Menilik Giat UPT PPSPA Dinsos Jatim Pada Peserta Tetirah

Mulai Dari Pengenalan Bahaya Narkoba, Penguatan Religi Hingga Bangun Kesadaran Bencana

Pemprov Jatim, Bhirawa
Unit Pelaksana Teknis Perlindungan dan Pelayanan Sosial Petirahan Anak (UPT PPSPA) Batu dibawah Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur memiliki beragam kegiatan, mulai pengenalan bahaya narkoba, penguatan religi, case conference II untuk membahas perkembangan peserta tetirah, hingga bangun kesadaran bencana.

Mengenai narkoba dan obat-obat terlarang lain tidak hanya mengancam anak-anak muda atau orang dewasa, melainkan juga mengincar anak-anak.

“Banyak orang tua minim pengetahuan tentang narkoba. Hanya paham bahwa narkoba adalah zat yang sangat berbahaya dan melanggar hukum,” kata Kadinsos Prov Jatim, Dr Alwi MH melalui Kepala UPT PPSPA Batu Pitono SSos MSi.

Giat itu melibatkan instruktur Budi Hariyanto dari BNN Kota Batu, para peserta tetirah angkatan III yang berasal dari SDN 3 Sukomulyo Kec. Pujon Kab. Malang mendapat pengetahuan seperti macam-macam narkoba dan bahaya-bahayanya. Seluruh peserta tetirah mendapat informasi ini sepekan sekali selama program tetirah ini berlangsung.

“Kita harus mewaspadai bahaya narkoba sejak dini agar anak-anak terhindar dari penyalahgunaan narkoba karena di luar banyak sekali cara orang tidak bertanggung jawab dalam mempengaruhi anak-anak untuk menggunakan narkoba seperti berbentuk kue atau permen yang mengandung zat berbahaya. Jika anak-anak tidak mengetahuinya dapat membahayakan mereka,” ujar Pitono.

Kemudian, kegiatan selanjutnya memberikan penguatan religi kepada para peserta tetirah, tujuannya agar mereka memiliki jiwa dan rohani yang sehat dengan keimanan dan ketakwaan yang melekat pada diri anak.

Salah satu upaya melalui pembiasaan salat Duha dan tadarus rutin, dilaksanakan setiap pagi hari sebelum pembelajaran lain berlangsung.

Pitono mengatakan, melalui pembiasaan salat Duha dan tadarus rutin ini diharapkan dapat meningkatkan sikap religius peserta tetirah, memunculkan sikap mandiri pada diri masing-masing peserta didik, dan dilanjutkan nanti setelah mereka menyelesaikan kegiatan tetirah.

Selanjutnya, peserta tetirah tentunya juga memiliki permasalahan, untuk itu perlu adanua case conference II untuk membahas perkembangan peserta tetirah khususnya angkatan III tahun 2023.

Dalam kesempatan ini para pekerja sosial memaparkan perkembangan peserta tetirah angakatan III satu per satu kepada para undangan, permasalahan, serta kendala peserta tetirah yang sudah dapat diatasi dengan bimbingan-bimbingan yang diberikan.

Selanjutnya para pekerja sosial menjelaskan beberapa permasalahan yang membutuhkan treatment lanjutan yang akan diterapkan nanti di rumah dan sekolah setelah mereka kembali ke daerah asal.

Masukan dan saran dari psikolog kepada para guru pendamping yang juga akan disampaikan kepada orang tua peserta tetirah untuk masalah-masalah yang belum teratasi.

“CC II ini merupakan kelanjutan dari CC I. Dari kegiatan ini kami mengetahui sejauh mana perkembangan peserta tetirah angkatan III, dan hal-hal yang belum dapat terselesaikan dalam kegiatan tetirah akan dilanjutkan oleh bapak-ibu guru di sekolah serta para orang tua di rumah,” kata Pitono

Kemudian, kegiatan yang tak kalah pentingnya yaitu membangun kesadaran bencana pada peserta tetirah dengan meningkatkan edukasi dan membangun kesiapsiagaan terhadap bencana sejak dini agar ada pengenalan kesiapsiagaan bencana bagi peserta tetirah angkatan III.

Kegiatan ini berlangsung selama empat kali pertemuan di setiap angkatan. Dalam bimbingan tersebut, instruktur dari Tagana Kota Batu menjelaskan materi mengenai kebencanaan dan di lapangan untuk kegiatan simulasi penyelamatan diri terhadap bencana.

“Pembelajaran ini menjadi hal yang menarik bagi peserta karena di samping diberikan materi tentang kebencanaan, peserta juga diajari praktik dan simulasi penyelamatan diri pada saat terjadi bencana di pertemuan-pertemuan berikutnya,” kata Pitono.

Dia menambahkan, melalui kegiatan ini, para pelajar diharapkan memiliki berbagai wawasan mengenai penanggulangan bencana sehingga mereka bisa melakukan berbagai upaya untuk menghindari dan mengurangi dampak bencana. [rac.dre]

Tags: