Menjadi Guru Pembelajar di Zaman Now

Oleh :
Bambang Purwanto
Guru SMA Negeri 1 Panji Situbondo, bisa dihubungi melalui email : bambangbawono63@gmail.com 

Tantangan pendidikan yang dihadapi guru di abad 21 di antaranya adalah telah terjadinya pergeseran pendidikan dan pembelajaran kearah ICT. Kondisi tersebut menuntut guru bisa beradaptasi sekaligus menjawab kebutuhan dan tantangan zaman.
Implementasi guru abad 21 bertitik tolak pada 4 (empat) pilar pendidikan yaitu Learning to how (belajar untuk mengetahui), Learning to do (belajar untuk melakukan), Learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu mandiri yang berkepribadian) dan Learning to live together (belajar untuk hidup bersama).
Sebagai konsekuensi menjawab tantangan besar bagi guru pembelajar di abad 21 ada 7 karakteristik guru kualifikasi profesional yaitu :
Pertama Life-long learner (Pembelajar seumur hidup). Guru perlu meng-upgrade terus pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau bertanya pada para ahli. Kedua, Kreatif dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun kegiatan di dalam kelas. Ketiga, Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21 adalah “blended learning”, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan penggunaan digital dan online media. Keempat, Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan cara belajar siswa. Guru yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran. Kelima, Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau perkembangan anak. Keenam, Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya, dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa.
Ketujuh, Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala berdasarkan performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif untuk pembelajaran.
Guru Pembelajar Zaman Now
Filosofi kurikulum 2013 mengisyaratkan bahwa Pembangunan pendidikan ” berakar pada budaya bangsa dan pendidikan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual serta untuk membangun kehidupan masa kini untuk masa depan dengan memperhatikan masa lalu”. Jika berdasarkan pada filosofi kurikulum 2013 tersebut, maka desain pembelajaran yang harus dilakukan guru dalam memenuhi kebutuhan abad 21 dengan bermuatan :
Pertama, Way of thinking, cara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut penguatan karakternya pada : kreatif, berfikir kritis dan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Sedangkan model pembelajarannya bisa memilih discovery learning.
Kedua, Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. Dengan dunia yang global dan dunia digital. Kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration sebagai penguatan karakternya. Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memanfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda. Model pembelajarannya yang dipilih yaitu project based learning.
Ketiga, Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya, dalam pembelajaran guru diwajibkan menggunakan media elektronik.
Keempat, Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Penguatan karakternya pada peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial. Model pembelajarannya yaitu problem based learning.
Wujudkan Impian Menjadi Kenyataan
Sebagai pewujud harapan bagi pendidikan abad 21 zaman now, maka guru harus semakin profesional dan tidak pernah lelah menghadapi tantangan yang dihadapi.
Guru harus, konsisten dengan tugas profesionalisme jabatan, meliputi : Membuat persiapan pembelajaran, Melakukan pembelajaran, Mengevaluasi pembelajaran, Melakukan pembinaan dan bimbingan serta Melaksanakan tugas tambahan.
Guru dapat, mengubah pola pikir belajar mengajar menjadi pola pikir pembelajaran di abad 21 dengan bercirikan 4 C :
– Communication yaitu Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antar sesama siswa.
– Collaboration yaitu peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda.
– Critical Thinking and Problem Solving peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara sistem. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan berpikir kritis siswa.
– Creativity and Innovation, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa, hal inilah guru profesional ideal di abad 21.

———- *** ———–

Rate this article!
Tags: