Menggunakan Limbah Kayu, Produksinya Tembus Pasar Nasional

Suyanto menunjukkan berbagai jenis trofi hasil karyanya. Trofi ini dibuat dari limbah kayu partikel dan pemasarannya menembus pasar nasional.

Suyanto menunjukkan berbagai jenis trofi hasil karyanya. Trofi ini dibuat dari limbah kayu partikel dan pemasarannya menembus pasar nasional.

Kediri, Bhirawa
Berkat keuletan dan ketekunan dalam memanfaatkan  limbah kayu partikel, membawa berkah bagi Suyanto, warga  Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Dengan limbah itu, dia mampu mendulang rupiah.
Suyanto mampu menyulap limbah kayu partikel menjadi karya seni berupa trofi atau piala yang memiliki nilai jual tinggi. Dan trofi buatan pria kelahiran Malang ini bisa menebus pasaran nasional. Suyanto mengaku seluruh wilayah di Indonesia sudah menggunakan kerajinan piala atau trofi hasil produksinya. Dia kebanjiran order. Dalam satu minggu, pesanan mencapai 200 buah trofi atau piala.
“Per minggu biasanya untuk trofi kaki satu ada pemesanan hingga 100 buah, trofi kaki 2 juga mencapai 100 buah dengan penghasilan sekitar Rp 12 juta per minggu.  Untuk pesanan selain dari lokalan Kediri, juga  dari luar daerah seperti Kalimantan, Sumatera dan Irian.  Kalau di Jawa,  seluruh daerah sudah menggunakan  trofi buatan saya,” cerita Suyanto, Rabu (5/11)
Saat ini kerajinan Suyanto tidak hanya pada pembuatan trofi, namun juga sudah merambah pada pembuatan souvenir yang berbentuk vandal.  Vandel-vandel ini juga langsung melejit pemasaranya, bahkan dari beberapa sales yang mengambil dari dirinya mengaku jika beberapa instansi  di lingkungan Pemprov Jatim kerap memesan vandel buatannya.
Untuk memenuhi pesanan-pesanan tersebut, Suyanto mempekerjakan sebanyak 27 karyawan yang terdiri dari beberapa kerabat dan warga sekitar. Dalam pembuatan piala secara utuh, Suyanto hanya mengerjakan bagian dasar, yang berbahan harbord sementara bagian tengah atau badan piala dipesan dari sesama perajin di daerah lain dengan cara barter bahan . ” Untuk bahan marmer saya barter dari sesama perajin dari Tulungagung, untuk yang bagian plastik dari trofi saya barter di Sidorjo,” terang Suyanto.
Suyanto menceritakan mulai merintis usahanya sejak 1996 silam. Semula dia berprofesi sebagai pembuat sangkar burung.  Dengan profesi ini ia selalu datang jika ada lomba burung. Dari situ Suyanto melihat, setiap lomba burung panitia mengeluarkan  trofi yang cukup banyak dalam sekali even perlombaan. “Dari sana saya menangkap peluang bisnis yang bagus untuk dikembangkan,” aku Suyanto.
Berbekal latar belakang seorang mebeler, akhirnya dia mencoba membuat trofi dengan dibantu anak istrinya. Tak disangka, ternyata trofi buatannya diminati banyak orang.
Pesanan skala kecil pun  datang dari sejumlah toko penjaja piala atau trofi. Seiring berjalannya waktu, ketekunan Suyanto yang dibuktikan melalui kualitas kreasinya yang apik banyak dikenal orang, bahkan sampai ke luar Jawa.  “Akhirnya banyak sales dari luar kota yang datang untuk memesan trofi buatan saya. Mereka bilang trofi buatan saya memiliki ciri khas tersendiri yakni dari segi bentuk dan bahannya,” ungkapnya
Untuk harga trofi bervariasi.  Untuk trofi berkaki empat, Suyanto mematok harga dari Rp 160-200 ribu per buah, untuk trofi berkaki satu Rp 15-80 ribu, vandal Rp 17,5- 60 ribu.  [van]

Tags: