Menristekdikti Targetkan Jatim Jadi Lumbung Peternakan

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir usai meresmikan Agro Science Tecnopark di salah satu perguruan tinggi  Universitas Islam Lamongan (Unisla) didampingi Wakil Bupati Kartika Hidayati dan Rektor Unisla Lamongan Bambang Eko Molejono.(Alimun Hakim/Bhirawa)

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir usai meresmikan Agro Science Tecnopark di salah satu perguruan tinggi Universitas Islam Lamongan (Unisla) didampingi Wakil Bupati Kartika Hidayati dan Rektor Unisla Lamongan Bambang Eko Molejono.(Alimun Hakim/Bhirawa)

Lamongan,Bhirawa.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir meresmikan Agro Science Tecnopark di salah satu perguruan tinggi  Universitas Islam Lamongan (Unisla), pada Sabtu (3/9).
“Harapan saya ke depan, Unisla ini akan menjadi HAP (Hasil Akhir Program, red) untuk pengembangbiakan sapi di Lamongan khususnya dan Jatim bagian utara, seperti Tuban, Gresik dan lainnya,” ujar Nasir seusai menghadiri wisuda sarjana di kampus yang berada di Jalan Veteran Lamongan ini.
Lebih lanjut, Nasir mengatakan, Kemenristekdikti telah memberikan berupa semen sapi beku ke Agro Science Tecnopark Unisla. Menurutnya, semen beku yang diberikan merupakan hasil dari rekayasa genetika yang telah dikembangkan Kemenristekdikti.
“Maka ini sudah dilakukan, ke depan Unisla bisa jadi pusat pembuntingan di Jawa Timur, betina unggul bisa diciptakan Unisla,” katanya di dampingi Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati dan Rektor Unisla Bambang Eko Muljono.
Dengan adanya Tecnopark di Unisla,  dan Universitas Brawijaya Malang yang sudah berdiri sebelumnya, Mohammad Nasir menargetkan, Jawa Timur ke depan akan menjadi lumbung peternakan.
“Yang mana peternakan itu tidak jauh dari pertanian, kalau jadi lumbung pertanian harus ada impact bagi peternakan, kalau tidak ada impact limbahnya terbuang, maka harus ada hubungan peternakan dan pertanian, kalau itu dilakukan akan bisa sinergi,” tambahnya.
Sementara itu,Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir yakin, Indonesia akan mampu mewujudkan swasembada daging sapi secara mandiri dalam 10 tahun ke depan.
“Tujuannya swasembada daging segera kita selesaikan. Indonesia harus mengembangkan secepatnya untuk ini, apalagi presiden telah mencanangkan 10 tahun ke depan indonesia harus swasembada daging ini,” ujarnya usai meresmikan Agro Science Tecnopark di Universitas Islam Lamonngan
Menurutnya, Kemenristek mendapat tugas untuk menjalankan proses di hulu dalam pembibitan pembibitan sapi potong unggulan. Upaya hulu ini mampu diselesaikan dalam waktu enam tahun apabila dilakukan secara konsisten salah satunya dengan penyediaan bibit atau sperma sapi unggulan.
“Kemenristek mendapat tugas untuk mengkoordinasikan selama 5 tahun harus selesai ditingkat hulunya, hulunya adalah menyelesaikan pada bibit. Menristek ada di hulunya karena bagian riset,” sambungnya  di dampingi Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati dan Rektor Unisla Bambang Eko Muljono.
Nasir mengatakan, sperma-sperma sapi unggulan nantinya dapat dibagikan kepada sejumlah pihak, baik industri maupun petani.
Untuk menuju swasembada daging, Nasir mengatakan, Indonesia membutuhkan dua sampai tiga juta semen beku.
“Pada tahap pembuntingan itu, pembuntingan tidak akan menjadi sapi yang dipotong tapi akan menjadi indukan, indukan butuh waktu 2-5 tahun,” beber Mohammad Nasir.
Apabila proses itu berjalan konsisten, besar kemungkinan Indonesia mempunyai stok yang cukup untuk swasembada daging sapi. “Baru tahun ke 6-7 ke pemotongan, kita akan memanen hasilnya. Puncaknya 10 tahun memanen daging itu,” yakinnya.
Ia menuturkan ada beberapa lokasi pembibitan sapi potong yang saat ini sedang dikembangkan. Beberapa lokasi itu diantaranya adalah, Sumatera Barat, Bogor, Nusa Tenggara Timur, dan Pare-Pare.
“Kita sudah MoU dengan Gubernur DKI, Jawa Barat, NTT, Jawa Tengah, sudah akan disiapkan lahan bersama bupati/walikota-nya,” urainya.
Lebih lanjut, Ia berharap Kemenristekdikti bisa bergandengan tangan dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Pertanian, Kementrian BUMN, dalam mensukseskan program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo ini. [mb9]

Tags: