Mensos Respon Keluh Anak Perbatasan

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, didampingi Ketua TP PKK Kota Batu, Dewanti Rumpoko, meninjau salah satu kolam ikan yang ada di Kota Batu.

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, didampingi Ketua TP PKK Kota Batu, Dewanti Rumpoko, meninjau salah satu kolam ikan yang ada di Kota Batu.

Kota Batu, Bhirawa
Celoteh dan keluhan anak-anak perbatasan Indonesia – Malaysia pada saat Kongres Anak Indonesia direspon oleh Khofifah Indar Parawansa, dengan menyiapkan berbagai program. Salah satunya menyiapkan kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat. Dan Khofifah juga berpesan ke depan anak-anak Indonesia memiliki permasalahan jangan sampai dengan pendidikan, kesehatan dan perlindungan khusus anak.
Penanganan permasalahan di perbatasan sudah menjadi salah satu program Nawacita Presiden Jokowi dengan meningkatkan pendidikan masyarakat, membangun infrastruktur dan informasi terutama di daerah perbatasan. Sesuai dengan UU perlindungan anak secara intelektual dan spiritual harus dimulai dari orang tua yang memiliki tanggungjawab memberikan perlindungan kepada anak-anak.
“Problemnya kekerasan terhadap anak, problem ketelantaran anak, keterlalaian yang memungkinkan terjadi kekejaman terhadap anak berawal dari rumah. Artinya orang tua harus mendapatkan penguatan dari tanggungjawab yang diembannya,” ujar Khofifah, Jumat (7/8).
Khofifah juga mengatakan bahwa Kongres Anak Indonesia adalah starting poin dengan melakukan refleksi mendasar, ada kebutuhan anak yang harus dijaga. Ada hal penting lainnya pelaksanaan KAI yang berdekatan dengan HUT RI ke-70. Yaitu, proses integrasi bangsa secara subtantif dibangun dari anak-anak.
Ssetelah memberikan sambutan, Khofifah mengundang perwakilan Duta Anak Indonesia 2015, perwakilan kontingen 28 Provinsi peserta KAI, dan seluruh Forkompinda Kota Batu termasuk Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, Ketua DPRD Kota Batu Cahyo Edi Purnomo dan Ketua Penggerak PKK Kota Batu, Ny Dewanti Rumpoko.
Khofifah membagikan bendera Merah Putih kepada seluruh perwakilan tersebut, meminta mengibarkan bendera Merah Putih. “Mari kita junjung bersama-sama dan taruh di dada kita, kalau kita cinta Indonesia taruh Merah Putih di dada kita, kepalkan tangan dan nyanyikan lagu berkibarlah benderaku, mari kita jaga anak-anak Indonesia,” ujar Khofifah.
Tentu saja hal ini membuat perasaan seluruh hadirin bergetar, membangkitkan rasa nasionalisme, seolah menjawab pernyataan bahwa perwakilan Kontingen Kalbar yang mengatakan bahwa di tempat mereka jarang ada Sang Saka Merah Putih berkibar, jarang ada anak Indonesia hapal Pancasila, jarang ada Anak Indonesia berbahasa Indonesia.
Pemandangan menggetarkan tersebut terjadi disaat penutupan Kongres Anak Indonesia (KAI) tahun 2015. Dalam KAI tersebut, peserta berhasil memilih 10 Duta Anak Indonesia dan membuat Suara Anak Indonesia yang akan dibacakan kepada Presiden Jokowi pada 11 Agustus mendatang di Istana Negara.
Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjend) Komnas Perlindungan Anak, Samsul Ridwan,  mengatakan bahwa Kongres Anak Indonesia tahun 2016 akan dilaksanakan di Lampung. Menurutnya sempat ada 3 lokasi pilihan Kongres Anak yakni, di Papua, Lampung dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kita juga mempertimbangkan respon masing-masing kontingen, penyelenggara siap kalau pesertanya tidak siap hadir juga percuma. Karena itu kita akan menjajaki berbagai kemungkinan itu. AKhirnya ditetapkan Kongres Anak tahun depan dilaksanakan di Lampung,”ujar Samsul. [nas]

Rate this article!
Tags: