Menkop Tegaskan Kucuran Dana KUR 2017 Naik 10%

Foto: ilustrasi

Malang, Bhirawa
Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengemukakan kucuran dana untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun ini naik sekitar 10 persen atau menjadi Rp 110 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 100 triliun.
“KUR tahun ini kami naikkan nominalnya menjadi Rp 110 triliun, dengan harapan usaha rakyat ini tumbuh dan berkembang guna menopang perekonomian, termasuk di tingkat paling kecil,” kata Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Anak AGung Gede Puspayoga di sela peresmian Pasar Sumberoto di Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, Selasa (24/1).
Ia menerangkan dana KUR sebesar Rp 110 triliun tersebut sebagian besar (81 persen) dikucurkan khusus untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dengan pinjaman maksimal sebesar Rp 25 juta, retail 18 persen dan sisanya untuk kredit lain-lain, khususnya untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Pinjaman untuk UMKM sebesar Rp 265 juta tersebut tanpa agunan. “Saya sudah wanti-wanti kepada pemberi kredit (perbankan) untuk tidak meminta agunan (jaminan). Jangan sampai nasabah UMKM ini diminta agunan karena aturannya tanpa agunan apapun,” tegas Puspayoga.
Sedangkan untuk KUR retail, katanya, pinjaman yang dikucurkan bisa lebih dari Rp 25 juta, bahkan hingga Rp 500 juta dengan bunga pinjaman sebesar 9 persen. “Kalau yang KUR retail ini harus ada jaminannya,” urainya.
Menyinggung kredit (KUR) macet, Puspayoga mengakui pemilik UMKM sangat disiplin dalam membayar angsuran kreditnya. Sejak dikucurkan pada tahun lalu, angka kredit macetnya sangat kecil, yakni hanya 0,3 persen dari KUR yang dikucurkan sebesar Rp 100 triliun. “Jujur saya akui, UMKM ini tidak pernah ngemplang atau tidak membayar angsuran dengan sengaja. Kalau pun ada yang belum membayar berarti kondisi usahanya memang sedang seret. Mereka tidak pernah ngemplang,” paparnya.
Menurut dia, kalau dilihat dari nilai KUR yang dikucurkan mencapai triliunan rupiah dan macetnya hanya 0,3 itu sangat kecil dan bukan kemacetan. Batas toleransi kemacetan kredit rata-rata 5 persen. “Yang kreditnya sering macet pembayarannya itu justru usaha yang besar-besar,” ujarnya. [cyn]

Tags: