Menjadi Guru Itu Mengasyikkan, Ilmu Bisa Berkembang Luas

Harison Angling Prakosa SS

k

Harison Angling Prakosa SS
Sebelum menjadi seorang guru, bekerja sebagai tim kreatif di tv swasta nasional, justru dirasa kurang kreatif, kurang berkembang dengan baik alias monoton. Namun setelah menjadi guru sejak tahun 2016 lalu, aktivitasnya bisa berkembang luas dan lebih baik.
“Menjadi guru itu bisa mengelola impianya sejak kecil, yakni senang teknologi, suka menulis cerpen, bisa membuat pentigraf bersama para siswa, bisa edit video, serta bermain potcast. Ternyata jadi guru itu asyik juga, bisa berkembang luas,” ungkap Harison Angling Prakosa SS, guru Bahasa Indonesia SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo.
Pria kelahiran Tuban, 7 Juni 1993 ini, mengaku senang dengan bidang tekonologi. Makanya sejak di MAN (Madrasah Aliah Negeri) Sidoarjo 2011, masih senang otak – atik teknologi, saat melamar pekerjaan di tv swasta nasional juga langsung diberima.
“Hanya beberapa bulan saja disuruh oleh orang tua kembali ke Sidoarjo, ada lowongan guru. Saya sangat tidak yakin bisa menjadi guru. Bahkan permohonan/lamarannya tidak saya masukkan secara resmi, saya taruh saja di Pos Satpam. Karena saya berharap berkasnya tidak sampai kepada kepala sekolah dan tidak diterima,” kenang lulusan Sastra Indonesia Unesa 2015, saat ditemui (17/2) kemarin.
Namun justru sebaliknya, tidak lama kemudian dipanggil untuk wawancara, dan diterima di SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo hingga sekarang ini. Ternyata bisa menjadi guru, dan berkembang dengan baik. Bahkan pernah mewakili sekolah untuk kegiatan lomba – lomba, dan bisa juara.
Peraih prestasi Juara Media Pembelajaran 2019 ini mengaku, heran dan bertanya – tanya dalam hatinya, mengapa orang tua saya salalu memilihkan sekolah, dan mengarahkan untuk menjadi guru. Padahal secara pribadi sebelumnya tidak pernah terbayang sedikit pun untuk menjadi guru.
“Dan teka – teki itu baru terjawab sekarang. Ternyata menjadi guru itu untuk pengembangan karirnya juga tidak terbatas. Apa saja bisa dilakukan dan manfaatnya juga bisa dirasakan langsung oleh siswa,” terang Harison yang pernah juara baca puisi nasional saat masih di MAN 2010.
Dari pengalamannya, Pak Haris_panggilan akrabnya selalu mengajari siswanya kelas VII untuk memulai belajar menulis hingga proses editing berita. Sementara untuk siswa kelas VIII mulai diajarai proses pembuatan video, mulai ambil gambar dan editingnya sekalian hingga jadi. Sedangkan untuk siswa kelas IX sudah dilepas untuk belajar dan berinovasi, berkreasi sendiri. Ketika ikut lomba pun dilakukan dengan sendiri hingga bisa meraih prestasi. [ach]

Tags: