Mengisi Waktu dengan Menulis dan Mengajar

Pakde Karwo

Pemprov, Bhirawa
Setelah sepuluh tahun memimpin, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo akan menanggalkan jabatannya seiring dengan pelantikan Gubernur Jatim terpilih Dra Hj Khofifah Indar Parawansa MSi, Rabu (13/2). Selanjutnya, lembaran baru Pakde Karwo akan dimulai. Menulis dan mengajar, itulah pilihannya.
Pakde Karwo, mengaku akan menulis sebuah buku tentang strategi marketing usah mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jatim. Buku itu digali dari pengalamannya selama menjadi Gubernur Jatim dan melihat secara langsung proses pemasaran produk UMKM di Jatim.
“Ada yang menarik, memang setelah produksi langsung dijual. Tapi ternyata barang yang mereka produksi tidak sesuai keinginan pasar,” ujarnya usai berpamitan kepada Forkopimda Jatim, Senin (11/2) malam. Dalam bukunya, Pakde Karwo juga akan berupaya merevisi teori pemasaran yang ada. Bahwa yang terpenting saat ini bukan cara memasarkan tapi permintaan pasar.
“Kalau dalam ekonomi namanya supply sight harus berubah menjadi permintaan, supply chain. Permintaan pasar itu seperti apa? Saya menulis ini dari pengalaman mengurus UMKM, produksi besar tapi sulit dipasarkan,” katanya.
Selain menulis buku, mantan Sekdaprov Jatim itu juga telah mendapatkan tawaran untuk mengajar ilmu ekonomi makro di salah satu universitas negeri di Surabaya. Dia telah menyetujui, namun enggan menyebut universitas mana. “Salah satu rektor sudah meminta saya untuk mengajar, ya, saya mau. Ya, universitas negeri di Surabaya. Cuman saya enggak berani menyebutkan, soalnya SK-nya belum turun,” katanya.
Selain kampus negeri di Surabaya, Pakde Karwo juga akan mengajar di STPDN. Beberapa, katanya, dia sudah mengajar di sejumlah STPDN. “Cuman, saya ngobrol sama istri. Istri kan menteri keuangannya. Dia agak keberatan, soalnya penghasilannya tidak sepadan dengan pengeluarannya,” seloroh Pakde diikuti tawa wartawan yang mewawancarainya.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo mengaku, guru besar yang sesungguhnya telah melekat dalam dirinya adalah masyarakat Jatim yang plural, terbuka dan dapat meletakkan permusyawaratan mufakat sebagai solusi. Hal itu yang mendukung pemerintah mampu melahirkan konsep partisipatoris sebagai perubahan dari sistem top down dan button up dari sebuah pemerintahan otoriter.
“Gubernur terpilih saat ini, Bu Khofifah telah masuk dalam lingkatan kultural Jatim. Harapanya belia bisa masuk dalam lingkaran silent majority yang tidak terdengar, konsolidasi dengan tokoh masyarakat dan kalangan kritis dalam pembangunan serta tiang keempat demokrasi yakni media,” pesan Pakde Karwo. [tam]

Tags: