Pertahankan Budaya Leluhur Budha, Tionghoa – Nasrani

Prosesi pemakaman The Meiji Thejakusuma menggunakan cara agama Budha dan Tionghoa di Pemakaman Umum Gununggangsir, Dusun Wonokoyo, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan, Kamis (8/1).

Prosesi pemakaman The Meiji Thejakusuma menggunakan cara agama Budha dan Tionghoa di Pemakaman Umum Gununggangsir, Dusun Wonokoyo, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan, Kamis (8/1).

Pasuruan, Bhirawa
Suasana haru terlihat  di Pemakaman Umum Gununggangsir, Dusun Wonokoyo, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Lagu-lagu pujian dan ceramah pendeta terdengar sayu-sayup saat upacara pemakaman korban pesawat AirAsia QZ8501 asal Surabaya The Meiji Thejakusuma (45) dan Jie Stevie Gunawan (10) dimakamkan di komplek pemakaman cina secara berdampingan, Kamis (8/1).
Sejumlah keluarga dan kerabat dekat hadir dalam upacara pemakaman ibu dan anak yang berlangsung hikmad. Pemakaman menggunakan adat dan budaya leluhur Budha, Tionghoa dan Nasrani dipimpin langsung Marvel Rawung, pendeta dari Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) bagi pemakaman Jie Stevie Gunawan. Sedangkan, The Meiji Thejakusuma di pimpin pendeta muda yang bernama Jimmi.
Dua orang perempuan berbaju batik dengan menggunakan alat musik, tampak khusyuk menyanyikan puji-pujian yang ditujukan kepada para leluhur mereka.  Di dekat pemakaman juga disajikan beberapa sesaji seperti seekor lauk ayam, telur, buah-buahan dan jajanan pasar yang disuguhkan bagi para leluhur mereka mengiringi kepergian jenazah ibu dan anak korban pesawat AirAsia tersebut.
Tak hanya membacakan doa, tabur bunga, tabur koin, membakar miniatur rumah. Pelepasan satu merpati putih dilepas di depan liang lahat jenazah The Meiji Thejakusuma juga dilaksanakan, begitupula jenazah Jie Stevie Gunawan. Pelepasan merpati itu agar kedua jiwanya langsung menuju surga. Semua anggota keluarga dan kerabat dekatpun terenyuh dalam kesedihan.
Keduanya dimakamkan berdekatan hanya disela satu lubang yang rencananya diperuntukan untuk lima anggota keluarga lain yang juga korban pesawat Air Asia tujuan Surabaya-Singapura tersebut. “Prosesi pemakamannya menggunakan cara agama kami, meski juga didoakan anggota keluarga lainnya yang berkeyakinan lain. Untuk ibunya dengan cara agama Budha dan Tionghoa,” tandas Marvel Rawung, pendeta dari Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS).
Kakak dari The Meiji Thejakusuma, Suyono merasa kehilangan dengan kepergian The Meiji. Iapun merasa ikhlas karena takdir sudah berkehendak lain. “Kepribadiannya sangat baik, keluarga kami sangat kehilangan dengan kepergian The Meiji Thejakusuma. Semoga ia diterima disisinya,” ujar Suyono.

Korban Asal Wlingi
Setelah sempat tidak ada kejelasan korban hilangnya Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501, akhirnya salah satu korban dari Kabupaten Blitar berhasil teridentifikasi, yakni salah satunya jenazah Ruth Natalie Made Puspitasari (26) asal Kecamatan Wlingi Kabupaten blitar yang telah diserahkan pada keluarga korban, Rabu (7/1).
Identifikasi jenazah Ruth Natalie Made Puspitasari (26) ini hasil dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) Jawa Timur yang dibantu dari berbagai instansi samping dan DVI dari 5 negara sahabat yang  berhasil mengidentifikasi 8 jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501, dimana 4 diantaranya diidentifikasi berdasarkan hasil tes DNA.
Camat Wlingi Kabupaten Blitar, Totok Triwibisono mengatakan berdasarkan hasil konfirmasi yang dilakukan Pemerintah Daerah, satu diantara jenazah yang teridentifikasi tim DVI Rabu kemarin itu identik dengan Ruth Natalie Made Puspitasari (26) tahun yang merupakan warga jalan Gajahmada Beru Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar.
“Dengan penemuan jenazah Ruth Natalie tersebut, pemerintah daerah berinisiatif membantu pemulangan jenazah korban tragedi air asia itu dengan mengirim 2 unit mobil PMI bersama Muspika dan pihak keluarga menuju ke RS Bhayangkara Surabaya sejak Kamis pagi (kemrin red),” kata Totok Triwibisono.
Lanjut Totok, setelah dilakukan serah terima oleh tim DVI, direncanakan jenazah langsung dibawa menuju Wisma Persemayaman Paramita di Kota Blitar untuk disemayamkan sambil menyiapkan penguburannya.
“Bantuan pemulangan jenazah yang ditanggung penuh oleh Pemerintah Daerah dengan menerjunkan tim PMI ini, dimana ini merupakan bentuk kepedulian Pemerintah dan penyampaian rasa belasungkawa Pemerintah pada pihak keluarga korban,” jelasnya.
Selain itu Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar juga melakukan pengawalan perjalanan jenazah korban mulai perbatasan Kabupaten malang dan Kabupaten Blitar, tepatnya di wilayah Kecamatan Selorejo hingga Wisma Persemayaman Paramita Kota Blitar.
“Menurut rencana jenazah akan disemayamkan di Kecamatan Wlingi pada Jumat besok (hari ini red),” ujarnya.
Sementara perlu diketahui, dari kedelapan jenazah tersebut yang telah teridentifikasi 4 diantaranya termasuk jenazah Ruth Natalie Made Puspitasari (26), dimana diidentifikasi dengan menggunakan metode DNA (deoxyribonucleic acid)  juga ditambah dengan property, antropologi maupun temuan medis.
Sedangkan keberangkatan Ruth Natalie ke Singapura menggunakan pesawat Air Asia dengan nomor Penerbangan QZ8501,diungkapkan Ibu Ruth Natalia, Ong Ya Ho (54) berlibur dengan calon suaminya yang sebelumnya pihak keluarga sempat mencegah untuk ikut berlibur karena tidak tega, namun karena Natalie sudah terlanjur membeli tiket dan berangkat bersama calon suaminya Bob Hartanto Wijaya serta kedua calon mertuanya akhirnya pihak keluarga mengijinkan.
“Karena liburan itu sudah direncanakan sekaligus juga sebagai kado ulang tahun putri saya  yang ke-26 yang berulang tahun pada 20 Desember 2014 lalu. Bahkan kami juga tidak sempat mengantar ke Bandara Juanda Surabaya dan terakhir hanya menerima kontak melalui nomor telephone seluler Natali pada Minggu pagi menjelang keberangkatan pesawat,” terangnya.
Sementara itu Siswa SD katolik kelas V, Kraksaan, kabupaten Probolinggo  menggelar do’a bersama gereja di Santo Paulus sekolah setempat. Mereka menggelar do’a bersama atas kepergian sahabatnya Albertus Eka Surya Yulinato (10), yang menjadi korban AirAsia QZ8501 bersama keluarganya yakni Indra Yulianto (51), V S Andrijany (44), dan Stephanie Yulianto (14). Yang mana baru sang ayah ( Indra Yulianto) yang diketemukan dan terindentifikasi.
Kegiatan Do’a yang digelar pada Rabu 7/1 malam ini memantik perhatian dewan guru dan semua murid di sekolah tersebut,”ini luka yang sangat dalam bagi kami. Apa lagi teman kelas disini, dan saya sendiri sebagai teman dekat Albertus selama ini,”kata Valen salah satu teman dekat Albertus.
Valen mengaku, kalau dirinya sampai saat ini belum merasa tenang, sangat sangat trauma dengan kejadian yang menimpa teman dekatnya.”semoga jasadnya cepat ditemukan,”tambah Valen, sambil meneteskan air matanya. [hil,htn,wap]

Tags: