Mengunjungi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jombang

Pengunjung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang. Setelah pandemi Covid-19 melandai, setiap hari ada sekitar 200 orang yang datang. [Arif Yulianto]

Pandemi Mulai Melandai, Sehari Pengunjung Bisa Tembus 200 Orang
Kab Jombang, Bhirawa
Minat baca masyarakat di Kabupaten Jombang berangsur normal sejak melandainya pandemi Covid-19. Hal ini diketahui dari jumlah pengunjung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang yang bisa tembus hingga 200 orang per hari.
Sejumlah pengunjung tampak hilir mudik berkunjung ke Balai Perpustakaan Mastrip di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang. Anak-anak sekolah tampak sibuk mengerjakan tugas mereka di lantai II. “Ini cari referensi untuk mengerjakan tugas sekolah,” tutur salah satu pengunjung bernama Erfina
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang, Suwignyo mengatakan, sejak kasus Covid-19 melandai, minat baca masyarakat meningkat, dibuktikan dari jumlah pengunjung yang bertambah setiap hari. “Sekarang sudah normal. Bisa tembus sampai 200 orang per hari,” kata Suwignyo.
Suwignyo mengatakan, pada tahun 2021, pihaknya masih memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung. Saat itu, maksimal jumlah pengunjung yang diperbolehkan masuk ke perpustakaan hanya 20 orang saja.
Di luar angka itu, pengunjung diminta menunggu di luar sembari menunggu pengunjung lain selesai. “paling banyak saat itu mungkin 100 pengunjung,” kata Suwignyo lagi.
Dari akumulasi tahunan, kunjungan tahun 2021 sebanyak 25.699 orang. Jumlah itu meningkat dari tahun 2020 yang hanya sekitar 17.000 orang. Sementara jumlah pengunjung pada tahun 2022 ini masih belum dilakukan perekapan. “Tapi kisaran sehari paling banyak tembus 200 pengunjung,” ujarnya.
Selain karena faktor kasus Covid-19 yang melandai, Suwignyo menyebutkan, stok jumlah buku yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang juga mempengaruhi tingkat animo masyarakat untuk berkunjung.
Saat ini, total koleksi buku cetak yang dimiliki ada 33.760 eksemplar. Kemudian, ditambah koleksi buku digital yang bisa diakses secara gratis sebanyak 13.019 eksemplar. “Pengunjung juga bisa memilih ingin baca versi cetak atau digitalnya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, untuk pengadaan buku sendiri menggunakan metode quisioner kepada pembaca. Mereka bisa melakukan ‘request’ atau mencatat buku yang mereka inginkan. Kemudian, jumlah peminat paling banyak akan dibeli dinas. “Kalau selama ini paling banyak. Kita beli bukunya Gramedia karena paling banyak request dari sana,” terangnya.
Selain buku terbitan nasional, di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jombang ini terdapat pula buku hasil terbitan lokal yang diadakan setiap tahunnya. Yakni penerbit Andi Kepik yang kerap menyediakan buku lokal. “Buku terbitan lokal kita sediakan di pojok Jombangan,” tutupnya. [Arif Yulianto]

Tags: