Menilik Salah Satu UPT Dinas Sosial Jatim

Saat kelulusan penerima manfaat menunjukkan potensinya usai mendapatkan pembinaan dan ketrampilan di UPT PRSMP Surabaya.

Kembalikan Keberfungsian Sosial Anak Nakal Berpotensi maupun Berhadapan dengan Hukum
Pemprov Jatim, Bhirawa
Ada anak yang nakal maupun berhadapan dengan hukum agar memiliki etika sosial dan kemandirian, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Sosial memiliki pelayanan yang dilalukan Pelaksana Teknis Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Marsudi Putra (UPT PRSMP) Surabaya. Seperti apakah UPT tersebut?.
UPT PRSMP mempunyai tugas dalam perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi anak yang terdiri dari anak kecenderungan nakal, berpotensi bersinggungan dengan hukum dan anak yang berhadapan dengan hukum. Dari usia 12 sampai dengan 18 tahun.
Dalam UPT tersebut, anak kecenderungan nakal berpotensi bersinggungan dengan hukum dan anak yang berhadapan dengan hukum, yang disebut penerima manfaat dan mereka benar-benar mendapatkan didikan yang kuat agar mengubah karakternya menjadi lebih baik dan berguna bagi masyatakat sekitarnya.
Dikatakan penjara anak? Tentu tidak. Lain halnya penjara, meskipun waktunya sekitar enam bulan di UPT PRSMP Surabaya, memberikan banyak hal untuk mengembalikan keberfungsian sosial penerima manfaat dan memberikan ketrampilan agar kelak bisa dimanfaatkan untuk kemandirian.
Diakui salah satu penerima manfaat yang lulus dari UPT PRSMP Surabaya, Widya Agus Saputra (17) mengatakan, selama lima bulan berada dalam pembinaan dan pelatihan tersebut sangat ketat. Namun semua telah dijalaninya bersama teman teman barunya agar mendapatkan perubahan yang lebih baik.
Remaja asal Pacitan yang sebelumnya masuk dalam kategori anak kecenderungan nakal berpotensi bersinggungan dengan hukum ini ternyata terpilih mengaku banyak hal yang diterima sebagai bekal kembali ke lingkungan masyarakat di sekitarnya.
“Banyak hal yang didapatkan di UPT ini seperti etika sosial, sopan santun, kedisplinan, rajin beribadah dan lainnya, termasuk juga ada ketrampilan yang diberikan seperti bengkel dan las,” kata Agus yang juga terpilih sebagai ketua kelas.
Semua yang diberikan UPT yang dibawah komando Pinky Hidayati dijalaninya dengan sebaik mungkin. “Kita jalani dengan keseruan, karena bertemu juga teman dari berbagai daerah,” akunya yang kini ada grup khusus di aplikasi medsos.
Sebelumnya ia juga menceritakan ikhwal dirinya masuk dalam UPT PRSMP Surabaya, karena dikirim oleh sekollahnya yaitu SMKS Nurudh Dholam. “Sekarang masuk kelas dua. Nantinya saya ingin juga melanjutkan pendidikan dan berupaya menerapkan ketrampilan yang didapat karena dapat alat dan sedikit modal,” katanya yang mengaku ada perubahan diri usai dari UPT PRSMP Surabaya.
Selanjutnya ada juga penerima manfaat dengan kategori anak yang Berhadapan dengan hukum seperti Muhammad Rizqi Ardiansyah (18) asal Surabaya. Ia masuk ke UPT PRSMP Surabaya diduga turut serta dalam pemukulan padahal diakuinya kalau ia mau menolong seseorang.
Ia sudah mendapatkan hasil vonis selama dua tahun dikeluarkan pihak pengadilan. Namun, ia dititipkan oleh pihak kepolisian ke UPT PRSMP Surabaya untuk mendapatkan rehabilitasi. Dan kini ia telah menjalani kehidupan di UPT PRSMP Surabaya sudah menginjak sembilan bulan.
Berkat dukungan dari keluarga, ia pun tetap bersemangat. Bahkan ia menciptakan sebuah lagu yang berisikan curahan hatinya selama ini jauh dari orang tua karena kasus yang menimpanya dengan berjudul “Bukan Mimpi dan Ilusi”. Berdasarkan penuturan pihak UPT, Rizqi merupakan anak yang baik.
Selama di UPT, banyak ketrampilan yang ia ikuti seperti potong rambut, dan sablon. “Apa yang dulu tidak bisa kini saya bisa. Untuk itu nantinya saya ingin lebih baik dari sebelumnya dan membanggakan orangtua. Serta rencananya saya ingin melanjutkan sekolah kelas 1 SMK,” ujar anak kedua dari dua bersaudara.
Kepala UPT PRSMP Surabaya Dinsos Jatim, Pinky Hidayati mengatakan, penerima manfaat yang dilakukan pembinaan di UPT ini merupakan rekomendasi dari daerah asalnya. “Karena pandemi mulai berangsur normal, kini daerah berani mengirimkan kembali remaja tersebut ke UPT PRSMPS. Untuk saat ini kuota masih 35 orang,” katanya.
Pinky yang disapa akrab penerima manfaat dengan sebutan mami ini mengatakan, dalam memberikan pembinaan juga memerlukan ketelatenan agar keberfungsian sosial para penerima manfaat bisa kembali dengan baik. “Berbagai pendekatan harus dilakukan, dan hasilnya kebanyakan mereka sudah mulai terbuka dan berani mencurahkan hatinya,” katanya.
Ia berharap penerima manfaat yang sudah lulus dari UPT bisa benar benar mengubah karakter menjadi semakin lebih baik dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. [Rachmad Caesar]

Tags: