Menjaga Sungai dari Sampah Popok

Petugas Perum Jasa Tirta I saat melakukan pembersihan tumpukan sampah yang menyumbat aliran sungai jembatan Karangpilang Surabaya dengan alat berat di bantaran Jembatan Karangpilang Surabaya,Rabu (20/2). Selain di sungai, sampah popok juga banyak yang menyangkut di pipa air. [trie diana]

Pasang CCTV Hingga Terapkan Pinalti
Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim tengah serius dalam memantau para pembuang popok ke sungai. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pun menegaskan bahwa pihaknya akan memonitoring secara langsung di lapangan. Terlebih juga memantau ketersediaan kontainer atau box untuk sampah popok di kawasan sungai.
Komitmen Gubernur perempuan pertama di Jatim ini dibuktikannya dengan dipasangnya kamera CCTV. Langkah edukasi memviralkan pembuang sampah popok ke sungai ini akan dilakukan hingga enam bulan ke depan. Setelah itu, ada sanksi yang diberikan pada pembuang popok ke sungai.
“Jadi, selain dipasang CCTV juga dipasang speakernya. Kalau masih ada yang membuang sampah popok, maka akan di viralkan ke sosial media. Tapi pelakunya tetap akan diblur. Edukasi ini akan berjalan selama enam bulan, setelah itu harus ada penalti,” tegasnya usai bertemu dengan seluruh jajaran pimpinan redaksi di Balkon Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/2) malam.
Langkah tegas mantan Menteri Sosial ini dilakukan ini sebagai bukti dari Pemprov Jatim untuk menjaga sungai Brantas. Ia ingin seluruh masyarakat ikut menjaga sungai Brantas yang menjadi habitat keanekaragaman makhluk hidup didalamnya. Terlebih dampak gel dalam sampah popok sangat berbahaya bagi ikan.
“80 persen ikan mengambang itu karena didalam perutnya ada gel yang menyebabkan kanker. Mangkanya kami terus akan mencari relawan jogo kali. Sekarang ini sudah ada 18 asosiasi,” jelasnya.
Disisi lain, Pemprov juga getol menyiapkan kontainer atau box untuk sampah popok di kawasan sungai. Ini juga bagian dari solusi masyarakat tidak lagi membuang popok ke aliran sungai. “Intinya, setiap minggu saya dengan Pak Wagub Emil Dardak akan terus bergerak. Bisa juga secara bergantian,” pungkasnya.
Rencananya akan ada tujuh CCTV yang dipasang untuk memantau para pembuang popok ke sungai. Kamera CCTV itu juga akan dilengkapi dengan loudspeaker terkoneksi langsung dari Diskominfo guna memberikan imbauan dan teguran langsung pada pembuang sampah popok ke sungai.
Sebelumnya pihak Perum Jasa Tirta (PJT) I menerjunkan alat beratnya berupa eskavator ukuran 4 ton dengan menggunakan ponton untuk membersihkan sampah di Kali Surabaya wilayah Sepanjang Sidoarjo yang berbatasan dengan Karangpilang Surabaya.
“Sesuai perintah Bu Gubernur dari hasil pantauan hari Minggu lalu, kami sudah mengoperasionalkan alat berat HCE (Hidrolic Crawler Excavator) dengan ponton,” kata Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, Didik Ardianto.
Hingga kini, pengoperasian alat berat itu terus berlangsung, khusus dalam kegiatan pembersihan sampah. “Kami operasikan HCE dengan ponton selama dua hari sejak kemarin Senin hingga hari ini (Selasa, red),” ujarnya.
Disisi lain, dalam pembersihan sampah di Kali Surabaya nampaknya juga ada kendala, diantaranya keberadaan jembatan dengan tiang penyangga beton. Selain itu, masih banyaknya tali tambang perahu juga membatasi ruang gerak alat berat kami. “Kendala sudah bisa teratasi, dengan menggunakan eskavator ukuran 4 ton itu,” katanya. [geh]

Rate this article!
Tags: