Menhub Tegaskan Bandara Bawean Belum Beroperasi Saat Mudik

Kondisi lapangan terbang perintis Pulau Bawean.

Kondisi lapangan terbang perintis Pulau Bawean.

Pemprov, Bhirawa
Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan memastikan Bandar Udara (Bandara) perintis di Bawean belum bisa beroperasi saat arus mudik dan balik 2015 karena masih dibutuhkan sejumlah penyempurnaan.
“Saya kira pada arus mudik dan balik tahun ini belum bisa digunakan karena butuh penyempurnaan,” ujarnya di sela menghadiri pembukaan Konferensi Akuntansi Internasional Airlangga 2015 di Hotel Bumi Surabaya, Rabu (3/6).
Ia menjelaskan, penyempurnaan yang harus dilakukan ada di bagian peralatan navigasi serta perpanjangan landasan pacu di bandara yang terletak di Kabupaten Gresik tersebut. “Alat navigasi dan landasan pacunya kurang panjang, jadi harus ada penyempurnaan terlebih dahulu sebelum dioperasikan,” ujar mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia tersebut.
Menteri kelahiran Surabaya itu juga mengakui hal tersebut yang menjadi salah satu faktor belum keluarnya izin operasional dari Kementerian Perhubungan RI.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur Ir Wahid Wahyudi mengatakan bahwa Bandara Bawean terancam belum beroperasi saat musim arus mudik 2015 karena terganjal pada proses verifikasi dari Kementerian Perhubungan RI.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab belum turunnya hasil verifikasi dan memilih menunggu dari pusat. Menurut dia, sebuah kerugian besar jika hingga musim arus mudik Lebaran 2015 Bandara Bawean belum bisa dioperasikan karena ditunggu masyarakat, khususnya warga setempat yang berniat pulang ke kampung halaman. Nantinya, di Bandara Bawean akan dipergunakan pesawat jenis Grand Caravan Susi Air yang berangkat dari Bawean ke Surabaya dan sebaliknya sebanyak dua kali dalam sepekan. Tarif tiket pesawat berpenumpang 12 orang tersebut sebesar Rp 249 ribu per penumpang.
Sementara itu tim verifikasi kelayakan dari Kementerian Perhubungan kemarin sedang meninjau bandara perintis di Pulau Bawean, Kabupaten GresikĀ  untuk menilai kelayakan bandara yang terletak di pulau terluar wilayah tersebut. “Saat ini tim verifikasi dari Kemenhub sedang melakukan peninjauan di Pulau Bawean, dan hasilnya kami masih belum dapatkan, nanti kalau ada kabar lanjutan akan saya beritahu,” ucap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik Andy Hendro Wijaya Rabu kemarin.
Dikatakannya, berdasarkan rapat terakhir, kendala yang ada pada Bandara Perintis Pulau Bawean terletak pada izin Analisa Dampak Lingkungan (Amdal), yang masih perlu mendapatkan persetujuan dari Badan Lingkungan Hidup (BLK) Provinsi Jawa Timur. “Kalau dari sisi udara, bandara ini sudah sangat layak dan bisa dioperasikan, namun demikian kita masih menunggu semua masalah beres sebelum secara resmi dioperasikan,” katanya.
Andy mengaku selalu pro aktif dengan semua pihak terkait permasalahan bandara, dan dirinya sangat ingin bandara ini bisa segera dioperasikan untuk menunjang transportasi masyarakat di wilayah pesisir. Sebab, selama ini masyarakat masih harus menggunakan kapal untuk menuju Pulau Bawean, dan selalu terkendala apabila cuaca dan gelombang tidak bersahabat. “Penyelesaian bandara dari sisi Pemkab Gresik sudah beres, termasuk masalah pembebasan lahan dan pembangunan beberapa pendukung lainnya, oleh karena itu kita harapkan bisa segera dioperasikan,” ujarnya.
Sementara itu, rencananya Bupati Gresik Sambari Halim Radianto beserta Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf akan meninjau bandara Pulau Bawean pada Minggu (7/6), untuk melihat hasil akhir dari pembangunan bandara ini. “Kita semua ingin bandara ini sudah bisa dioperasikan sebelum lebaran, sehingga bisa dimanfaatkan untuk keperluan arus mudik 2015,” ujarnya.

Lelang Trem Surabaya
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Perhubungan juga menyatakan proyek pembangunan alat Angkutan Massal Cepat atau AMC berupa trem di Kota Surabaya tahun ini masih memasuki tahap penyelesaian studi kelayakan. “Tahun ini masih menyelesaikan studi sambil membangun infrastrukturnya. Sedangkan pekerjaan lelang, sangat kecil untuk dilakukan tahun ini, mungkin tahun depan,” kata Menteri Perhubungan Ignasius Johan di Surabaya kemarin.
Diketahui, PemkotĀ  Surabaya bersama dengan Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia sebagai operator trem dalam proyek Mass Rapid Transit (MRT) Surabaya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman alias MoU.
Dalam MoU tersebut, Kemenhub dan Pemkot Surabaya sebagai pelaksana dan penanggung jawab proyek, sedangkan KAI sebagai operator trem.
Rencananya proyek jalur trem Surabaya akan membentang sepanjang 17 km yang menguhubungkan wilayah Surabaya Selatan dan Utara yakni dimulai dari Wonokromo, Pandegiling, Embong Malang, Kedungdoro, Pasar Blauran, Pasar Turi, Indrapura, Rajawali, Jembatan Merah, hingga Tugu Pahlawan. Jalur trem tersebut bakal memiliki 29 titik pemberhentian. [iib,kim]

Tags: