Mensos RI Sidak Pencetakan Kartu Sakti

Mensos Khofifah Indarparawansa bersama rombongannya menunjukkan tiga kartu yang sudah selesai dicetak. [achmad suprayogi/bhirawa]

Mensos Khofifah Indarparawansa bersama rombongannya menunjukkan tiga kartu yang sudah selesai dicetak. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Untuk memastikan proses pembuatan/pencetakan program pemerintah tentang Kartu Sakti, yang terdiri dari KIP (Kartu Indonesia Pintar), KIS (Kartu Indonesia Sehat) dan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera). Menteri Sosial Sidak ke percetakannya, untuk memastikan kalau pembagian kartu itu tuntas pada 15 Desember 2015.
Mensos Khofifah Indarparawansa didampingi Dirut BPJS, Fahmi Idris dan Direktur Kepersertaan, Sri Endang Tidarwati, bersama jajaran terkait, Rabu (14/10) sekitar pukul 15.30 wib telah tiba di kantor percetakan kartu sakti, yakni PT Jasuindo Tiga Perkasa di Buduran Sidaorjo.
Usai keliling percetakan, Mensos Khofifah Indarparawansa menegaskan, kalau kunjungannya ini ingin memastikan sajauh mana proses pembuatan kartu sakti telah berjalan. Perlu diingat sejak 3 Nopember 2014, Presiden telah melaunching tiga kartu, KIP, KIS dan KKS. Saya ingin menyampaikan, kalau kartu-kartu itu, seluruh percetakan dan distribusi di Kantor Pos akan selesai pada 30 Nopember 2015.
Sambil proses ini tervelivali datanya, nantinya data yang sudah selesai langsung cetak dan langsung dibagikan. Jadi data selesai cetak bagi, data selesai cetak bagi. Mekanismenya menggunakan ban berjalan.
”Mudah-mudahan masyarakat pemerima manfaat tanggal 15 Desember 2015 semuanya sudah terbagi.  Jadi kunjungan kami ke Sidoarjo untuk memastikan tingkat pencetakan dan tingkat presisi, karena butuh proses blandit. Kalau se Indonesia jumlah desanya sebanyak 78 ribu desa. Proses pastinya akan memilah berbasis desa, berbasis kecamatan supaya tak tertukar dengan daerah lain. Kondisi seperti itu butuh sistem IT yang sangat akurat dan terjaga,” jelas Khofifah.
Pada proses pencetakan, endingnya sudah sampai pada pemilahan per desa, pemilahan kecamtanan, pemilahan per kabupaten/kota sampai pada pemilahan tingkat provinsi. Untuk memastikan proses itu berjalan sesuai dengan spesifikasi daerah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa yang telah terdata dengan baik.
Jadi kartu yang dicetak di sini tak hanya Jatim, tetapi Sulawesi Selatan, Gorontalo, juga ada yang dietak di sini dan sudah selesai. Proses pencetakan standar semula 800 ribu per hari, namun kita bisa memaksimalkan 1 juta per hari.
”Percetakan di Kudus dan di Buduran ini mereka saling berbagi, bagaimana caranya 1 juta per hari bisa terpenuhi. Kalau jumlah kartu pintar se Indonesia sebanyak 88,2 juta, ada sekitar 1,8 juta adalah penerima PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Seperti lansia terlantar, desabilitas berat, anak-anak jalanan, anak terlantar semuanya telah terkaver di KIS 2015 ini,” pungkas Khofifah Indarparawansa. [ach]

Tags: