Mengunjungi Tempat Penjualan Apen dan Lupis Ny Riany, Makanan Khas Situbondo

Ny Riany dengan ramah melayani pembeli lupis dan apen di warung yang ia rintis di Dusun Olean Kidul Desa Olean Kecamatan Kota Situbondo, Rabu (8/2). [sawawi]

Asyik Buat Kongkow di Sore Hari, Siap Melayani Pelanggan Sepekan Penuh
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Jika di Kabupaten Banyuwangi dikenal dengan masakan rujak soto, Situbondo sebagai kabupaten tetangga terdekat Banyuwangi juga memiliki makanan khas serupa. Adalah apen dan lupis (atau lopis), dua makanan yang sangat familiar dan sudah bertahun tahun menjadi makanan khas masyarakat Kota Santri Situbondo. Bahkan bisa dipastikan di tiap dusun atau desa di Kabupaten Situbondo ada yang selalu menjajakan dan menjual makanan yang terbuat dari tepung beras tersebut.
Sore itu rintik hujan mulai membasahi ujung Desa Olean Kecamatan Kota Situbondo. Kondisi tersebut memantik beberapa warga untuk mencari camilan maupun makanan untuk mengisi perut yang mulai kosong. Tak lupa, beberapa warga kota juga mulai mendatangi pangkalan Ny Riany, wanita paro baya yang dikenal sebagai pemilik usaha makanan apen lupis di Kabupaten Situbondo. Ny Riany tidak sendirian dalam menjalankan usaha makanan yang sudah puluhan tahun ia jalani.
Dengan dibantu beberapa orang karyawannya, saudara dan kerabat dekatnya tak lelah membantu usaha kecli-kecilan yang dirintis Ny Riany di Jalan Raya Desa Olean tersebut.
Ny Riany mengaku tiap hari harus bangun subuh untuk menyiapkan bahan baku pembuatan makanan apen dan lupis. “Kalau apen itu rata rata berbentuk bundar. Sedangkan lupis biasanya berbentuk segitiga yang dibungkus daun pisang,” ujarnya sambil melayani para pembeli, Rabu (8/2).
Lebih detail Ny Riany mengungkapkan, kalau bahan baku makanan apen dibuat dari tepung beras dengan dicampur beberapa bumbu dapur. Untuk cara masak apen, katanya, bahan yang sudah siap diolah lalu dimasukkan ke dalam alat cetakan yang terbuat dari baja dengan model melingkar. Sebaliknya, urai Ny Riany, makanan lupis dibuat dari bahan beras ketan yang dimasukkan ke dalam daun pisang. “Lupis ini selanjutnya dikukus dulu,” papar Ny Riany.
Untuk memuaskan pelanggan dan penyuka masakan apen dan lupis, Ny Riany sejak dahulu membuka usaha sepekan penuh, mulai pukul 13.00 hingga 22.00. Untuk sampai ke tempat usaha makanan Ny Riany tidaklah sulit. Dari Alun-alun Kota Situbondo pengunjung tinggal mengikuti jalan lurus ke arah utara Pelabuhan Kalbut. Sesampai di Pasar Olean, pengunjung tinggal berapa kilo meter sudah sampai di papan bertuliskan Apen/Lupis Ny Riany-Olean. “Kami sudah cukup lama menjadi pelanggan tetap usaha makanan lupis dan apen milik Ny Riany ini,” aku Eko Kintoko Kusumo, yang kesehariannya menjadi advokat andal Kota Santri itu.
Eko bahkan tak hanya sendiri kala mendatangi stan makanan Lupis-Apen Ny Riany di Olean, dia juga datang bersama kolega dekatnya dan para advokat luar Kota Situbondo. Koleganya ini dia ajak untuk mencicipi makanan yang dilumuri serpihan kelapa dan gula Jawa tersebut. Ia mengaku rutin mendatangi pangkalan makanan Lupis-Apen Riany, sedikitnya sepekan dua kali. “Apen dan lupis ini selain merupakan menu khas daerah Situbondo yang banyak ditemui juga sangat cocok disantap  saat musim penghujan tiba,” ucap Eko.
Senada dengan Eko, pelanggan makanan lupis dan apen lain asal Kota Situbondo bernama Romy juga sangat hobi merasakan enaknya makanan yang ditekuni Ny Riany tersebut. Romy mengaku lebih suka lupis daripada apen, karena kesengsem oleh rasa gulanya yang legit dan beda dengan gula pada umumnya. “Biasaya lupis disajikan  dengan taburan  parut kelapa yang diberi gula Jawa cair. Ini sangat cocok untuk kudapan sore hari sambil ngopi,” pungkas Romy seraya mengaku harga dua makanan khas itu cukup murah yakni Rp 1.000 per biji. [Sawawi]

Tags: