Menggugah Kesadaran Diri Orang Beriman

M Sholihin Fanani

Oleh:
M Sholihin Fanani
Ketua Majelis Tabligh PW Muhammadiyah Jatim

Saya mengawali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan. Sudah berapa kali kita semua berpuasa selama hidup ini? Mungkin ada yang sudah 10 kali, 25 kali dan bahkan lebih dari itu. Lalu Pertanyaan saya berikutnya adalah, apa yang kita rasakan setelah puasa? Maksudnya adalah perubahan-perubahan apa dalam diri kita dalam kehidupan sehari-hari?
Apakah pengaruhnya terhadap pola pikir kita? Apakah ada perubahan pada ucapan dan perilaku kita? Apakah ada perubahan pada watak dan sifat kita? Hal inilah yang seharusnya kita renungkan selama kita berpuasa. Sehingga ada peningkatan kualitas ibadah dan kepribadian dalam diri seseorang muslim dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dan akan berdampak pada kehidupan sosialnya.
Puasa Ramadan yang kita lakukan ini seharusnya dapat mengubah kesadaran diri bagi setiap muslim. Sehingga akan semakin taat setelah ramadan dan semakin baik kepada sesama manusia ‘Hablum minallah wahablum minannas’. Ada beberapa kesadaran yang dilakukan oleh setiap muslim setelan puasa Ramadan.
Pertama: Kesadaran Spiritualitas. Yaitu kesadaran yang ditunjukkan dengan semakin meningkat kuantitas dan kualitas ibadah kita. Kesadaran spiritualitas juga dapat dilihat nilai-nilai keikhlasan seseorang dalam beribadah. Bahwa beribadah tidak hanya dengan niat untuk mendapatkan pahala semata, tetapi lebih dari pada itu adalah mengharapkan keridhaan Allah SWT semata.
Kedua; Kesadaran Kolektifitas. Yaitu menyadari bahwa kita hidup itu saling berhubungan dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kesadaran kolektif ini sangat penting bagi seorang muslim, bahwa hidup ini tidak bisa sendiri, pasti kita akan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu Islam mengajarkan agar kita saling tolong-menolong kepada sesama manusia dalam kebaikan dan tidak tolong menolong dalam keburukan dan kemungkaran.
Ketiga, Kesadaran Humanitas. Yaitu kesadaran kemanusiaan. Puasa harus menyadarkan kita bahwa semua orang dihadapan Allah adalah sama, tergantung ketaqwaannya. Orang yang berpuasa harus bisa memanusiakan manusia sebagai manusia layaknya manusia yang harus dimanusiakan sebagamana manusia.
Orang yang berpuasa harus bisa lebih menghargai orang lain. Lebih sabar dan tidak mudah mengumbar emosinya bila ada orang lain yang salah. Sebagaimana Hadits Rasulullah Saw, “Bila ada orang yang mengajak untuk bertengkar, katakanlah bahwa aku sedang puasa”.
Keempat: Kesadaran Moralitas. Yaitu orang yang berpuasa ramadhan akan memiliki akhlak yang baik ‘Akhlaqul Karimah’. Nilai keimanan dan ketaqwaan seseorang yang paling tinggi adalah terletak pada akhlaqnya. Artinya puasa telah melatih diri kita menjadi orang yang jujur, sabar dan peduli terhadap orang lain. Inilah hasil puncak seseorang yang telah berpuasa, yaitu menjadi orang-orang yang bertaqwa, ‘La’alakum Tattaqun’. Dalam Alquran Surat Ali Imran disebut ciri-ciri orang yang bertaqwa; yaitu orang-orang yang rajin berinfaq walau dalam keadaan lapang dan sempit, orang-orang yang bisa mengendalikan amarahnya dan orang-orang yang bisa memaafkan kesalahan orang lain. Oleh karena itu kebiasaan umat Islam setelah ramadan saling bermaafan. [*]

Tags: