Menghadapi Atasan yang Sulit

Atasan sulitLaboratorium Manajemen Sumber Daya Manusia
Diasuh  Tim BDK Surabaya
Dr. H. Muchammad Toha, M.Si.
Aziz Fuadi, S.Sos., M.S.M.

Harian Bhirawa bekerja sama dengan Laboratorium Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Balai Diklat Keagamaan Surabaya menerima konsultasi tentang  manajemen SDM, mulai dari perencanaan, penempatan, pengembangan sampai dengan pemberhentian karyawan. Laboratorium ini juga mengupas tentang masalah-masalah lain yang berkaitan dengan issue Manajemen SDM, seperti motivasi, kepuasan kerja, konflik, stress kerja dan masalah lain yang dihadapi karyawan.  Kirimkan surat anda melalui email ke bdk_surabaya@kemenag.go.id. Surat juga bisa dikirim ke email: harian_bhirawa@yahoo.com dengan subjek surat “Laboratorium Manajemen SDM”. Kami akan dengan senang hati menjawab surat yang anda kirimkan dan memecahkan masalah yang Anda hadapi.
Menghadapi Atasan yang Sulit
Pertanyaan:
Pengasuh yth. Saya Aldo dari Malang. Saya bekerja pada sebuah instansi pemerintah hampir 6 tahun. Baru-baru ini ada pergantian atasan di kantor tempat saya bekerja. Namun atasan baru perilakunya sangat sulit dipahami. Ia bersifat kaku, tidak mau menerima saran dari orng lain, gila hormat dan selalu bersikukuh bahwa tindakannya benar meskipun hal tersebut salah. Bagaimana bapak pengasuh mengdapinya?
Jawab:
Bapak Aldo, tugas seorang atasan adalah  membimbing, mengembangkan, mengarahkan, menggerakkan, memotivasi  dan mengawasi bawahannya. Celakanya, tidak semua atasan atau seorang pemimpin memahaminya. Ketidakpahaman peran yang seharusnya ditampilkan pemimpin tersebut bisa disebabkan oleh rendahnya kompetensi yang ia miliki; atau jika ia berbuat sebaliknya seperti atasan yang Anda ceritakan tersebut, hal itu lebih disebabkan oleh faktor kepribadian (personality). Menurut Raymond Cattell kepribadian adalah sifat seseorang yang akan menyebabkan perilaku yang akan ia tampilkan dalam menghadapi situasi tertentu. Kepribadian yang merupakan kecenderungan bawaan tersebut terbentuk dari pengalaman keluarga, budaya dan pengalaman-pengalaman kehidupan lainnya yang dilalui individu saat dibesarkan hingga dewasa. Karenanya, kepribadian seseorang bisa dilihat dari pola perilaku, emosi dan cara berpikir seseorang.
Ketika menghadapi orang dengan kepribadian yang sulit maka Anda jangan berpikir untuk mengubah kepribadiannya. Hal tersebut sangat sulit terjadi, kecuali ada peristiwa ekstrim, trauma atau sesuatu yang membuatnya berubah.  Yang perlu Anda lakukan adalah bagaimana Anda bisa nyaman dengan kondisi kerja seperti itu. Ingatlah bahwa posisi Anda adalah sebagai bawahan dengan kekuasaan dan wewenang yang sangat terbatas.
Jangan Bertindak Konfrontatif
Bertindak konfrontatif ketika Anda menghadapi Atasan yang sulit adalah tidakan yang tak ada gunanya. Apapun yang Anda katakan akan dianggapnya sebagai tindakan yang melawan dan tidak menghormati, sedangkan atasan yang sulit biasanya tidak menyukai bawahan yang bersifat konfrontatif meskipun yang Anda lakukan benar dan sesuai realita yang ada. Yang ia harapkan adalah  Anda menganggapnya sebagai pahlawan di kantor, memujinya, selalu minta persetujuan kepadanya ketika anda melakukan sesuatu dan menuruti apa katanya.
Ketika Anda menghadapi situasi di mana Anda terlibat diskusi panas dengannya, janganlah Anda terpncing untuk ikut panas. Sikap yang ikut panas akan dianggapnya seagai sebuah perlawanan. Pada situasi tersebut argumen Anda tak akan dihiraukannya. Lebih baik Anda menunggu ketika kemarahannya reda, mendengarkan apa yang ia katakan selanjutnya minta ijin meninggalkan ruangan dengan alasan ada pekerjaan yang perlu Anda selesaikan saat itu juga. Katakan argumen atau penjelasan Anda tentang sebuah hal ketika ia sudah tak panas lagi, atau ambil kesempatan lain ketika ia sedang berbaik hati. Berikan data-data pendukung, uangkapkan  dampak positif dan negatifnya ketika mengambil sebuah keputusan. Berikan juga alternatif lain sebagai solusi atas permasalahan yang sedang Anda bahas. Misalkan ada plan A dan plan B, berikut efeknya bagi organisasi atau mungkin efek sosial yang dimungkinkan akan terjadi.
Jika perlu catat seluruh peristiwa yang menimpa Anda, misalkan kapan Anda berdiskusi dengan atasan, kesepakatan apa yang telah Anda buat dengan atasan Anda,  apa yang Anda bicarakan dengannya, apa yang ia harapkan dari Anda dan kekurangan apa yang perlu Anda benahi. Catatan tersebut sebagai bukti bagi Anda bahwa atasan Anda telah membuat kesepakatan dan harapannya sehingga jika ia mengelak Anda mempunyai bukti untuk dipaparkan. Kalau ia mengijinkan, ajak rekan kerja Anda sebagai saksi atas kesepakatan tersebut.
Bersikap Profesional
Sikap aman untuk menghadapi atasan yang sulit adalah bersikap profesional.  Penuhi apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab Anda. Jangan sampai ada tugas dan tanggung jawab yang tertera dalam job description yang tidak Anda kerjakan. Jika ada job description yang tidak Anda kerjakan, ini membuat ada celah bagi Anda untuk menjadi makanan empuk atasan Anda. Buatlah tidak ada alasan bagi atasan Anda untuk mencela dan memarahi Anda karena semua tugas dan tanggung jawab telah Anda kerjakan. Pahami pekerjaan Anda, pelajari peraturan yang terkait dengan pekerjaan Anda dan tunjukkan kinerja yang baik. Jika perlu Anda bekerja di atas standar yang telah ditetapkan.
Jika semua tugas telah Anda kerjakan, job description telah Anda penuhi namun masih saja ada yang kurang dan Anda dicela atau diberi penilaian yang miring, maka anggap saja Anda sedang menghadapi anak kecil. Bagi anak kecil,  semua yang dilakukan orang lain akan dianggap salah ketika tidak sesuai dengan keinginannya. Terima kondisi tersebut sebagai hal yang biasa agar Anda tak terpengaruh energi negatif darinya. Sangatlah rugi jika ternyata Anda terpengaruh dengan sikap dan perilakunya sehingga menyedot energi dan pikiran. Ingatlah bahwa Anda bekerja untuk instansi pemerintah dan menjadi pelayan masyarakat sehingga apapun sikap atasan Anda sebatas hal tersebut tidak melanggar norma dan hak asasi manusia, anggap saja sebagai sebuah dinamika dalam berorganisasi.  Jika Anda telah terbiasa dengan kondisi seperti itu, maka sikap dan perilaku dari atasan tidak akan menurunkan kinerja Anda.
Jika kinerja Anda yang baik ternyata dinilai jelek dalam performance appraisal (penilaian kinerja) tahunan, maka Anda berhak menanyakan secara baik-baik mengapa bisa dinilai kurang dan carilah pembanding dengan membandingkan Anda dengan karyawan lain dengan tugas dan tanggung jawab yang setara. Atau kalau perlu bicarakan dengan atasan yang lebih tinggi tingkatannya dibanding atasan langsung Anda agar mendapatkan keadilan di dalam penilaian.
Meningkatkan Batas Toleransi
Setiap individu ada sebuah batas toleransi dalam menghadapi sikap yang tidak mengenakkan. Batas tersebut bersifat individual sehingga tiap orang berbeda tingkatannya. Bagi seseorang sebuah sikap dari orang lain bisa jadi dianggap sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan, namun bagi orang lain akan dianggap sebagai hal yang biasa. Meningkatkan batas toleransi adalah salah satu cara menghadapi kondisi yang tidak nyaman. Tingkatkanlah batas toleransi sebisa mungkin. Hal tersebut juga berarti zona kenyamanannya diperluas agar timbul perasaan nyaman. Sesuatu yang pada awalnya sebagai hal yang tidak nyaman diperluas zonanya,  dengan cara menetralkan perasaan jengkel, menganggap situasi yang Anda hadapi sebagai sesuatu yang biasa, berdamai dengan situasi dan lepaskan ganjalan yang ada  pada diri Anda.
Introspeksi Diri
Ada baiknya jika Anda introspeksi diri apakah yang Anda kerjakan selama ini sudah benar, ataukah yang Anda lakukan selama ini sudah sesuai dengan  tuntutan peran dari organisasi Anda. Jangan sampai ternyata Anda menilai diri sendiri terlalu tinggi sehingga tidak melihat kelemahan atau kekurangan yang Anda miliki.  Nilai satu per satu sikap, perilaku, kebiasaan dan kinerja Anda selama ini. Bandingkan dengan teman Anda yang Anda nilai  berkinerja baik. Berusahalah adil pada diri sendiri. Perbaiki jika ternyata kinerja Anda masih lebih buruk dibanding rekan kerja Anda. Di samping itu, carilah tahu apakah yang Anda rasakan juga dialami oleh rekan kerja Anda di kantor. Jika sebagian besar dari rekan kerja Anda merasakan hal yang sama seperti yang Anda rasakan, hal itu berarti memang benar bahwa masalah tersebut bukan terletak pada diri Anda namun pada atasan Anda yang memang tergolong orang yang sulit.

                                                                                                                  ———– *** ———–

Rate this article!
Tags: