Menjadi Guru yang Ideal di Era Digital

(Menjadi Guru yang Ideal di Era Digital)
Oleh :
Wildan Pradistya Putra
Guru Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang
Perkembangan Abad 21 yang mengusung teknologi menuntut segala aspek untuk berubah. Dengan munculnya laptop dan smartphone berbasis android hal yang dulu terbilang sangat rumit kini menjadi begitu sederhana. Munculnya perusahaan taxi yang tidak memiliki armada mobil dan perusahaan ojek yang tidak memiliki armada motor menjadi bukti konkret. Cara memesannya pun cukup mudah hanya dengan aplikasi di smartphone saja. Kecanggihan tersebut tidak terlepas dari adanya perubahan teknologi yang begitu pesat.
Era digital menuntut pergeseran peran guru dalam proses belajar-mengajar. Dulu pembelajaran berpusat pada guru, sekarang guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk mampu memanfaatkan sumber belajar yang beragam dan mengemasnya dalam pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Untuk itu, seorang guru harus mampu memanfaatkan teknogi digital dengan baik sehingga pembelajaran tidak terbentur pada ’empat dinding tembok kelas’.
Di era teknologi guru tidak cukup hanya membawa buku saja. Apalagi, hanya menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat buku tersebut. Itu semua akan sangat membosankan bagi siswa. Sebab, bukan tidak mungkin siswa sudah mengetahui jawabannya terlebih dahulu hanya dengan melihat di internet. Oleh karena itu guru harus mampu mendesain pembelajaran yang menarik dan menantang yang tentunya dikemas dengan kreatif. Baik guru dan siswa memiliki karakteristik masing-masing di era teknologi ini.
Karakteristik Siswa
Siswa abad ini dituntut mampu menguasai literasi digital dan literasi media. Selain itu siswa harus memiliki kecakapan sosial, bekerja sama dalam tim, dan kreatif serta inovatif.
Kecakapan sosial harus dimiliki siswa karena saat ini dengan adanya media sosial siswa dapat berinteraksi langsung dengan banyak orang dengan tidak terbatas ruang dan waktu. Mereka bisa memiliki rekan komunikasi dari budaya yang berbeda atau bahkan dari benua yang berbeda. Kecakapan sosial pun nantinya akan membantu mereka dalam dunia prefesional.
Siswa harus mampu bekerja sama dalam tim. Selain teman sejawat dalam sekolah, kini siswa juga mampu bekerja sama dalam tim dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Sebagai contoh siswa bisa bekerja sama dengan siswa lain dari sekolah berbeda untuk dapat memahami bagaimana cara efektif menanam buah apel. Tentunya bekerja sama dengan siswa yang dilingkungannya terdapat perkebunan nanas.
Tidak kalah penting, siswa harus mampu menghasilkan suatu hal yang kreatif dan inovatif yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini penting karena sekarang ini kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan.
Guru Ideal
Guru di Abad 21 harus lebih smart dalam memanfaatkan teknologi. Sebab, dengan mudahnya siswa dapat mengakses informasi dari smartphone dengan berbagai sumber. Untuk itu, kedudukan guru pun memang harus diubah. Guru kini tidak hanya berpesan sebagai sumber informasi tapi guru juga harus mampu mengolaborasikan informasi yang ada. Oleh karena itu, ada beberapa kriteria guru untuk mendukung hal tersebut.
Pertama, guru harus bisa sebagai motivator. Dengan siswa yang semakin pintar memperoleh informasi dari berbagai macam sumber, guru juga harus pintar dalam mengarahkan pembelajaran dalam bentuk diskusi, memecahan masalah, dan bahkan pembelajaran berbasis proyek yang merangsang daya berpikir kritis siswa. Dengan adanya hal tersebut, guru bisa mengambil kesimpulan semisal dari topik diskusi dan mengaitkan dengan kehidupan yang dekat dengan siswa.
Kedua, guru yang memiliki minat baca yang tinggi. Seorang guru harus memiliki pengetahuan luas yang mendalam. Hal tersebut tidak hanya dapat di internet. Jika hanya membaca internet biasanya tidak secara menyeluruh. Sedangkan buku ada banyak bab yang di dalamnya terdapat topik mendalam. Oleh karena itu, guru harus sering membaca buku dan lebih baik lagi kalau bisa mengoleksi buku dan meminjamkan buku itu ke siswa.
Ketiga, guru harus memiliki kemampuan menulis. Kegemaran membaca biasanya akan diikuti oleh kegemaran menulis. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk menjadi konsumen argumen, guru juga harus bisa menjadi produsen ilmu. Sekarang ini, untuk menerbitkan tulisan bisa dengan mudah, bisa memalui media massa atau menerbitkan buku sendiri. Selain itu, guru juga bisa menulis di blog pribadi yang dapat dibaca siswa. Dengan guru yang gemar menulis, pengetahuan pun akan terus berkembang, akan banyak topik diskusi dengan siswa, dan siswa pun akan segan terhadap guru yang produktif dan berwawan luas.
Keempat, guru harus kreatif dan inovatif. Perkembangan teknologi mengharuskan guru mampu mengembangkan media pembelajaran, metode pembelajara, dan memecahkan masalah. Untuk itu, guru harus mampu menguasai IT. Guru harus mampu menjadi arsitek pembelajaran yang mampu mengubah pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran menarik yang kaya akan tantangan.
Kelima, guru harus terus belajar. Guru dapat mengikuti seminar, workshop, dan lokakarya. Atau untuk pendidikan formal guru bisa menempuh pendidikan sampai S3. Bahkan rekan guru saya, ada yang bergelar Doctor. Yang paling penting dengan guru yang terus belajar adalah dapat menemukan hal baru dan dapat melihat suatu hal dengan sudut pandang berbeda.
Pendidikan abad 21 ini menuntut guru untuk berpikir bagaimana cara mengemas proses belajar yang menarik, kreatif, inovatif dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Karena karakteristik siswa di era digital sudah jauh berubah. Guru harus berpikir apa yang bisa dilakukan siswa 10 sampai 15 tahun ke depan. Kontribusi apa yang dapat mereka berikan di masa yang akan datang. Sebab, pada masa itulah siswa yang saat ini kita ajar akan benar-benar terjun di masyarakat dan bermanfaat bagi sesama. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan di sistem pendidikan. Semua itu dimulai dari guru.
———– *** ———–

Rate this article!
Tags: