Mentan Nyatakan Sembako Aman

Mentan dan bupati Tantri panen jagung di Paiton.

Probolinggo, Bhirawa
Walaupun 60% lahan jagung di probolinggo alih fungsi, akan tetapi produksi jagung yang ada masih sangatlah memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten bahkan kota Probolinggo, hal ini terungkap saat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Probolinggo. Saat itu bersama Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE dan Wakil Asisten Teritorial Kodam V/Brawijaya berkesempatan melaksanakan panen raya jagung bersama para petani jagung di Desa Randumerak, Kecamatan Paiton.
Menurut bupati P. Tantriana Sari, 60 persen lahan jagung di Kabupaten Probolinggo sudah dialihfungsikan sebagai dampak tol Paspro. Meski begitu, panen yang dihasilkan masih melimpah dan mencukupi. Selalu ada yang harus dikorbankan dalam pembangunan. Termasuk dalam proyek strategis nasional Tol Pasuruan – Probolinggo. Akibat proyek tersebut, ada sekitar 60 persen lahan pertanian jagung di wilayah Kabupaten Probolinggo beralih fungsi.
Meski demikian, panen jagung Probolinggo masih melimpah dan mencukupi. Menurutnya, hasil panen pertanian jagung mencapai 250 ribu ton sepanjang 2018. Sementara konsumsi masyarakat berkisar 4 ribu hingga 5 ribu ton saja. “Untuk kekhawatiran insya Allah tidak ada, namun ke depan tentunya perlu kebijakan susulan agar lahan pertanian yang sudah ada tidak teralihfungsikan, karena tol ini sampai Gending hingga Paiton,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Asyari menyampaikan, luasan lahan jagung di Kabupaten Probolinggo mencapai 46 ribu hektar dan tersebar di beberapa titik. Seperti di wilayah Kecamatan Paiton, Banyuanyar dan Tegal Siwalan. Ia berharap, petani tetap semangat menanam jagung dan tidak merugi saat harga turun. “Soal harga itu bukan kemampuan kami mengontrolnya. Terpenting ke depan itu, bagaimana budidaya jagung lebih minimal dalam usaha taninya. Seperti tanam pakai alat, dengan harapan ketika harga turun petani tidak terlalu merugi,” kata Hasyim.
Mentan Amran Sulaiman juga sempat menyikapi adanya berita dan isu terkait kondisi kekurangan suplai bahan pangan di Indonesia. Saat itu Amran Sulaiman meyakinkan bahwa stok pangan strategis seperti beras, jagung, bawang merah, cabai dan daging ayam dalam negeri aman. Bahkan selain beras, beberapa komoditas bahan pangan lainnya yang dimiliki oleh Indonesia juga telah mengalami lonjakan peningkatan ekspor sebanyak 29,7%. Hal ini merupakan prestasi yang patut untuk di apresiasi bersama.
“Berdasarkan Data BPS, saat ini beras yang tersebar di pasar dan rumah tangga seluruh Indonesia sebanyak 8 ton plus cadangan di Bulog sebanyak 2 juta ton. Ditambah tanaman padi di lahan produktif yang nantinya bisa menghasilkan 10 juta ton. Jika kebutuhan rata – rata beras di Indonesia sebesar 2,5 juta ton per bulan, maka selama 8 bulan kedepan Indonesia tetap swasembada pangan,” tegasnya.
Sedangkan untuk komoditas jagung, Amran menjelaskan bahwa selama tahun 2018 Indonesia sudah ekspor jagung sebanyak 380 ribu ton. Dengan melihat langsung proses panen jagung ini membuktikan bahwa ketersediaan jagung dalam negeri hingga saat ini aman.
“Selama empat tahun sejak tahun 2014 Indonesia impor jagung dari Argentina dan Amerika sebanyak 3,5 juta ton dengan nilai Rp 10 triliun. Kemudian pada 2018 Indonesia shop impor dan sebaliknya sudah mulai mengekspor jagung, hebat engga nih para petani jagung kita,” ungkapnya.
Terkait harga jagung, Amran menyampaikan sesuai dengan perintah Presiden Jokowi, harga jagung di tingkat petani tidak boleh di bawah Rp 3.150 per kg. Perum Bulog telah diperintahkan untuk menyerap jagung petani dengan harga minimum tersebut agar petani ke depan tidak merugi. “Perintah Bapak Presiden, Bulog harus membeli jagung petani Rp 3.150 per kilogram. Tidak boleh di bawah harga ini. Bulog tolong serap cepat, jangan serap dari luar negeri. Kita harus lindungi petani,” tandasnya.
Lebih lanjut Bupati Tantri mengatakan padi dan jagung Kabupaten Probolinggo sudah surplus sejak tahun 2017 dibanding tingkat konsumsi masyarakat. Oleh karenanya Kabupaten Probolinggo termasuk sebagai daerah pemasok, pendukung dan penyuport produksi pertanian Jagung untuk di regional maupun nasional.
“Melihat fakta yang ada di lapangan bahwa tidak ada yg perlu dirisaukan, seperti yang disampaikan para petani tadi bahwa yang mereka inginkan adalah agar bisa bertani dengan baik dan terfasilitasi oleh Pemerintah. Contohnya melalui bantuan bibit berkualitas dan bantuan Alsintan yang sebelumnya juga telah tersalurkan di Kabupaten Probolinggo,” tambahya. [wap]

Rate this article!
Tags: