Menpora Imam Nahrowi Resmikan Wisata Paralayang di Kabupaten Blitar

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi didampingi Bupati Blitar, Drs Rijanto dan Wakil Bupati Blitar, Marhaenis UW hadir dalam kegiatan rangkaian kegiatan Peringatan Hari Jadi Blitar ke 693 serta HUT RI ke 72, Minggu (13/8) kemarin. [[Hartono/Bhirawa]]

(20 Pilot Paralayang Unjuk Kebolehan di Gunung Pegat)
Kab Blitar, Bhirawa
Pemkab Blitar menjadikan Gunung Pegat tepatnya di Desa Pojok, Kec Ponggok, Kab Blitar sebagai destinasi wisata paralayang yang ada di Kab Blitar. Bahkan lokasi ini akan dijadikan tempat belajar para atlet untuk mengasah kemampuannya sebelum mengikuti perlombaan baik di tingkat regional dan nasional.
Pembukaan destinasi pariwisata paralayang ini ditandai penandatanganan prasasti oleh Menteri Pernah dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrowi.  ”Kami berharap ini akan mamacu ketrampilan atlit paralayang yang ada di Jatim serta skala nasional yang berlokasi di Gunung Pegat Kab Blitar,” kata Imam Nahrawi.
Bahkan pada pembukaan destinasi wisata paralayang di Gunung Pegat Kab Blitar sebanyak 20 Pilot Paralayang dari berbagai daerah yang ada di Jatim unjuk kebolehan, dimana diantaranya pilot dari Malang, Tulungagung, Blitar, bahkan satu pilot berasal dari luar negeri, yakni Perancis.
Para pilot ini merasakan terbang dengan take off dari atas Gunung Pegat yang memiliki ketinggian 600 meter di atas permukaan air laut (dpl). Tak hanya sendiri, para pilot ini juga mengajak warga yang memiliki nyali untuk ikut merasakan sensasi melayang-layang (tandem) di atas langit Kec Ponggok.
Salah satu warga asli Desa Pojok, Lolita, data yang menjadi peserta pertama ikut merasakan sensasi terbang tandem dengan altel profesional. Ia mengaku di atas udara segala tantangan saat mendaki Gunung Pegat terbayarkan oleh sensasi terbang.
”Ini sangat terkesan, saya akan mengulanginya kembali bila ada kesempatan untuk ikut terbang tandem di Gunung Pegat. Apalagi sebelumnya saya belum pernah merasakan terbang tandem di daerah lain. Ini  penerbangan kali pertama saya lakukan,” jelasnya.
Sementara itu, Dika Akbar (24) salah satu pilot mengaku terbang di Gunung Pegat memiliki sensasi yang lebih besar dibandingkan daerah lain. Pria asal Malang ini menilai, banyak tantangan yang diberikan untuk dapat terbang dan mendarat yang sempurna di Gunung Pegat.
Menurut Dika, sebagai pilot paralayang, ia merasakan untuk dapat terbang di Gunung Pegat harus menunggu mementum yang tepat, sebab angin di Gunung Pegat tidak menentu. Bahkan untuk pendaratan pun juga demikian, terkadang tidak ada angin, sehingga tidak dapat mendarat tepat di area yang sudah ditentukan.
”Anginnya kadang kencang, kadang hilang, pas ada turbulensi payung dapat naik lagi, sehingga tadi dapat landing di dekat lokasi yang ditentukan,” terang Akbar.
Bupati Blitar, Drs Rijanto, juga merasa sangat bangga masyarakat Kab Blitar lebih kreatif dalam mengembangkan potensi wisata, termasuk dengan adanya destinasi wisata paralayang yang ada di Gunung Pegat yang sebelumnya hanya sebuah perbukitan biasa.
”Kami sangat mendukung pengembangan potensi wisata, salah satunya destinasi wisata paralayang yang menjadi wisata yang sangat berbeda dengan daerah lainnya. Ini kami kembangkan dan kami promosikan untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kab Blitar,” pungkasnya. [htn.adv]

Tags: