Menpora dan Bupati Bojonegoro Terima Penghargaan Widya Wiyata Dharma Samya

Menpora Zainudin Amali (tengah) bersama Rektor Unesa Prof Nurhasan (kanan) menujukan piagam penghargaan Widya Wiyata Dharma Samya di Graha Unesa, Senin (15/8). [oky abdul sholeh]

Surabaya, Bhirawa
Menteri Pemuda dna Olahraga (Menpora) Zainudin Amali ddan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah meraih penghargaan Widya Wiyata Dharma Samya. Penghargaan yang diberikan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini tak lepas dari program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang digagas Amali.
Penyematan ini, diterima Amali, Senin (15/8) pada puncak Dies Natalis Unesa ke 58 tahun. “Sebelum tahun 2021 kira-kira 76 tahun Indonesia merdeka kita tidak punya desain tentang olahraga. Kalaupun punya pretasi datanganya by accident. Ketemu orang yang berbakat maka diambil, dibina kemudian bisa berprestasi. Tapi prestasi tidak terdesain. Sehingga tidak berkelanjutan, kita tidak boleh lagi begitu,” ujar Amali, Senin (15/8).
Apalagi, negara Indonesia mempunyai 200 juta jiwa, target prestasi pun harus meningkat di tingkat dunia. Karenanya, dalam realisasi DBON ini, Amali mengatakan ada peran perguruan tinggi dan profesor ilmu keolahragaan mentargetkan prestasi olahraga Indonesia tertinggi. “Kita tempatkan target tertinggi. Di 100 tahun Indonesia merdeka atau pada 2045, tepatnya di olimpiade 2044 insya Allah kita targetkan di peringkat 5 dunia,” jelasnya.
Amali juga menceritakan, target peningkatan prestasi juga terlihat dalam paralimpiade di Jepang.ia mengatakan jika paralimpiade semakin ada progresnya. Yang semula di targetkan 64 dunia, hasil akhirnya atlet paralimpiade berhasil membawa Indonesia berada di peringkat 43 dunia.
Dalam pembinaan atlet disabilitas, Amali mengatakan jika perguruan tinggi diberi kesempatan membantu. Terkait pemusatan latihan berada di Solo. Sebab, pelatih para games kebanyakan dari Universitas 11 Maret Surakarta. “Karena itu saya kira kita harus bersinergi dengan perguruan tinggi (dalam pembinaan atlet) tidak bisa jalan sendiri. Terutama yang dulunya IKIP seperti Unesa Pasti ada Fakultas Olahraga dan ada lab school,” urainya.
Sementara Pembinaan bagi atlet DBON pun, lanjut Amali Unesa terpilih sebagai sentra pelatihan. Karena ada sekolah dan asrama. Tak hanya itu, biaya hidup para atlet juga ditanggung oleh negara. Kurikulum juga disesuaikan.
“Sehingga jika kita rekrut di usia 12 tahun, 10 tahun kemudian dia akan menjadi atlet yang matang. Untuk menghasilkan prestasi tidak bisa biasa-biasa saja. Harus ada sport science ada lab nya, berkembang secara terdesain,” terangnya.
Dalam DBON ini, Amali menyebut Unesa masuk dalam perpres no 86 sebagai sentra DBON untuk atlet Jatim dan sekitarnya.
Sementara itu Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menerima penghargaan Widya Wiyata Dharma Samya dari Unesa atas dedikasi dan kontribusi Bupati Anna terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia.
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini. Penghargaan ini. Ia mendedikasikan untuk seluruh generasi penerus khususnya anak-anak di Kabupaten Bojonegoro dan seluruh warga Bojonegoro yang memiliki daya saing dan juang dalam dunia pendidikan.
“Penghargaan ini sebagai penambah semangat untuk terus memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Bojonegoro,” ujarnya. [ina.bas.wwn]

Tags: