dan radang tenggorokan acapkali terjadi. Kondisi tubuh kecapekan karena terlalu banyak mengunjungi saudara dan terkadang aktivitas begadang setiap malam sehingga daya tahan tubuh akan cepat menurun (drop).
Pengaturan waktu istirahat yang cukup dan bila perlu minum multivitamin yang bisa memberikan sekaligus mengembalikan energi pada tubuh. Terkait hal tersebut sudah sepatutnya kita kembalikan ke ajaran agama dimana Allah SWT menganjurkan umatnya untuk tidak makan berlebihan, sebab akan memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Dalam QS. Al A’raf ayat 31 yang artinya “makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan,”. Dalam nasehat lain adanya larangan banyak makan dan tidur, sebaiknya kita sebagai orang yang beriman bisa lebih mengontrol lagi hal-hal tersebut. Janganlah rakus terhadap makanan, jangan makan sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Hal itu diperkuat dengan penelitian kesehatan yang mengungkap bahwa makan berlebihan dapat mengakibatkan seseorang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dimana sangat berresiko menimbulkan berbagai penyakit “kekinian”
Kondisi tersebut dapat mendatangkan beragam penyakit misalnya diabetes dan darah tinggi. Sebaiknya perlu memperhatikan pola makan secukupnya dengan membatasi jumlah, mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan gula, garam dan lemak. Selain itu memperbanyak konsumsi sayur, buah-buahan dan air putih serta meluangkan waktu minimal 30 menit untuk berolahraga. Pola hidup sehat seharusnya dilakukan setiap saat, tak hanya sebelum lebaran, tapi juga setelah Lebaran lalu terus dilanjutkan setiap hari sebagai bagian dari pola hidup sehat menjadi sebuah kebiasaan (habits). Dengan mengadaptasi pola hidup sehat, kesehatan dan kebugaran tubuh dapat terus terjaga setiap hari bahkan berharap dapat sepanjang tahun sehingga momentum lebaran sebagai motivasi guna menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Dengan demikian kita dapat mengenali kondisi tubuh masing-masing sehingga dengan tubuh dan jiwa yang sehat maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan dapat lebih produktif.

———- *** ————

Rate this article!
Tags: