Menristekdikti Dorong Perguruan Tinggi Bentuk Ekosistem Inovator

Menristek dan Kepala BRIN, Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ketika mengelilingi kampus ITS melalui alat Virtual Reality. [diana]

Resmikan Laboratorium Virtual Reality ITS
Surabaya, Bhirawa
Menristekdikti dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meresmikan laboratorium Virtual Realty (VR) Intitute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Minggu (10/11). Ia berharap ini merupakan langkah dalam mengembangkan research and development serta inovasi yang bisa mengoptimalkan penggunaan VR.
“Meskipun populer di dunia entertainment (hiburan) tapi kami ingin tak hanya berhenti menjadi entertainment saja. Tapi juga menjadi kekuatan peneliti di Indonesia untuk menghasilkan produk yang lebih lanjut,” ungkap Prof Bambang.
Pasalnya, lanjutnya, dari VR sendiri pemanfatannya bisa menyasar ke berbagai sektor. Seperti kesehatan, kedokteran dan pengembangan proses manufakture. Di samping itu juga bisa digunakan untuk proses pembelajaran dan penelitian.
“Maka dari pada membawa kelompok mahasiswa ke pabrik maka akan lebih baik, dibuat filmnya dulu dan mahasiswa cukup menggunakan VR di ruang kelasnya. Karena dengan VR ini kita bisa melakukan penelitian atau eksplorasi tanpa harus berada ditempatnya,” jelasnya.
Menurutnyaa, VR menjadi salah satu alat atau instrumen yang paling banyak digunakan dalam era revolusi industri 4.0. Maka bertepatan dengan Hari Pahlwan yang jatuh pada 10 Nopember ini, Prof Bambang juga meminta agar para mahasiswa dan dosen untuk menjadi pahlawan di bidang teknologi. Yang terpenting, inovasi itu bisa memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, ia juga mendorong akademisi untuk membentuk ekosistem dalam melahirkan inovasi. Hal itu terkait dengan harapannya untuk menghasilkan inovator lebih banyak target Indonesia maju 2045. Maka dalam program kerja lima tahun kedepan, pihaknya fokus dalam menggarap integrasi research, penelitian dan inovasi.
“Kami ingin mendorong ekosistem yang melahirkan inovasi. Karena kami lihat untuk menjadi negara maju 2045 kita harus mengubah konsep ekonomi kita dari efisiensi driven ekonomy menjadi inovation driven economy,” tegasnya.
Sementara itu, anggota laboratorium VR ITS, Thomas Ari Krisdianto menuturkan nantinya, laboratorium akan diperuntukkan bagi multi departemen. Sehingga diharapkan semua departemen berinduk pada yang tertarik dengan dunia VR. Terlebih dalam lingkup kampus, VR akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, juga bisa digunakan untuk perawatan dan sistem operasional enginering. Misalnya mereka yang bekerja di pembangkit tenaga listrik bisa mempelajari sistem yang bekerja dalam pembangkitnya lewat VR. Kemudian, mereka bisa menentukan masa pemeliharaan, kerusakan dan deteksi.
“VR sendiri sebenarnya metode berkomuniasi dengan visual dan rasa. Karena ada getaran, ada motion yang bisa dirasakan. Dan mempunyai view 360 derajat supaya kita bisa berjalan. Jadi memang sangat interaktif,” urainya.
Thomas juga menuturkan, ada empat tema yang akan dikerjakan dalam laboratorium VR nantinya. Yakni biomedik, berbasis mobil dengan sistem thor yang dimiliki ITS, pembangkit tenaga listrik dan layanan di dalam ITS.
“Rencana kedepan kami ingin dunia VR lebih personal dinikmati dan aplikatif. Ke depan kita juga aknn mengembangna suhu dalam VR agar bisa dirasakan,” pungkas dia. [ina]

Tags: