Menjelajah, Sejarah, Masjid, di, Belahan, Dunia,

Judul Buku      : Masjid-Masjid Bersejarah Di Lima Benua

Penulis             : Rayhan Maulana

Penerbit           : Diva Press, Yogyakarta

Tahun terbit     : Mei, 2013

Tebal               : 196 halaman

Presensi           : Aris Hasyim

Masjid adalah tempat ibadah umat islam. Keberadaanya selalu dijadikan tempat beribadah dan juga sebagai pusat kegiatan dakwah keislaman. Biasanya, bentuk seni dan motif bangunan-bangunan masjid memiliki ciri khas serta keunikan tersendiri. Keragaman bentuk bangunan dan arsitekturnya itu berkaitan erat dengan unsur-unsur budaya setempat dan  juga  mencerminkan model bangunan di zamanya.

Dalam buku “Masjid-masjid bersejarah di lima benua” ini menyajikan gambaran deskriptif dari rangkaian masjid-masjid yang bernilai sejarah tinggi serta keunikan bangunanya. Mulai dari kawasan benua Asia, Australia,  Afrika, Eropa, dan Amerika.

Di kawasan Australia, terdapat masjid bersejarah yaitu Masjid Auburn Gallipoli.  Masjid ini merupakan pusat kajian islam di Australia. Lokasi masjid ini terletak di Auburn yaitu sebuah kawasan Suburbun di wilayah kota metro politan Sydney, New South Wales, Australia, sekitar 19 km dari distrik bisnis dan pemerintahan. Auburn dinamai menurut sebuah puisi Oliver Goldsmith yang mendeskripsikan Auburn di Inggris sebagai desa di pegunungan yang paling indah.

Gagasan untuk mendirikan Masjid Auburn Gallipoli sebenarnya sudah muncul pada tahun 1979 dan baru terealisasikan pada tahun 1979. Pada saat itu, bentuk masjidnya masih seperti rumah biasa. Baru ketika  bulan Juli 1985, pemerintah kota (Auburn Municipal Council) melakukan diskusi mendalam dengan komunitas muslim di Auburn, yang akhirnya menyetujui rencana pembangunan Masjid Auburn Gallipoli.

Selama pembangunan, kalangan masyarakat nonmuslim mengecam persetujuan yang diberikan oleh pemerintahan kota. Mereka mengklaim pembangunan masjid itu nantinya akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas, terutama pada saat ibadah sholat Jum’at. Meski demikian, pembangunan masjid ini tetap dijalankan dan selesai pada 28 November 1999 yakni 13 tahun setelah mulai dibangun atau 20 tahun setelah dibuka pertama kali secara resmi. Masjid ini menjadi pusat kajian keislamaan di Australia ( Hal: 21)

Di kawasan Eropa dan Amerika terdapat beberapa masjid berdiri kokoh yang diimbangi dengan bertambahnya jumlah kuantitas jamaah di dalamnya. Itu diantaranya Masjid Pusat London yang mampu menampung hingga 5000 jamaah terletak di kawasan elit Regent’s Park, London, Inggris. Sedangkan di Amerika terdapat dua masjid terpopuler yaitu Masjid Ibu Amerika ( The Mother Mosque of America) terletak di kota Cedar Rapids dan ICC New York yaitu masjid dan pusat kebudayaan islam di kota New York yang mampu menampung jamaah kurang lebih 1000 jamaah.

Di antara  beberapa masjid yang tersaji dalam buku ini, terdapat bangunan masjid bersejarah pada masa Perang Dunia ke II yaitu Masjid Kobe di Jepang. Pada masa itu, Amerika Serikat mulai membombardir kota-kota di Jepang seperti Tokyo, Yokohama dan Kobe. Meski kota Kobe dibombardir habis-habisan oleh pesawat sekutu, namun Masjid Kobe tetap kukuh berdiri dan hanya mengalami retak-retak pada diding bagian luar. Padahal, bangunan lain di sekelilingnya telah hancur menjadi puing-puing, bahkan rata dengan tanah .

Pada tahun 1947, setelah perang berakhir umat muslim kembali ke Kobe. Negara-negara kaya minyak seperti Arab Saudi dan Kuwait, segera memberikan bantuan sebesar 2,000 pound sterling untuk merestorasi Masjid Kobe. Kini Masjid Kobe masih berdiri dan menjadi tempat ibadah umat muslim di Kobe. Komite Masjid Kobe saat ini dipimpin oleh Yusuf Badhelia, seorang pengusaha terpandang keturunan India. Takmir Masjid Kobe telah memanfaaatkan media internet untuk memberikan informasi kepada khalayak mengenai syiar Islam di Jepang. (Hal:65-67)

Secara eksplisit buku setebal 196 halaman ini bertujuan untuk mendokumentasikan sejarah perkembangan masjid di berbagai penjuru dunia. Pelbagai masjid yang tersaji dalam buku ini merupakan bangunan-bangunan bersejarah yang berperan besar terhadap perkembangan syi’ar islam di tiap-tiap negara. Dengan membaca dan mengenal keragaman sejarah masjid yang termaktub dalam buku ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca. Selamat Membaca.