Mengenang 40 Hari Berpulangnya Gus Sholah

KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah semasa hidup. Semasa hidup, Gus Sholah telah mendirikan banyak cabang Ponpes Tebu Ireng hingga ke luar pulau.

Dirikan SMA Trensains hingga Bangun Cabang Tebu Ireng ke Luar Pulau
Kab Jombang, Bhirawa
Sudah 40 hari Dr Ir KH Salahudin Wahid atau Gus Sholah mangkat. Namun jasa-jasa adik kandung mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid itu terus dikenang. Terutama jasanya membesarkan Pondok Pesantren Tebu Ireng, yang kini tak hanya berdiri di Jombang tapi juga sudah di luar pulau.
Semasa hidup, Gus Sholah banyak melakukan pengembangan pendidikan. Maka tidak heran, ketika dipimpin Gus Sholah, Pesantren Tebuireng berkembang cukup pesat. Sejumah cabang baru Ponpes Tebuireng didirikan hingga luar pulau.
“Banyak yang diberikan Gus Sholah untuk kita. Banyak warisan beliau untuk Indonesia, terutama masalah pendidikan. Baik itu pendidikan agama maupun pendidikan umum,” kata KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin.
Dua unit pendidikan terbaru yang didirikan pada era Gus Sholah yakni, SMA Trensains (Pesantren Sains) dan SDI Tebuireng Ir Soedigno. SMA Trensains didirikan pada 2014 oleh Gus Sholah, peresmiannya pada 23 Agustus 2014 oleh Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifuddin.
Berdirinya SMA Trensains dilatarbelakangi adanya keinginan Gus Sholah untuk mencetak generasi unggul dalam bidang sains kealaman, serta generasi yang bisa menjadikan Al Quran sebagai basis epistemologi dalam pengembangan sains. Sekolah ini berada di Jalan Raya Jombang-Pare KM 19, Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Kurikulum SMA Trensains Tebuireng disebut ‘kurikulum semesta’. Yakni, unifikasi dari kurikulum nasional, kurikulum muatan kearifan pesantren sains (MKPS), dan kurikulum internasional (Cambridge Curriculum). Saat pertama mengikut UNBK (2017), dari 44 sekolah di Jombang yang memiliki jurusan IPA, SMA Trensains menempati peringkat ketiga dengan nilai rata-rata 64,34.
Sedangkan SDI Tebuireng Ir. Soedigno didirikan Gus Sholah pada 2013 di Desa Kesamben, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Didirikannya sekolah ini untuk membentuk generasi yang beriman, berilmu dan berakhlaq. Seiring berjalannya waktu, sekolah ini banyak diminati dan muridnya mencapai ratusan.
Menurut Gus Kikin, cabang Pesantren Tebuireng juga didirikan di luar provinsi, bahkan di luar pulau. “Terbaru, saya dan Gus Sholah meresmikan Pesantren Tebuireng di Samarinda, Kalimantan Timur. Jadi sekarang ini sudah berdiri 14 cabang Tebuireng,” ujar Gus Kikin yang juga merupakan cicit pendiri NU, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari (Mbah Hasyim) tersebut.
Sebanyak 14 cabang itu di antaranya, Pesantren Tebuireng II di Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Pesantren Tebuireng III Hajarun Najah, Indragiri Hilir, Riau, Pesantren Tebuireng IV Al Islah, Indragiri Hulu, Riau, Pesantren Tebuireng V Ciganjur, Jakarta, Pesantren Tebuireng VI Binaumma, Cianjur, Jawa Barat, serta Pesantren Tebuireng VII Miftakhul Khoir, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara.
Kemudian, Pesantren Tebuireng VIII Petir, Serang, Banten, Pesantren Tebuireng IX Al Kamal, Sibolangit, Deli Serdang Sumatera Utara, Pesantren Tebuireng X Al Hijaz, Rejang Lebong, Bengkulu, Pesantren Tebuireng XI Ambon, Maluku, Pesantren Tebuireng XII Darul Sholihin, Tulang Bawang Barat, Lampung, £esantren Tebuireng XIII Pandeglang, Banten, serta Pesantren Tebuireng XIV Madani, Bintan, Kepulauan Riau, serta Pesantren Tebuireng XV Samarinda, Kalimantan Timur.
“Sedangkan Pesantren Tebuireng Pusat berada di Cukir, Jombang. Seluruh cabang tersebut didirikan oleh Gus Sholah. Itulah warisan yang akan kami teruskan. Banyak sekali yang bisa kita pelajari dari Gus Sholah,” ujar Gus Kikin yang belakangan telah ditunjuk sebagai Pengasuh Pesantren Tebu Ireng, Jombang sebagai pengganti Gus Sholah.
Seperti diketahui, Gus Sholah mengembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (02/02) yang lalu sekitar pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita Jakarta usai menjalani operasi penyakit jantung. Gus Sholah merupakan Pengasuh Pesantren Tebuireng yang ketujuh atau pada 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek, KH Hasyim Asy’ari (Pengasuh Pesantren Tebuireng pertama tahun 1899-1947).
Gus Sholah lahir di Jombang 11 September 1942. Mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini merupakan putra ketiga dari enam bersaudara pasangan KH Wahid Hasyim dan Nyai Hj Sholihah. Gus Sholah menempuh pendidikan umum mulai dari SD Perwari Salemba, SMP Negeri 1 Cikini, SMA Negeri 1 Budi Utomo hingga menamatkan kuliahnya di jurusan arsitek di Institut Tekhnologi Bandung. [Arif Yulianto]

Tags: