Menkopolhukam Apresiasi Sinergi 3 Pilar Plus di Jatim

Menkopolhukam-Jenderal-TNI-Purn-Wiranto-membuka-rapat-3-pilar-plus-dalam-rangka-Jatim-aman-dan-nyaman-Jumat-[11/11]-di-Grand-City-Surabaya.-[abednego/bhirawa].

Menkopolhukam-Jenderal-TNI-Purn-Wiranto-membuka-rapat-3-pilar-plus-dalam-rangka-Jatim-aman-dan-nyaman-Jumat-[11/11]-di-Grand-City-Surabaya.-[abednego/bhirawa].

(Rapat 3 Pilar Plus dalam Rangka Jatim Aman dan Nyaman)
Surabaya, Bhirawa
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Jenderal TNI (Purn) Wiranto mengaku terkesan dengan sinergi 3 pilar plus yang ada di Jawa Timur. Bahkan, dalam rapat 3 pilar plus yang diadakan di Grand City, Surabaya, Jumat (11/11) lalu, Wiranto akan mengadosi dan menerapkan sinergi 3 pilar plus guna keamana dan kenyamanan di Indonesia.
Dalam sambutannya, Wiranto mengaku di Jatim sudah terbangun satu kerjasama yang erat melalui 3 pilar plus. Dengan tujuan melakukan proses memimpin, mengarahkan masyarakat menjadi aman, tenteram dan damai, sinergi 3 pilar plus yakni, TNI-Polr, Pemerintah, Toko Agama (Tomas) dan Toko Masyarakat (Tomas) sangat bagus.
“Dengan andanya tiga pilar plus ini, kita akan mengadopsi apa yang ada di Jatim. Kalau para pimpinan masyarakat, baik pimpinan formal maupun non formal bersama-sama mengarahkan dan membawa masyarakat ke arah yang tenang dan damai, saya kira itu sangat positif. Karena bisa membantu dalam hal pembangunan,” kata Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Jumat (11/11) lalu.
Lanjut Wiranto, dengan terbentuknya kerjasama antara TNI-Polri, Pemerintah, Toga dan Tomas, bisa memberikan satu pencerahan kepada masyarakat di Jatim. Sebab, masyarakat Indonesia masih memegang teguh adat masyarakat paguyuban, dimana masih melihat sosok pemimpin yang menjadi panutan.
Dengan adanya sinergi 3 pilar plus ini, Wiranto berharap, baik masyarakat Jatim maupun di Indonesia dapat bersama-sama menjaga kesejukan demi terciptanya keamanan dan kenyamanan. Jadi, keamanan tidak hanya menjadi dan diserahkan kepada aparat keamanan saja, melainkan tugas bersama seluruh elemen masyarakat.
“Tiga pilar plus ini sangatlah bagus, dimana Toga, Tomas, aparat Pemerintahan bisa membantu peran TNI-Polri dalam menciptakan situasi keamanan di masyarakat. Tapi tetap, TNI-Polri merupakan pilar utama dalam hal keamanan di masyarakat, bangsa dan negara,” tegasnya.
Senada dengan Menkopolhukam, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengaku bahwa 3 pilar plus merupakan bangunan dasar yang kokoh di Jatim. Menurut pria yang akrab disapa Pak De ini, Jatim merupakan wilayah yang strategis dan dijuluki sebagai Center of Gravity. Itulah yang menjadi alasan Menkopolhukam mampir di Jatim.
“Aman dan nyaman merupakan pondasi untuk pembangunan. Dengan adanya tiga pilar plus ini, menjadi bangunan dasar yang bisa membantu proses pembangunan dengan baik. Oleh karenanya tiga pilar plus ini menciptakan kondisi aman dan nyaman di Jawa Timur,” ungkap Pak De.
Sementara itu, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana menegaskan, 3 pilar plus ini sangat berperan dalam membentengi Jatim dari bahaya radikal terorisme, peredaran gelap maupun penyalahgunaan narkoba, dan gejolak yang timbul di masyarakat. Untuk terorisme, Pangdam menyebutkan ada empat negara yang membiayai teroris di Indonesia. Keempatnya adalah Australia, Philipina, Malaysia, dan Singapura.
Selain pergerakan kelompok saparatis di Indonesia, Made mengaku, saat ini pihak asing berusaha merusak bangsa Indonesia dengan cara penyelundupan narkoba. Hal yang utama yakni, pihak asing menginginkan generasi bangsa kita hancur dengan merusak sendi-sendi bangsa melalui peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
“Demi menjaga keamanan dan kenyamanan di Jatim, peran tiga pilar plus seperti Babinda, Babinkamtibmas dan Lurah merupakan ujung tombak di wilayah masing-masing. Sedini mungkin harus mengetahui gejolak yang ada di masyarakat, dan segera melakukan langkah persuasif agar tidak terjadi kekacauan. Terkhususkan deteksi dini dalam menyingkapi kelompok radikal terorisme dan peredaran gelap narkoba,” pungkas Pangdam V Brawijaya.
Hal serupa ditekankan oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, terkait masalah radikal terorisme, kejahatan perempuan dan anak, serta narkoba. Anton mengaku, pihaknya bersama Pangdam mengatakan kalau narkoba tidak akan terjadi apabila tidak ada keterlibatan pihak internal. Selain peranan 3 pilar plus, kasus narkoba harus ditindak terlebih dulu di internal masing-masing.
“Bandar narkoba tidak takut dengan aparat penegak hukum. Kalau bapaknya tidak kena, maka mereka menyerang anak buahnya. Saya tidak segan menindak tegas anggota yang bersingunggan dengan kasus narkoba,” tambahnya. [bed]

Tags: