Menpora Hadiri Jalan Sehat HUT Ke-32 Unisma

Menpora, Imam Nahrawi

Kota Malang, Bhirawa
Menpora RI  Imam Nahrawi, memuji perkembannga Universitas Islam Malang  (Unisma) Kampus NU Terbesar di Indonesia. Pernyataan Imam Nahrawi itu disampaikan saat, membuka  Gerak Jalan Sehat dalam rangka HUT ke 32  di Unisma, Minggu (13/8) kemarin.
Bahkan Imam juga mengikuti, jalan sehat yang  menempuh rute sepanjang 3 km dari Gerbang Timur Unisma – Jalan Tlogo Indah – Jalan Tlogo Suryo – Tlogo Raharjo – Jalan MT Haryono Gang 15 dan kemudian finish di Unisma. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan 24 stan bazar makanan dan fashion, pengobatan gratis serta ratusan doorprize.
Rektor Unisma Prof Dr H. Masykuri Bakri mengajak Imam Nahrawi berkeliling melihat pembangunan sarana dan prasarana baru di kampus Unisma. Salah satunya yakni gedung bundar yang segera difungsikan untuk kegiatan nasional dan internasional.
Masykuri, menyampaikan, bahwa  gedung ini nantinya untuk kegiatan olahraga, wisuda, acara mahasiswa baru, hingga kegiatan oleh Nahdlatul Ulama. Karena selama selalu  keluar biaya sewa tenda.
Ia berharap, gedung bundar yang menghabiskan dana Rp 50 miliar itu akan segera rampung dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tahun depan.
“Desember 2017 ini ditargetkan selesai. Kita akan mengundang Pak Presiden, untuk meresmikannya,” tuturnya.
Sementara itu, Imam Nahrawi sangat senang melihat perkembangan kampus milik NU ini. Sehingga ia berharap civitas akademikanya kompak agar keinginan apapun segera terealisasi.
“Unisma kampus bersejarah dan kampus NU terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Saya yakin bisa melahirkan generasi muda yang memperjuangkan nama baik almamater,” papar  Imam Nahrawi.
Di tempat yang sama, Menpora menyoroti persoalan  doping bagi atlet. Penggunaan dopping bagi atlit menjelang Asean Games, harus dapat perhatian serius.
“Pemerintah akan memperhatikan secara khusus, apalagi jelang Asean Games,” ungkap Imam Nahrawi.
Untuk itulah, saat ini kementeriannya tengah merancang aturan dan antisipasi dopping. Hal ini dikarenakan setiap cabang olahraga (cabor) memiliki perbedaaan nutrisi dengan vitamin.
“Kalau tidak diatur tentu jadi kendala. Kita semua ingin kriteria penggunaan doping terinci dengan baik, karena bisa jadi satu atlet sama dengan yang lain. Pengalaman sebelumnya tidak boleh terulang kembali,”ucapnya.
Ditambahkannya, para pelatih semua cabor harus dapat melaporkan secara rinci setiap atletnya. Ini dimaksudkan agar kesehatan atlit yang akan bertanding pada Asean games tetap stabil.
“Kondisi kesehatan atlet penting diketahui pelatih agar target dapat maksimal,” jelasnya. [mut]

Tags: